Saat persahabatan dan cinta yang terpendam yang sudah terjalin dan tersimpan rapat lebih dari lima tahun harus putus karena kejadian semalam membuat Sheila memutuskan untuk pergi meninggalkan Damar, bahkan tanpa sepatah kata pun keluar dari mulut Sheila saat sheila memutuskan untuk pergi.
Dan setelah delapan tahun berlalu saat keduanya di pertemukan kembali dan ingin memperbaiki hubungan masalah dan masalah terus bermunculan.
Apakah mereka bisa bertahan dan bisa mempertahankan hubungan yang baru saja mereka bina ? dan bagaimana cara Sheila dan Damar untuk bisa mendapatkan restu dari Bu Mila yang jelas jelas hanya melihat dari kekayaan dan status sosial ?
Pantengin dan jadikan R-kha author favorit kalian agar kalian bisa mengikuti setiap cerita R-kha
Happy reading 😘😘😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R-kha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan
Altaf kembali ke rumah sakit dalam keadaan yang cukup lega setelah mendapat jawaban dari Damar, bukan hanya kerena hingga saat ini damar masih sendiri tapi juga karena Damar ingin bertanggungjawab atas apa yang terjadi pada Sheila delapan tahun lalu.
" aku harap Sheila bisa menerima keputusan ku nanti karena bagaimanapun Sheila dan Dee berhak bahagia " ucap Altaf yang mulai berpikir tentang masa depan Sheila nantinya.
" baru setelah kamu dan Damar bersatu kakak akan memikirkan kehidupan pribadi kakak " ucap Altaf yang memang hingga saat ini masih memilih untuk sendiri.
" kak, kakak dari mana saja ?" tanya Sheila saat melihat Altaf yang baru saja masuk ke ruang rawat Dee.
" kakak baru saja bertemu dengan Damar " ucap Altaf yang tak akan menyembunyikan apapun dari Sheila.
" kak, jangan membicarakan Damar di hadapan Dee " ucap Sheila yang masih belum ingin Dee bertemu dengan Damar saat dirinya sendiri belum bisa berdamai dengan kehadiran Damar.
" apa kamu tak ingin Dee dekat dengan ayah nya sendiri ?" tanya Altaf yang tak mengerti dengan apa yang di inginkan Sheila saat ini.
" bukan seperti itu kak, Sheila hanya tak mau Damar menjadi dilema saat tau apa yang kami lakukan dulu membuat lahirnya Dee diantara kami " ucap Sheila alasan.
" siapa yang ingin kamu bohongi ?" tanya Altaf yang sangat yakin bukan itu yang Sheila khawatirkan.
" kakak tau bukan itu alasan kamu tak ingin mempertemukan Damar dengan Dee " ucap Altaf yang sangat mengenal adik perempuan nya ini.
" Damar masih sendiri dan jika boleh jujur Damar sangat berharap kalian memiliki anak " ucap Altaf meski tak secara langsung Damar mengatakan itu tapi dari pembicaraan Altaf tau jika Damar seperti yang iya duga.
" apa Kaka cerita tentang Dee pada Damar ? " Tanya Sheila yang berharap Altaf belum menceritakan tentang Dee sebelum dirinya.
" kamu tenang saja, yang berhak memberitahu Damar hanya kamu bukan orang lain " ucap Altaf yang tau bagaimana memposisikan diri.
* terima kasih kak " ucap Sheila yang merasa jauh lebih lega bukan karena Damar belum mengetahui tentang Dee tapi akan ada waktu yang tepat untuk mereka berdua berbicara dan mengenalkan Dee.
" oh iya dimana ibu ?" tanya Altaf yang baru sadar ketidak hadiran ibu mereka di ruang rawat Dee.
" bunda butuh istirahat dan Sheila meminta bunda untuk istirahat di rumah " jelas Sheila yang langsung di setujui oleh Altaf karena fisik bunda Silla saat ini sudah tidak seperti delapan tahun lalu.
" kakak juga sebaiknya pulang temani bunda, Sheila di sini jaga Dee " ucap Sheila yang tak bisa membiarkan Bu Silla seorang diri di rumah.
" satu lagi kak, kakak tidak memberitahu jika Sheila ada di rumah sakit kan ?" tanya Sheila yang mana sheila yakin Altaf paham apa yang iya maksud.
" maaf tapi untuk yang satu itu kakak memberitahu Damar karena Damar tak membiarkan kakak pergi tadi " ucap Altaf.
Setelah mengatakan itu Altaf pun pergi meninggalkan Sheila yang kita tak bisa berbuat apa apa lagi jika Damar sampai nekad menemui dirinya di rumah sakit.
Lain halnya dengan Damar yang memang belum memiliki ataupun mendapatkan tempat tinggal karena kepindahan dirinya ke kota ini begitu sangat mendadak hingga Damar memilih menginap di hotel untuk sementara waktu sampai dirinya mendapatkan tempat tinggal yang menurutnya layak.
" aku harus mencari hotel dekat sini untuk ku tinggal beberapa hari tapi sebelum itu aku akan menemui Sheila di rumah sakit dan untuk memastikan apakah Dee yang aku kenal adalah Dee yang sama yang ternyata anak Sheila " ucap Damar saat mengingat apa yang Diva katakan tadi di kantor.
Meski Altaf tak menjelaskan secara gamblang apakah akibat malam itu Sheila hamil atau tidak tapi entah kenapa Damar sangat yakin jika Dee yang Diva maksud memang lah anak nya dengan Sheila.
" ok, Sheila kita harus menjernihkan semuanya dan kita akan menentukan kemana arah hubungan kita nanti " ucap Damar yang tak bisa menunggu lebih lama lagi.
Damar pun mulai melajukan mobilnya menuju rumah sakit ibu dan anak yang berada di tengah pusat kota Serang seperti yang Altaf sampaikan tadi padanya, meski mungkin tak mudah mengajak Sheila berbicara tapi Damar akan mencoba semampu yang iya bisa.
" nomor dua ribu lima " ucap Damar sambil terus memastikan setiap nomor yang ada di depan pintu kamar rawat, hingga akhirnya Damar sampai di depan sebuah pintu yang bertuliskan dua ribu lima.
Perlahan tapi pasti Damar membuka pintu ruang rawat dan dari dalam terdengar suara renyah tawa seorang ibu dan anak laki laki yang menurut Damar sangat tak asing di telinganya.
" tuhan, aku harap aku sampai pada titik dimana aku bisa meraih kebahagiaan dalam hidupku " ucap Damar yang semakin melangkah masuk ke damar ruang rawat Dee yang ternyata berhasil menghentikan suara renyah tawa antara ibu dan anak yang kini sedang menatap ke arahnya.
" bunda dia siapa ?" bisik Dee yang baru pertama kali bertemu Damar.
" aku.. " belum selesai Damar melanjutkan ucapannya Sheila sudah memotongnya bahkan memperkenalkan dirinya pada Dee.
" sayang, dia pak Damar atasan ibu yang baru di kantor " ucap Sheila yang tak ingin mengenalkan Damar sebagai ayah kandung Dee yang sebenarnya setidaknya untuk saat ini.
" apa dia pak Damar yang sama yang kita bicarakan ?" tanya Dee penuh harap tapi dengan sigap Sheila menggelengkan wajah nya meski Sheila tau Dee mungkin akan patah hati karena harapannya tak tercapai.
" Sheila kenapa kamu " lagi lagi Sheila memotong pembicaraan Damar yang ingin memperjelas statusnya di hadapan Dee saat ini.
" maaf pak kita bicara di luar, Dee butuh istirahat " ucap Sheila yang tak ingin Damar mengatakan apapun sebelum berbicara dengannya terlebih dahulu.
" sayang, bunda mau bicara dulu sama atasan bunda "
" Dee istirahat ya, bunda hanya sebentar " ucap Sheila sambil membantu Dee merebahkan tubuhnya dan tak lupa menyelimuti tubuh mungil Dee.
" mari pak kita bicara di luar " ajak Sheila sambil berjalan lebih dulu dan mau tak mau Damar mengikuti langkah Sheila yang sudah membuka lebar pintu ruang rawat Dee.
Hampir lima menit keduanya hanya saling diam bahkan keduanya sama sama saling menundukkan wajahnya hingga tiba tiba tangan Damar meraih tangan Sheila yang Sheila letakkan di atas pahanya.
" aku minta maaf, aku sadar tak seharusnya aku memanfaatkan situasi kamu malam itu "
" tapi aku tak pernah menyesali itu karena aku melakukan pada orang yang aku cintai dan aku jaga selama ini " ucap Damar yang berhasil membuat Sheila mengangkat wajahnya dan akhirnya pandangan keduanya pun bertemu.
" kamu tak salah dengar, aku tau arti dirimu dalam hidupku setelah kamu pergi dari ku dan aku tak bisa menemukan mu "
" aku mencintaimu Sheila dan aku ingin kita menikah dan memberikan Dee keluarga yang utuh seperti keluarga pada umumnya " ucap Damar yang kini sudah memiringkan duduknya dan juga sudah menggenggam kedua tangan Sheila.
" tapi bagaimana dengan ibumu ?"
" ibu mu tak akan pernah menerima ku dan Dee sampai kapan pun, dan aku tak mau itu "
" kita akan berjuang untuk bisa meraih restu ibu dan aku yakin kehadiran Dee akan mempermudah jalan kita untuk bisa meraih itu "
✍️✍️✍️ apa Sheila akan menerima ajakan Damar untuk menikah ?
Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Love you moreee 😘 😘 😘