"Jangan bunuh aku, tidaaaaak."
Crassss.
Kepala jatuh menggelinding dari anak nya ketua kampung yang baru menikah, sejak saat itu setiap malam purnama maka akan selalu ada korban yang jatuh, banyak nya korban dengan bentuk sama membuat wanita sakti bernama Purnama juga di curigai oleh banyak orang.
Benarkah bila Purnama si wanita ular kembali di jalan yang sesat?
Benarkah bila kata orang dia kembali kejalan sesat untuk menyempurnakan ilmu nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4. Purnama berdarah
Purnama menyinari bumi dengan cahaya yang sangat terang benderang, sudah satu bulan sejak kematian nya anak Pak Lurah. maka dari itu rumor nya sudah mulai padam lagi karena sama sekali tidak ada titik tuntas nya, polisi juga tidak bisa menangkap pelaku sehingga semua hanya membuang uang nya Pak Lurah saja yang sudah membayar mereka.
Sepasang muda mudi sedang duduk di bangku taman karena ini pas malam minggu pula sehingga cocok untuk pacaran bagi yang punya kekasih, sambil membawa makanan dan juga minuman serta obat nyamuk juga agar mereka tidak bergaruk karena di gigit oleh hewan yang berdenging itu tentu nya.
Bukan cuma satu atau dua pasang yang sedang duduk pacaran, tapi jarak nya lumayan jauh lah karena bangku taman memang di stel begitu. kalau jarak nya terlalu dekat nanti yang ada malah tidak nyaman karena obrolan bisa di dengar oleh pasangan lain, orang yang membuat kursi tentu nya tau jarak yang di butuhkan.
Bila ada yang sedikit nakal maka gaya pacaran nya agak ugal ugalan, sebab anak muda sekarang banyak yang kurang ajar karena penasaran dengan rasa nya. nanti bila sudah kejadian sampai melendung maka akan menyesal dan menangis, kebanyakan di usia remaja ini mereka banyak yang hamil lalu mengalami nasib buruk.
Ada yang gantung diri atau juga mati saat aborsi, bahkan yang patah nya ada yang sampai melahirkan lalu si bayi di buang oleh Ibu kandung. kebanyakan dari mereka adalah masih remaja dan salah pergaulan, akibat rasa penasaran yang tinggi serta tidak bisa mengendalikan hawa nasfu yang bersarang dalam otak.
"Ayo dong di jilat, Beb." pinta Doni pada Sarti kekasih nya.
"Nanti di lihat orang gimana, apa kita pindah yang agak gelap itu saja." ajak Sarti menunjuk bawah pohon.
"Boleh lah, kalau di sana pasti ada tambahan nya dong." girang Doni karena nafsu yang sangat besar dalam hati ini.
"Nah kan di sini gelap, tidak ada yang lihat." Sarti menata posisi untuk jilat ice cream.
"Ayo buruan, sudah sesak sekali ini." Doni tidak sabar.
Sarti mengambil ice cream coklat tanpa rasa dan memasukan kedalam mulut nya, Doni yang bersandar pada batang pohon hanya merem melek menikmati nya dengan rasa luar biasa. zaman sekarang hal begitu di anggap wajar, terutama di kalangan anak muda yang baru menanjak.
"Sssshhh, oohhhh!" Doni memegang kepala kekasih nya.
"Hmmmmp!" Sarti maju mundur untuk menjilat nikmat.
"Aduh enak nya, aku mau keluar kayak nya ini." Doni tegang karena sesuatu sudah mendesak ingin keluar dari tempat nya.
"Cepet banget kamu keluar." Sarti mengusap mulut nya yang kena cairan.
"Kamu pinter sih jadi kan aku gampang keluar." dalih Doni tidak ingin kelihatan lemah.
Sarti mengusap mulut nya dengan tissu agar hilang rasa pahit dan amis ini, Doni meraba paha kekasih nya yang putih mulus itu dan jari nya menyelinap masuk kedalam kain segita berenda milik Sarti.
"Jangan gitu, aku geli." Sarti malah membuka kaku nya lebar.
"Apa di masuki saja ya, Beb?" tawar Doni terangsang.
Sarti malah mengangguk karena dia juga terangsang dengan sentuhan nya Doni, namun pria ini tidak ingin langsung melakukan nya, dia menundukan kepala karena penasaran dengan rasa nya. Sarti sampai terdongak karena rasa nikmat ini, sampai tidak sadar bahwa di belakang nya ada sosok hitam sedang berdiri dengan celurit besar.
"Uuughh, terus ooh." Sarti merintih kenikmatan.
Namun detik kemudian dia membuka mata karen adi leher nya terasa benda dingin, belum sempat teriak. darah langsung mengucur deras karena celurit yang begitu tajam menebas leher hingga kuntung, Doni tidak sadar bahwa kekasih nya sudah tanpa kepala.
Malah dia mengira Sarti sangking enak nya sampai tubuh bawah bergetar separah ini, tak lama dia mendongak saat tubuh Sarti roboh karena melihat bayangan hitam berdiri di depan nya.
"Aaagkkk!" Doni menjerit ketakutan melihat Sarti tanpa kepala.
"Tidak usah kau berteriak, sebentar lagi kau juga akan menyusul dia." seringai jubah hitam seperti setan kegelapan.
"Si-siapa kau?" Doni ingin lari tapi tidak bisa.
"Malaikat pencabut nyawa!"
"Ampuni aku! apa salah ku padamu?" otong Doni sampai ciut kembali sangking takut nya.
"Salah mu karena bahagia, aku tidak suka melihat orang bahagia." jawab Jubah hitam.
"Bangsaaaat!" pekik Doni berusaha lari meninggalkan bawah pohon yang sangat gelap ini.
Namun jubah hitam menarik kaki nya hingga dia jatuh telungkup di atas rumput, Doni menjerit histeris karena bagian punggung langsung di sambut dengan sabetan celurit besar hingga hancur berdarah darah.
"To-tolong...tolooooong!" jerit Doni kesakitan sekali.
"Pada siapa kau ingin minta tolong, bukan kah ini seimbang sekarang? kau tadi merasa sangat bahagia, lalu sekarang tinggal penderitaan nya." seringai jubah hitam.
"Jangan bunuh aku, tolong lah jangan bunuh aku." Doni memohon belas kasihan dari sosok menyeramkan imi.
"Kau tidak perlu takut begini, lagi pula nanti kekasih mu akan ada di sana." Jubah hitam mulai mengalungkan celurit nya yang sangat menakutkan.
"Jangan begini, ku mohon jangan bunuh aku! tolong kasihani lah aku, maafkan kesalahan ku." Doni memelas iba pada jubah hitam yang siap membunuh nya.
Namun dia bukan lah malaikat pengampun, jubah hitam mencacah kembali tubuh nya Doni hingga hancur lebur tubuh pria ini. aneh nya memang para pengunjung lain sama sekali tidak ada yang mendengar pekik sakit nya Doni, padahal banyak pengunjung serta orang jualan juga banyak yang berbaris di sana dan mereka tidak dengar.
"Aggghhk, aaahhhk!"
Doni merangkak meninggal kan bawah pohon karena berharap akan ada orang yang menolong nya, namun semua hanya sia sia saja. Jubah hitam lebih cepat, dia menjambak rambut Doni dan mendongakan kebelakang, lalu dengan sadis nya menarik celurit hingga leher Doni terputus dari raga nya yang masih menggelepar.
"Kau pantas mendapatkan nya." jubah hitam melemparkan kepala Doni sembarang arah.
Pluuuk.
Menggelinding kepala anak laki laku yang baru berusia delapan belas tahun ini, darah membasahi bumi dari raga nya Sarti dan Juga Doni. lagi lagi Purnama yang jadi saksi atas kematian dua manusia ini, orang lain tidak ada yang dengar karena telinga mereka seakan di sumbat sesuatu.
"Ahhahaaaaa..."
"Besok malam minggu depan kita kesini lagi ya." ujar muda mudi lain
Jubah hitam berkelebat pergi meninggal kan tempat ini bersama hewan yang begitu menyeramkan sekali, berbentuk serigala tapi bagian leher sudah putus dan di sambung dengan jahitan kasar sehungga darah nya tetap menetes.
atau jangan² ini ulahnya pak lurah lagi
dan yg pasti,slah 1 d antara mreka adlh plakunya...