Aurora, seorang CEO yang merupakan gadis multitalenta harus merenggang nyawa karna keserakahan tangan kanannya sendiri yang berniat merebut perusahaan yang dia bangun sejak dulu.
Ketika sebuah peluru terlepas menembus jantungnya, Dan di detik kemudian gadis itu telah berada di dunia yang berbeda.
Jiwanya menempati tubuh putri dari seorang jendral perang yang terkenal dengan sampah karna tidak mampu berkultivasi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pio21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertarungan level langit tingkat 9
Wuhshhhhhh
Bommmm
Dia melepaskan serangannya, namun Sashuang bisa memprediksinya sehingga dengan cepat menghindar.
Namun serangan tuan Jeili menabrak dinding hingga menciptakan tanah yang mereka pijaki bergetar.
Meilan menatap takjub serangan itu, itu kah dasyatnya serangan dari kultivator alam langit.
"Yang mulia kaisar sebaiknya segera berlindung, sepertinya pertengkaran tidak bisa terelakkan lagi"
"Meier kau juga"
Jendral Bai segera memberikan instruksi, Semua orang segera menjauh dari tempat pertengkaran tersebut, mereka tentu saja tidak ingin menjadi korban dengan cuma cuma.
"Ayah menurutmu siapa yang menang, apa bibi Sashuang atau tuan jei jei itu"
Sahut Meilan dengan antusias.
Sedangkan Jendral Bai tampak menganga mendengarnya, bukankah gadis itu seharusnya khawatir? Pertikaian ini terjadi karna dirinya tapi apa yang diharapkan pada Meilan.
Lantas pria itu segera berbalik kearah kaisar Jing Guang, Menundukkan sedikit kepalanya kemudian berkata
"Maafkan mulut putri hamba yang mulia, dia masih belum dewasa menyikapi sesuatu"
Kaisar Jing Guang mendengarnya namun memilih tidak menanggapi, dia hanya fokus pada pertarungan di depan sana, dia juga merasa penasaran dengan tingkat kemampuan wanita misterius yang mengaku saudara dari istri jendral Bai.
Dia ingin tau apakah wanita itu benar benar kuat? Atau hanya bersikap sombong terhadap lawannya tanpa berfikir sebelum bertindak lebih dulu.
Meilan mendengus kesal ketika ayahnya tidak menimpali perkataannya, Lantas kemudian dia berbalik menatap tuan besar Bai.
"Aku rasa bibimu akan menang"
Ucap tuan besar Bai yang sedari tadi memperhatikan pertarungan.
"Benarkah?"
Meilan bertanya dengan antusias
"Tentu saja, Kau hanya perlu menyaksikannya hingga akhir ketika ingin membuktikannya"
Timpal tuan besar Bai kembali.
Meilan semakin penasaran dia menonton pertarungan itu dengan antusias
Di depan sana
Wushhhhhh
Sinar tajam kembali melesat ke.arah Sashuang, tapi wanita itu menghindar dengan gesit.
"Kau cukup mampu menghindar, tapi itu belum cukup"
Tuan Jeili berkata dengan dingin.
"Benarkah? Kalau begitu aku sangat menantinya"
Sashuang berkata dengan tenang.
Tuan Jeili yang mendengar itu semakin tidak senang, dia mengeluarkan auranya untuk menekan wanita di hadapannya, aura alam langit tingkat 9 menyebar di ruangan.
Sashuang tersenyum tipis, dia jelas saja tidak terpengaruh dengan tekanan itu, dan ketika wanita itu membuka tangannya aura level langit tingkat 9 juga menyebar menciptakan kesesakan yang luar biasa.
Semua orang jelas saja terkejut, tidak menyangka jika wanita dihadapannya berada di tingkat yang sama dengan tuan Jeili.
Mereka fikir pantas saja jika wanita itu bersikap begitu sombong, tentu karna di adalah genius muda yang begitu berbakat
Tuan Jeili merasa tidak senang, wajahnya menjadi hitam, Dia kembali melepaskan serangannya tinjunya meluncur kearah Sashuang, seharusnya untuk usia gadis itu yang masih berada di umur 24 tahun, tinju itu sudah cukup mematikan.
Sashuang tentu saja tidak tinggal diam, Dia juga membalas dengan melepaskan tinjunya.
Tinju mereka saling bertubrukan dengan keras membuat energi spritual yang kuat saling bertabrakan hingga menciptakan getaran yang kuat.
Puing puing bangunan saling berjatuhan hingga membuat ruangan yang tadinya rapi kini terlihat begitu berantakan dan kerusakan terlihat dimana mana.
Dua sosok dengan genre berbeda itu saling bertarung dengan mengeluarkan kemampuan mereka tampa henti.
Sashuang merasa energinya mulai terkuras, keringat membanjiri tubuh wanita itu, namun pergerakannya masih terlihat begitu tenang.
"Mari kita akhiri sekarang"
Ucap Sashuang yang membuat tuan Jeili menjadi waspada, dia menyipitkan matanya ketika melihat wanita itu mengeluarkan sesuatu di balik jubah putihnya.
Sashuang mengeluarkan senjatanya, kemudian menjulurkan senjata tersebut keudara , sebuah kipas bewarna putih terlihat di tangannya, aura sakral menyelimuti senjata milik wanita itu.
Tuan Jeili melototkan matanya, terlebih ketika dia merasakan tekanan yang dahsyat dari kipas wanita itu.
Sashuang bergerak begitu cepat, menebas udara kearah tuan Jeili tanpa membiarkan pria tua itu bergerak untuk menghindar lebih dulu.
BOMMMM
Ledakan dahsyat terjadi
Tuan Jeili terpukul mundur, tubuhnya terbang menubruk dinding yang ada disana
Keretakan yang terlihat di dinding tersebut cukup menandakan jika serangan Sashuang benar benar mengerikan.
Uhukkkk uhukkk
Tuan Jeili terbatuk mengeluarkan seteguk darah, dia merasakan sakit luar biasa di belakangnya, lantas menatap gadis di hadapannya dengan penuh kamarahan.
Namun perhatiannya segera teralihkan pada senjata milik wanita itu, dia menatapnya dengan keserakahan
Sashuang yang menyadari tatapan pria tua itu segera menyimpan kembali kipas miliknya.
"Aku akan kembali"
Teriak tuan Jeili yang kemudian segera menghilang dalam udara.
Meilan segera mendekat kearah bibinya itu
"Bibi kau tak apa?"
Dia bertanya dengan cepat.
"Tentu, Dia tidak akan mampu melukaiku"
Jawab wanita itu kemudian dengan tenang, namun hati wanita itu tetap merasa resah sepertinya di harus meningkatkan kekuatannya secepat mungkin, dia yakin pria tua itu akan kembali.
"Maafkan karna kejadian ini kau harus terlibat"
Jendral Bai menundukkan kepalanya, dia sedikit menyesal, seharusnya dia memberi penyambutan yang baik untuk saudara istrinya.
Sashuang terkekeh pelan
"Itu bukan masalah, Aku tidak akan membiarkan orang lain memaksa keponakanku"
Jawab wanita itu dengan anggun.
"Kalau begitu istirahatlah lebih dulu, pasti terlalu melelahkan melakukan perjalanan yang jauh"
Kini tuan besar Bai juga membuka mulutnya, dia tampak merasa senang dengan kedatangan wanita muda itu, tentu dia akan merasa senang menyambut kedatangan genius muda di kediaman Bai.
"Meier antar bibimu ke paviliun belakang"
Ucap jendral Bai yang memerintahkan putrinya.
Meilan menganggukkan kepalanya, bergerak pergi dari sana bersama Sashuang yang mengikutinya dari belakang.
****************
Di istana kekaisaran
Putra mahkota Jingguo yang melihat kepulangan ayahnya seketika melebarkan senyumnya.
Setelah pertengkaran dengan Meilan di hari itu membuat dia meminta pada ayahnya untuk mempercepat pernikahannya.
Dia benar benar tergoda dengan kecantikan tunangannya, Apa lagi melihat sikap gadis itu membuatnya merasa tertantang. Meskipun di sisi lain dia merasa heran dan terkejut dengan perubahan Meilan.
Namun dia memilih mengesampingkannya, dia benar benar tidak sabar untuk menikmati kecantikan Meilan.
"Ayah kaisar, bagaimana? Kapan aku harus menyiapkan pernikahannya?"
Putra mahkota Jingguo segera bertanya tidak sabar.
Mendengar pertanyaan putranya membuat kaisar Jing Guang menghela nafasnya kasar.
"Jinger, sebaiknya kau melepaskan Meilan, gadis itu benar benar tidak ingin menikah denganmu"
Ucap kaisar Jing Guang
Wajah Putra mahkota Jingguo menjadi tidak enak di pandang.
Dia adalah pribadi yang keras kepala, sejak kecil dia selalu mendapatkan apa yang di inginkan, dan tentu saja ketika Meilan menolaknya membuat dia tidak terima.
"Ayah bisa menekannya, keluarga Bai tidak mungkin berani menentang ayah kaisar, kalau perlu bawah tuan Jeili bersama"
Timpal putra mahkota Jingguo yang tidak ingin menyerah.
"Jangan berfikir untuk mengusik keluarga Bai, dia sudah cukup berpengaruh selama ini"
Kaisar Jing Guang mendesah pelan.
"Dan untuk saat ini dan kedepannya Keluarga itu tidak boleh di sentuh oleh siapapun, tadi dia kedatangan seorang wanita muda yang mengaku adik dari Mei yin ibu dari Meilan, Kekuatan wanita muda itu tidak bisa di prediksi, dan Tuan Jeili juga sempat bertarung dengan wanita itu, mereka berada di tingkat yang sama, dan hasil akhirnya tuan Jeili kalah di tangan wanita itu"
Jelas kaisar Jing Guang kemudian, pikirannya berkelana mengingat bagaimana kemampuan gadis itu ketika melawan tuan Jeili yang merupakan orang terkuat di kekaisaran.