Anindya Alyssa seorang wanita manis yang memiliki warna kulit putih bersih, bekerja sebagai waiters di salah satu hotel yang cukup terkenal di kotanya. Hidup sebatang kara membuat harapannya untuk menjadi sekretaris profesional pupus begitu saja karena keterbatasan biaya untuk pendidikan nya.
Namun takdir seakan mempermainkan nya, pekerjaan sebagai waitres lenyap begitu saja akibat kejadian satu malam yang bukan hanya menghancurkan pekerjaan, tetapi juga masa depannya.
Arsenio Lucifer seorang pria tampan yang merupakan ceo sekaligus pemilik dari perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur. Terkenal akan hasil produksi yang selalu berada di urutan teratas di pasaran, membuat sosok Lucifer disegani dalam dunia bisnis. Selain kehebatan perusahaan nya, ia juga terkenal akan ketampanan dan juga sifat gonta-ganti pasangan setiap hari bahkan setiap 6 jam sekali.
Namun kejadian satu malam membuat sifatnya yang biasa disebut 'cassanova' berubah seketika. Penolakan malam itu justru membuat hati seorang Lucifer takluk dalam pesona seorang waiters biasa.
Lalu bagaimana kisah Assa dan Lucifer?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14
Anin kembali melanjutkan pekerjaannya sebagai waiters restoran, meski wajahnya selalu menunjukkan senyuman kepada teman dan juga para pelanggan, namun sebenarnya hatinya itu selalu menangis, meratapi nasib nya yang begitu buruk.
"Nin, kok ngelamun aja? ayo ih antar pesanannya," ajak Desi menyadarkan Anindya dari lamunannya.
"Iya, baiklah." Balas Anin segera melanjutkan pekerjaannya.
Anin mengantarkan pesanan meja nomor 1 yang mana tepat berada di dekat pintu masuk menuju restoran, saat ia sedang meletakkan pesanan pelanggan nya di meja, tanpa sengaja matanya menangkap sosok Arsen yang sedang berjalan menuju restoran.
"Silahkan menikmati makanannya." Ucap Anindya dengan ramah.
Anin bergegas untuk pergi, namun tepat saat ia lewat, pintu restoran dari kaca itu terbuka hingga membentur jidat Anindya yang langsung memejamkan mata sambil memegangi keningnya.
"Astaga, apa yang kau lakukan? kau tidak apa-apa?" tanya Arsen terkejut bahkan reflek memegang bahu gadis itu.
"S-saya tidak apa-apa, Pak. Permisi," jawab Anindya kemudian segera menjauh dari Arsen.
Anindya menganggap Arsen bagai sebuah kuman dan penyakit yang mana jika ia dekati maka ia bisa sakit atau bahkan tiada. Akan lebih baik jika dirinya menjauh, jangankan mendekat, menatap pun jangan sampai.
Sementara Arsen menatap punggung gadis yang tampak takut padanya dengan tatapan biasa, ia berdehem sesaat kemudian segera duduk diikuti oleh Tuan Lee, selaku asistennya.
"Duduklah dan jelaskan." Ucap Arsen pada asistennya.
Asisten Lee duduk di hadapan Arsen, ia mulai menjelaskan pekerjaan yang memang mereka tengah lakukan. Arsen tampak fokus pada penjelasan yang diberikan asistennya, namun seketika fokusnya pecah melihat Anindya sedang tersenyum kepada pelanggan.
Senyuman itu tampak begitu manis, bahkan wajahnya yang cantik berhasil menghipnotis seorang Arsen yang terkenal akan sikap gonta-ganti pasangan. Biasanya ia akan menganggap wanita sebelah mata dan remeh, terlebih lagi Anin berbeda dari gadis lainnya, penolakan yang dilakukan gadis itu membuatnya teringat bagaimana tamparan keras di pipinya.
Arsen tersenyum tipis, ia mengusap pipinya dengan gerakan pelan.
"Tuan." Panggil Asisten Lee menyadarkan Arsen.
"Ya, katakan?" sahut Arsen tampak menetralkan lagi wajahnya.
"Jadi bagaimana menurut anda?" tanya Asisten Lee dijawab anggukkan kepala oleh Arsen.
"Saya setuju saja, lakukan dengan cepat." Jawab Arsen seraya menandatangani surat yang diberikan Asisten Lee setelah sebelumnya ia sudah baca.
"Saya masih ada satu tugas untukmu." Ucap Arsen tersenyum tipis.
"Iya, Tuan. Ada apa?" tanya Asisten Lee dengan sopan.
"Temui manager restoran ini dan pecat pegawai atas nama Anindya Alyssa." Jawab Arsen seketika membuat Asisten Lee menelan gumpalan salivanya.
"Baik, Tuan." Balas Asisten Lee tanpa berniat untuk bertanya lagi, meski sejujurnya ia penasaran ada apa pada atasannya itu.
***
Anindya membawa troley makanan ke dalam lift, ia harus mengantarkan makanan ke kamar pengunjung hotel, saat di lift tepat sekali Arsen dan Asisten Lee juga datang dan ikut masuk.
"Tuan, tapi lift anda disana." Ucap Asisten Lee mengingatkan karena berpikir atasannya itu lupa.
"Saya ingin naik lift ini, entahlah ada yang membuat saya tertarik." Balas Arsen tersenyum melirik Anindya yang tampak gugup di tempatnya.
Anindya tak menjawab, ia hanya menunduk dan menggenggam erat gagang troley. Ia memilih diam tanpa mendengarkan apalagi memperhatikan pembicaraan dua orang pria.
Lift terbuka, lantai tujuan Anindya telah sampai. Anindya mendorong troley makanan nya lalu membawanya keluar. Anin membalik badan, menunduk menerima hormat pada keduanya.
"Permisi, Pak. Selamat sore," ucap Anindya dengan sopan.
Asisten Lee tampak terkejut melihat nametag yang dikenakan pelayan itu, kini ia tahu apa yang membuat atasannya ini tertarik untuk naik lift umum dan hal yang lebih penting lagi adalah alasan pemecatan yang atasannya minta untuk gadis itu.
"Apa yang kau pikirkan?" tanya Arsen menebak tanpa menatap Asisten nya.
"Tidak ada, Tuan." Jawab Asisten Lee menunduk sopan.
"Jangan berpikir macam-macam tentang saya!" desis Arsen dengan dingin.
"Saya masih sayang dengan nyawa, Tuan." Timpal Asisten Lee membuat Arsen hanya menghela nafas.
Arsen dan Asistennya sampai di lantai tujuan mereka, keduanya segera keluar dan langsung menuju kamar Arsen untuk membicarakan hal lain yang lebih serius.
Like, komen dan vote nya🥰
To be continued