Warning!!
Cerita ini untuk usia 21+, mohon bijak dalam memilih bacaan sesuai usia.
Menceritakan tentang wanita bernama Emma Fiorella (26) yang dimutasikan dari perusahaan cabang ke perusahaan pusat dan bertemu dengan seorang anak kecil yang menabraknya ketika dirinya sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan dan membentak ayah anak kecil itu. Namun siapa sangka pria itu ternyata adalah pemilik perusahaan dimana ia bekerja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gelsomino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26: Curahan hati Leoncio
"Kenapa kalian lama sekali.." pungkas Javier dingin mencoba menetralkan emosinya.
"Kami ke kelas Leon dan Cio mengambil barang-barangnya Pak," ujar Emma.
"Masuk...!" perintah Javier membuka pintu mobilnya. Leon dan Cio masuk ke dalam mobil.
"Ini yang terakhir kali daddy memindahkan kalian. Daddy akan mendaftar kalian di sekolah adik kalian. Jika sampai kalian membuat masalah lagi, daddy tidak akan menyekolahkan kalian lagi," peringat Javier. "Mulai besok kalian akan tinggal di asrama," lanjut Javier membuat si kembar terperangah.
"Dad, kami tidak mau di asrama," pungkas Leon.
"Diam..,tidak ada penolakan Leon," bentak Javier. Leon dan Lucio akhirnya diam.
"Daddy tidak pernah sayang kami, daddy selalu saja marah-marah. Daddy juga tidak pernah percaya pada kami. Yang daddy tau hanya marah lalu menghukum kami. Ternyata apa yang dikatakan teman-teman kami itu benar kalau daddy tidak peduli pada kami. Daddy hanya sibuk bekerja dan bekerja. Apa daddy pernah bertanya apakah kami baik-baik saja selama ini?" ucap Leoncio menumpahkan semua isi hatinya. Air matanya mulai keluar membasahi pipinya. Emma yang tidak tega melihat Leon langsung merangkulnya, memberinya ketenangan. Sementara itu, Javier yang sedang mengemudi terpaku ditempatnya. Perkataan itu membuatnya tertampar. Ia terlalu menyibukkan dirinya hanya karena tidak ingin terbayang-bayang dengan mendiang istrinya hingga mengabaikan ketiga putranya.
"Sayang..., udah ya. Jangan nangis lagi," ujar Emma mengusap punggung Leon. Anak itu semakin mengeratkan pelukannya pada Emma. Ia merasa nyaman saat Emma memeluknya. Lucio yang melihat saudaranya menangis ikut sedih, sejak tadi ia hanya menunduk saja. Sebenarnya Lucio juga ingin dipeluk seperti Leon. Ia juga butuh seseorang yang menguatkannya. Tapi kakaknya lebih membutuhkannya. Seakan tau isi hati Lucio, Emma memberinya pelukan pada Leon.
Setibanya di sekolah Fazio, Javier memarkirkan mobilnya. Ia menarik nafas dalam-dalam lalu turun dari dalam mobil.
"Kak...., kita tidak mau tinggal di asrama," ucap Lucio pada Emma.
"Aku akan coba membujuk daddy kalian," tukas Emma turun dari mobil mengejar Javier.
"Pak..., Pak Javier.., tunggu sebentar. Saya ingin berbicara," panggil Emma. Javier menoleh kebelakang dan melihat Emma mengejarnya.
"Pak, tolong pikirkan kembali keputusan untuk membuat anak-anak tinggal di asrama. Saya yakin mereka akan berubah Pak. Mereka bukanlah anak-anak nakal seperti yang Bapak pikirkan. Saya mohon Pak, kali ini tolong kabulkan permintaan mereka," ucap Emma memohon.
"Sebaiknya kamu temani mereka di mobil. Saya tau apa yang harus saya lakukan," ucap Javier meninggalkan Emma.
Setengah jam kemudian Javier kembali. Javier melihat kedua putra dan sekretarisnya sedang berada di taman sekolah. Javier menghampiri mereka.
" Daddy sudah mendaftarkan kalian, besok pagi kalian akan mulai sekolah disini, setelah daddy pikirkan kalian akan tetap tinggal bersama daddy," ucap Javier membuat Leon dan Lucio senang.
"Terimakasih dad," ujar Leon dan Lucio kompak.
"Beri daddy kalian pelukan.." bisik Emma pada Leon dan Lucio. Kedua anak itu langsung memeluk Javier. Pria itu tampak terkejut namun akhirnya ia membalas pelukan kedua putranya. Ia bahkan lupa kapan terakhir kalinya mereka berpelukan seperti ini.
Emma diam-diam tersenyum menatap Javier. Hingga tatapan mereka bertemu membuat Javier mengerutkan alisnya. Emma yang tersadar refleks mengalihkan pandanganya.
"Ayo kita pulang..," ujar Javier dibalas anggukan oleh kedua putranya.
"Emma, alamat rumah kamu dimana. Saya akan mengantar kamu duluan," ucap Javier.
"Bukankah kita masih ke kantor Pak?" tanya Emma.
#Jangan lupa kasih like, vote, hadiah dan ratenya. terima kasih.