(Novel kedua ku, kisah sederhana dan cinta manis 3 pasang anak manusia)
Bintang adalah seorang mahasiswa tingkat akhir disebuah kampus bergengsi dikotanya. Kehidupannya sangatlah sempurna. Ia memiliki keluarga yang hangat, paras yang tampan dan gagah, tubuh atletis dan tinggi. Memiliki kekasih super cantik seorang primadona kampus. Bintang juga menjabat sebagai ketua BEM dikampusnya, jabatan yang sangat bergengsi bagi mahasiswa sepertinya. Ia juga merupakan anak orang kaya bahkan kampus tempatnya menuntut ilmu adalah milik orangtuanya. Namun bagaimana jika ada 3 perempuan yang tergila-gila padanya dan membuat porak poranda hidupnya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mona, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13. Tidak Usah Bertemu Lagi
...Please kalau gak suka jangan kasih ⭐ 1 dan komen buruk...
...Please kalau gak suka skip aja please...
...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...
Pagi hari pun muncul menyapa, Laras dan Lina sudah berada didalam kelas menunggu dosen datang sementara teman yang lain sedang asik bercengkrama. Tak lama kemudian dosen pun masuk dan memulai perkuliahan. Hari ini ada 2 mata kuliah yang diikuti Laras dan keduanya memberi tugas yang lumayan banyak membuat Laras dan Lina kelimpungan karna tugas nya wajib dikumpul esok hari. Laras dan Lina memutuskan keperpustakaan ingin mengerjakan tugas dengan tenang tanpa gangguan dan mereka juga bisa mencari buku referensi penunjang.
Tak lama mereka berjalan, terdengar Zayyan menyapa.
"Mau kemana adik-adik ?"
"Mau buat tugas diperpus kak" jawab Lina sementara Laras hanya diam.
"Ayo kakak bantu biar tugas kalian cepat selesai" tawar Zayyan yang membuat Lina senang namun tak lama kemudian.
"Laras ikut denganku" ucap Bintang yang membuat semuanya melongo. Pria itu segera menarik tangan kanan Laras tanpa menunggu persetujuan gadis itu. Namun saat baru berjalan Zayyan dengan cepat menahan tangan kiri Laras membuat kedua tangan gadis itu terentang diantara 2 pria tampan.
"Lepaskan tanganmu dari Laras" ucap Bintang dengan nada mendalam dan tatapan tajam, sungguh ia akan menghajar Zayyan jika tetap nekad menyentuh Laras. Namun pria itu tak bergeming, ia pun menatap tajam Bintang. Aura keduanya sangat mencekam, kedua nya tak mau mengalah dan saling melempar pandangan penuh permusuhan. Laras yang menyadari situasi semakin gawat dan berbahaya segera melepas pegangan tangan Zayyan membuat Zayyan kaget dan kecewa sementara Bintang tersenyum penuh kemenangan.
"Maaf kak, Laras ikut dengan kak Bintang. Lina maaf, gak apa-apa Laras tinggal ya ?" Lina pun mengangguk paham sementara Zayyan hanya terdiam dengan mata berkaca-kaca memandang sang pujaan hati bergandengan tangan dengan pria lain. Zayyan pun terduduk di lantai perpus membuat Lina cemas.
"Kak, kenapa ? Kakak baik-baik aja ?" Lina mengusap lembut bahu Zayyan membuat pria itu menatap dalam-dalam wajah Lina.
"Temani aku Lina" ucap Zayyan, ia mengenggam erat tangan Lina dan membawanya menaiki mobil.
🌟🌟🌟
Bintang membawa Laras menuju ke sebuah cafe yang memiliki rooftop yang luas. Pemandangan kota Jakarta terlihat jelas dari atas rooftop. Laras pun terpana melihat ramai nya kendaraan berlalu lalang dan rapatnya bangunan yang menghiasi ibu kota Jakarta. Bintang kemudian mengajak Laras duduk lesehan di sebelah pagar rooftop sehingga mereka tetap bisa melihat pemandangan, suasana semakin nyaman saat angin sepoi-sepoi menerpa tubuh mereka.
Laras melihat tidak banyak pengunjung di rooftop, hanya ada 2 pasangan yang juga lesehan di masing-masing pojok ruangan. Laras bahkan sangat malu dan segera mengalihkan pandangannya saat melihat sepasang anak manusia tengah asik bertukar saliva. Entah kenapa tubuh Laras terasa panas dan tanpa sengaja ia memperhatikan bibir Bintang yang terlihat seksi dan menawan dimatanya. Laras segera menundukkan pandangannya dengan degup jantung menggila. Tiba-tiba saja muncul dipikirannya adegan ia tengah melumat mesra bibir Bintang membuat tubuh gadis itu berdesir hebat. Laras pun menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha mengusir pikiran tak senonoh dari otaknya.
"Kenapa sayang ?" tanya Bintang cemas sementara Laras segera tersadar dari lamunannya.
"Gak apa-apa mas" ucap Laras sambil berusaha mengatur nafas.
Bintang kemudian mengeluarkan handphonenya dan mengirimkan beberapa file ke handphone Wulan. Gadis itu segera membuka chat dari aplikasi Whatsa*p dan terkaget setelah membaca file yang dikirim Bintang.
"Ini..." Laras tercekat, file tersebut berisi seluruh jawaban dari 2 tugas yang diberikan oleh 2 dosen Laras membuat gadis itu tak percaya.
"Tugasnya sudah lengkap sayang, tinggal di print dan kumpulkan besok" terang Bintang membuat Laras tidak bisa berkata-kata. Ia kembali membaca semua kata yang tertera di file dengan hati-hati dan merasa semua jawabannya benar.
"Mana hadiahnya ?" tanya Bintang, Laras pun bingung.
"Hadiah apa mas ?"
"Hadiah bantu buatin tugas" ucap Bintang
"Memang mas mau hadiah apa ?" tanya Laras was-was, ia takut Bintang meminta yang aneh-aneh.
"Cium"
Laras pun menggeleng cepat, ia ingat kembali adegan ciuman dikepalanya barusan.
"Ayo sayang, sekali saja. Mau ya ?" bujuk Bintang, sungguh pria itu sudah pusing tujuh keliling. Sejak lama ia ingin sekali mencicipi bibir Laras yang terus menyiksa nya.
"Maaf mas, jawabannya Ara balikin aja" ucap Laras membuat Bintang kaget. Ia pun menghela nafasnya berat, susah sekali mendapatkan Laras batinnya.
"File nya sudah Ara hapus" lapor gadis itu sambil memperlihatkan layar handphone nya. Bintang lagi-lagi kecewa.
"Kenapa dihapus yank ?" Laras pun tersenyum.
"Mas, sebelumnya Ara mengucapkan maaf dan banyak terimakasih. Mungkin sampai kapanpun Ara tidak akan bisa membalas kebaikan yang sudah mas berikan" ucap Laras membuat perasaan Bintang seketika tak enak.
"Ara harap mas mau membiarkan Ara fokus dalam belajar"
"Apa maksudmu sayang ?" hati Bintang sudah tak karuan.
"Ara ingin menyelesaikan semua tugas sendiri, Ara mendapat beasiswa mas. Jika mas selalu membantu, Ara merasa tak pantas menerima beasiswa itu lagi karna semua nilai yang didapat bukan dari kemampuan Ara" ucap Laras.
"Baiklah jika itu yang Ara mau" ucap Bintang mengalah, Laras pun tersenyum.
"Ara mau pulang mas, harus menyiapkan tugas ini" gadis itu pun berdiri membuat Bintang kelabakan, ia masih rindu dan ingin menghabiskan hari ini bersama Laras. Bintang segera menarik tubuh gadis itu dan mendudukkannya dipangkuan Bintang.
"Apa yang mas lakukan ?" tanya Ara panik.
"Tetaplah disisiku Ara" Bintang memohon dengan putus asa dan menatap Laras dengan sendu. Ia membelai lembut pipi Laras. Gadis itu pun termenung saat mendengar permintaan Bintang. Entah kenapa hatinya terasa sakit, apakah ia terlalu jahat pada pria ini batinnya. Laras pun memandang Bintang dengan tatapan rindu. Wajah mereka sangat dekat bahkan hembusan nafas keduanya terasa menerpa.
Selama beberapa saat mereka saling berpandangan, menyampaikan seluruh rasa cinta didada melalui tatapan mata. Jantung keduanya berdebar kencang, Bintang tak kuasa, ia sangat ingin mendekap dan mengecup bibir Laras. Tanpa sadar pria itu mendekatkan wajahnya pada Laras.
Bintang kemudian melumat kuat bibir gadis itu membuat Laras terkejut bukan main. Ia berusaha mendorong tubuh Bintang namun pria itu mendekapnya dengan kuat.
Bintang terus melumat mesra bibir Laras, lidah Bintang mengulum dan menghisap lidah Laras dengan lembut membuat tubuh Laras bergetar hebat. Seumur hidup ia belum pernah merasakan sensasi dan rasa yang sedang ia alami saat ini. Makin lama Bintang makin mencumbu bibir Laras dengan penuh gairah membuat Laras tak kuasa. Gadis itu mulai terbuai, sesuatu yang aneh mulai menjalari tubuhnya membuat Laras tak berdaya.
Tangan Bintang mulai turun membelai lembut leher Laras, bermain-main disana sejenak membuat seluruh tubuh gadis itu lemas, desiran hebat menguasai Laras. Nafasnya mulai memburu, Bintang tanpa henti mencumbu bibirnya kemudian tangan Bintang turun perlahan meremas lembut kedua bukit sintal Laras secara bergantian membuat gadis itu mendesah putus asa. Gelenyar nikmat semakin membuai nya, birahi hebat makin menderanya. Namun sebagian akal sehatnya meminta ia berhenti Laras pun tersadar dan ia menangis terisak-isak membuat Bintang berhenti dan memandang Laras dengan cemas.
"Sayang, ada apa ?" tanya Bintang dengan suara berat, ia pun sedang berusaha menahan gejolak hasrat yang sedang menguasainya.
"Tolong berhenti mas, aku mohon" ucap Laras lemas, air mata makin membanjiri pipinya. Bintang pun tersadar ia telah berbuat keterlaluan pada sang pujaan.
"Maafkan mas sayang, maaf" Bintang membelai lembut wajah Laras dan menghapus air mata gadis itu.
"Aku mau pulang" ucap Laras serak, ia takut tak bisa mengendalikan diri jika Bintang kembali mencumbunya.
"Baiklah sayangku" Bintang membimbing Laras yang masih linglung dan membawanya memasuki mobil. Sepanjang perjalanan mereka hanya diam dengan pikiran masing-masing. Setelah sampai didepan kos Laras, mereka terdiam beberapa saat.
"Kita tidak usah bertemu lagi mas, terimakasih untuk semua yang sudah mas lakukan pada Ara" ucap gadis itu dingin membuat Bintang ketakutan setengah mati.
"Ara maafin mas sayang, maaf jangan memaksaku menjauhimu Ara" Bintang memohon dengan sangat. Ia berusaha memeluk gadis itu namun Laras mendorong kuat tubuh Bintang.
"Tolong jangan sentuh Ara mas, apa yang sudah mas lakukan barusan adalah hak suami Ara nanti dan mas sudah mengambilnya" ucap Laras pilu, ia benar-benar kecewa pada dirinya sendiri dan menyesali sedari awal mengapa ia membiarkan pria yang bukan muhrimnya menyentuh dirinya. Laras menyesal, jika memang Bintang tulus mencintainya harusnya pria itu menikahinya bukan malah menyentuh dan mencumbu nya tanpa ikatan yang halal.
Bintang kaget luar biasa, ia terpaku dan termenung mendengar ucapan gadis itu bahkan saat Laras turun dari mobilnya ia pun tidak menyadari. Tanpa terasa air mata Bintang mengalir membasahi pipinya.
...****************...