Cahaya Hati Bintang
...Please kalau gak suka jangan kasih ⭐ 1 dan komen buruk...
...Please kalau gak suka skip aja please...
...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...
"Bintang....bangun nak" terdengar suara lembut sang mama membangunkannya.
"Hmmm.." Bintang hanya bergumam pelan.
"Bangun cepetan, antarin mama kepasar" suara mama mulai meninggi melihat Bintang masih memejamkan matanya.
"Ngapain ke pasar ma ?" tanya Bintang, sungguh ia masih mengantuk.
"Ya belanja bahan makanan donk masak mau pergi mandi" mama Ayu mulai sewot.
Adik perempuan Bintang, Kiara yang duduk dibangku kelas VII tengah merengek ingin dibuatkan sup buntut namun bahannya tidak ada dikulkas. Sedangkan bik Ina yang biasa membantu divilla siang nanti baru datang.
Keluarga Bintang sedang menghabiskan waktu liburan kedesa Cisari, desa yang sangat indah dan asri. Banyak terdapat sawah-sawah yang membentang luas, sungai mengalir dengan jernih, bahkan dasar sungai bisa terlihat jelas. Suasana tenang dan udaranya bersih tanpa polusi. Gunung dan bukit terlihat jelas dari kejauhan. Saking terpesonanya akan pemandangan didesa ini, sang papa Pramudya langsung membeli sebuah villa yang sedang mereka tempati saat ini.
"Bangun, kalau gak mama siram pakai air" ucap mama Ayu mulai kesal.
"Ok mama sayang, jangan marah ntar cantiknya hilang lo" gombal pria itu membuat sang mama tersenyum. Bintang pun beranjak kekamar mandi dan segera membersihkan diri.
Bintang Bakti Jayadiguna adalah seorang mahasiswa jurusan HI (Hubungan Internasional) tingkat akhir disebuah universitas terkenal dikota Jakarta. Saat ini ia sedang menemani mama dan adiknya berlibur, sedangkan papa dan kakak tertuanya Reino tidak bisa ikut karna kesibukan diperusahaan yang tidak bisa ditinggalkan.
Mereka pun melaju menuju pasar tradisional menggunakan mobil, sedangkan kiara tidak ikut karna asik bermain bersama temannya tetangga disebelah villa. Bintang segera memarkirkan mobil dan menemani sang mama masuk kedalam pasar.
Mama Ayu dengan telaten memilih daging buntut yang menurutnya bagus dan segar sementara Bintang tengah asik memperhatikan suasana pasar yang terlihat ramai. Banyak barang-barang yang di perjual-belikan, dari lauk pauk, bumbu dapur, jajanan dan makanan bahkan pakaian.
"Bintang, bawa belanjaan ini kemobil" perintah mama Ayu, Bintang dengan sigap mengambil 2 kantong plastik besar yang sudah penuh akan bahan makanan dan segera berjalan menuju parkiran. Namun dari jauh ia melihat ada keributan kecil yang terjadi tepat disebelah mobilnya.
Terlihat seorang gadis tengah berdebat dengan seorang pria yang sudah berumur.
"Pokoknya bapak harus ganti, bapak yang nabrak saya duluan"
"Ya gak bisa, situ yang menabrak saya, kok jadi saya yang harus ganti rugi"
"Bapak yang nabrak duluan, bapak harus ganti rugi pak" isak si gadis dengan suara lemah, air mata mulai berjatuhan dipipinya.
"Gak bisa" pria tadi segera berlalu menuju motornya dan pergi meninggalkan parkiran. Gadis tadi makin menangis tersedu-sedu.
"Ada apa mba ?" tanya Bintang yang mulai menatap iba pada sang gadis. Terlihat sebuah keranjang tergeletak ditanah dengan banyaknya kue berserakan. Sigadis terkaget saat mendengar suara Bintang, ia pun menoleh pada pria itu.
"Bapak tadi nabrak saya mas tapi dia dak mau ngaku dan dak mau ganti rugi. Kue jualan saya jatuh dan kotor, gak bisa dijual lagi" gadis tadi kembali terisak, Bintang semakin iba. Ia melihat ada banyak jenis kue tradisional yang dibawa gadis itu.
"Ya udah gini aja mba, semua jualan mba saya beli ya"
"Hah...se...serius mas ?" mata sigadis membola tak percaya membuat wajahnya terlihat menggemaskan.
"Iya, berapa semuanya ?" sigadis mulai menghitung dengan semangat.
"80 ribu mas"
"Sudah masuk kue yang jatuh ?" tanya Bintang, sigadis menggelengkan kepalanya.
"Hitung sekalian sama kue yang jatuh" lagi-lagi mata gadis itu membola membuat jantung Bintang berdetak tak karuan.
"Ja...jangan mas, kue nya udah gak bisa dimakan" ujar sigadis tak enak hati.
"Gak apa-apa, aku mau beli, tolong hitung ulang" kekeuh Bintang.
Si gadis dengan wajah segan kembali menghitung ulang.
"150 ribu mas" ucapnya dengan suara pelan dan wajah yang menunduk malu. Sungguh si gadis merasa tak enak pada Bintang. Pria itu segera mengambil dompetnya dan memberikan beberapa lembar uang kertas merah.
"Ini uangnya"
"Terimakasih mas" ucap si gadis sambil tersenyum sangat manis membuat Bintang melongo, sigadis terlihat menawan dengan senyum ceria diwajahnya.
"Tunggu mas, ini kelebihan 150 ribu" ucap si gadis dengan kening berkerut sambil mengembalikan 2 lembar uang pecahan 100 ribu.
"Semuanya 100 ribu aja mas" ucap sigadis cepat karna ia tidak punya uang kembalian 50 ribu sementara uang yang diberikan Bintang semuanya pecahan 100 ribu sebanyak 3 lembar. Bintang pun menggelengkan kepalanya.
"Ambil semuanya mba, saya beri lebih" ucap Bintang sambil memasukkan barang belanjaan dan kue tadi kedalam mobilnya.
"Tapi mas saya gak mau terima" mata gadis itu sudah berkaca-kaca.
"Saya bersikeras" tegas Bintang dengan wajah serius, gadis tadi pun menangis terisak-isak.
"Makasih banyak ya mas" ucapnya dengan suara bergetar sambil memegang lembut tangan Bintang. Tiba-tiba saja tangan Bintang yang dipegang gadis tadi seperti kena setrum, ia refleks menarik tangannya.
"Sama-sama mbak" jawab Bintang sambil berlalu kembali kedalam pasar.
🌹🌹🌹
Laras sedang berjalan pelan pulang menuju rumahnya dengan hati yang bahagia. Senyum manis tak lepas dari wajah cantiknya. Sepanjang jalan Laras tak henti bersyukur karna pemuda tadi telah memborong habis dagangannya bahkan membeli kue yang sudah rusak membuat ia terharu.
"Semoga mas tadi diberi kemudahan dan rezekinya melimpah, Aamiin" gumam Laras.
Ia sangat bahagia, ditangannya sudah ada uang 300 ribu untuk bekalnya menuju kota Jakarta esok hari. Laras diterima sebagai mahasiswi dikampus ternama dikota Jakarta sebagai mahasiswi undangan karna prestasi gemilang yang ditorehnya. Ia setiap tahun mengikuti lomba olimpiade sains tingkat provinsi dan selalu mendapat juara 1.
Larasati Kemala adalah gadis yang berasal dari keluarga sangat sederhana didesanya. Ayah dan ibunya bekerja sebagai buruh tani, kadang kesawah kadang keladang orang. Tergantung panggilan kerja. Mereka tidak memiliki lahan sendiri, hanya menyewakan jasa tenaga dengan menjadi buruh harian lepas dilahan juragan kaya didesanya.
Namun berkat kecerdasan Laras, sejak kecil ia selalu mendapat beasiswa hingga jenjang sekolahnya tak pernah terputus karna kendala biaya. Dan sekarang ia sudah menjadi seorang mahasiswi di universitas Bakti Jayadiguna. Salah satu universitas bergengsi dan favorit tingkat nasional.
"Kok udah pulang nak ?" tanya ibu Hanum ibunya Laras yang sedang tergolek sakit sementara sang ayah pergi bekerja keladang juragan Karto.
"Iya bu, tadi ada yang borong dagangan Laras bahkan ia memberi uang lebih bu" ucap Laras sumringah.
"Syukurlah nak"
"Ibu sudah makan ?" ibu pun menggeleng, seleranya sangat pahit apapun yang dimakan membuatnya mual.
"Ara suapin ya bu" sang ibu mengangguk sambil tersenyum, ia sangat bersyukur memiliki anak gadis seperti Laras. Anaknya sopan, patuh, lemah lembut, tidak pernah protes apapun keadaan mereka. Pernah ayah dan ibu Laras sakit secara bersamaan sehingga mereka tidak bisa bekerja selama seminggu penuh, Laras dengan telaten mengurus mereka berdua dan tidak pernah mengeluh walau hanya ada ubi jalar dan singkong yang bisa dimakan.
Sang ibu memaksakan diri nya untuk menghabiskan bubur beras yang dibuat Laras tadi pagi agar ia segera pulih. Ia tidak ingin merepotkan anaknya lebih lama. Laras tersenyum senang saat bubur dimangkok sudah habis berpindah keperut ibunya.
"Bagaimana persiapan kamu untuk kekota nak ? Apa sudah lengkap semua ?" tanya Ibu mengingat dekatnya waktu kepergian sang putri ke ibukota untuk menuntut ilmu.
"Alhamdulilah sudah bu, ibu jangan khawatir. Ditangan Ara sudah ada uang 300 ribu untuk pegangan besok bu" Ibu pun tersenyum.
🌹🌹🌹
Sore ini Bintang berencana melakukan jogging keliling desa, ia sedang melakukan pemanasan di halaman villa. Setelah dirasa cukup, ia pun mulai berlari pelan menuju jalan. Suasana yang asri, sejuk dan udara yang segar menyapa mata Bintang membuatnya semakin bersemangat berolahraga.
Bintang terus berlari pelan, disepanjang jalan terlihat para warga desa sudah mulai bersiap-siap akan pulang kerumah setelah bekerja di sawah dan diladang yang terbentang luas sejauh mata memandang. Sedari tadi sudah banyak gadis desa yang menyapanya sambil tersenyum malu, Bintang pun membalas dengan tersenyum sopan.
Bintang memang banyak menjadi idola kaum hawa dikampusnya. Wajahnya yang tampan, tubuh yang tinggi, atletis dengan bahu lebar dan kokoh membuatnya menjadi incaran banyak kaum wanita. Namun hati Bintang telah berlabuh pada seorang gadis cantik yang juga menjadi primadona dikampus mereka yaitu Salsabila Aurora. Mereka telah berpacaran selama 2 tahun. Pertemuan diawali dari sebuah kontes yang diadakan dikampus untuk mencari siapa pria dan wanita yang paling diminati diantara mahasiswa dan terpilihlah mereka berdua.
Tiba-tiba handphonenya berbunyi dan terlihat Salsabila melakukan video call.
"Halo sayang, kangen" ucap gadis itu dengan wajah cemberut membuat Bintang tertawa gemas.
"Hai sayang, aku juga kangen"
"Kapan pulang ? Kok betah sech didesa ? Banyak gadis cantik ya ?" sungut Salsa
"Sabar sayang, aku lagi nemenin mama berlibur. Mungkin besok balik ke Jakarta"
"Serius ?" tanya Salsa dengan wajah berbinar, Bintang pun menganggukkan kepalanya membuat senyum makin merekah diwajah Salsa.
"Baiklah sayang, sampai jumpa besok" ucap nya sambil melakukan ciuman jarak jauh, panggilan pun terputus. Bintang kemudian kembali berlari menuju villa karna hari sudah mulai gelap.
🌹🌹🌹
Malam hari nya, Bayu berlari dengan sangat kencang menuju rumah. Tanpa mengetuk pintu dan mengucap salam, ia langsung memasuki rumah dan mencari anak gadisnya Larasati. Terlihat sang anak sedang mengemasi barang-barang yang akan dibawa besok ke Jakarta.
"Ara, ayo segera pergi dari sini nak" ucap Bayu dengan nafas terengah-engah membuat Laras mengerutkan keningnya.
"Ada apa ayah ? Maksudnya pergi kemana ?"
"Juragan Karto memaksa menikahi mu, ayo kabur ke Jakarta nak tidak usah menunggu besok karna sekarang juragan Karto sedang menuju kesini" Laras kaget bukan kepalang.
"Tapi juragan sudah mempunyai 3 istri yah, kenapa ingin menikahi Ara juga ?" bingung Laras
"Tidak usah dipikirkan nak, ini ada uang 200 ribu buat ongkos kamu. Cukup bawa baju saja, jika keadaan sudah aman ayah akan kirim barang-barang yang lain. Ayo cepat pergi" desak Bayu sambil mengambil tas dan mendorong tubuh Laras ke pintu belakang.
"Ara belum pamit sama ibu" ucap gadis itu dengan suara bergetar, air mata mulai membasahi pipinya.
"Biar ayah yang bilang, ibumu lagi tidur. Ayo lekas pergi nak, juragan Karto akan membawamu paksa jika ia melihatmu" ucap sang ayah dengan raut wajah yang cemas, tak lama kemudian terdengar suara ketukan yang sangat keras dipintu depan.
Tok...tok...tok
"Bayu buka pintu"
"Bayu"
"BAYU" terdengar teriakan juragan Karto.
Bayu semakin ketakutan, ia segera mendorong tubuh Laras lewat pintu belakang dan menguncinya. Sementara Laras sudah menangis terisak. Ia segera berlari melewati ladang dibelakang rumah, ia tidak bisa melewati jalan depan karna juragan Karto akan melihatnya.
"Tuan, itu Laras di ladang belakang" terdengar suara anak buah juragan Karto membuat Laras ketakutan setengah mati.
Ia segera berlari kencang memasuki ladang warga, walaupun suasana sangat gelap namun Laras terus berlari, ia tidak peduli kakinya menginjak ranting atau batu. Laras sengaja melewati semak belukar yang lebat agar ia tidak kelihatan oleh anak buah juragan Karto. Dari kejauhan terlihat sebuah rumah yang sangat besar, mewah dan sangat terang oleh cahaya lampu. Laras harus bisa sampai kerumah itu dan bersembunyi disana.
"Ayo cepat cari"
"Tadi Laras kearah sana"
Terdengar suara beberapa pria yang Laras yakin itu anak buah juragan Karto. Tak lama ia sampai dihalaman belakang rumah tersebut. Laras terus berlari melewati area yang gelap dan tidak terkena cahaya lampu, namun tiba-tiba ia menabrak sesuatu yang membuatnya jatuh.
"Aaaaakkkhhh"
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Heny
Nyimak
2024-11-05
1
Kam1la
aku mampir kak !
2024-10-12
1
Sof Tia
sudah mampir, sama vote
2024-09-14
1