Terpaksa Menikah Dengan Pembantu

Jenar menuruni mobil dan langsung menghampiri Bian yang sudah menunggunya di gerbang depan kampus,

"Mas Bian," panggil Jenar sambil melambaikan tangan nya, Bian pun membalas melambaikan tangan nya kepada Jenar,

"Gimana, Siap belajar hari ini," tanya Bian setelah Jenar sampai di hadapan nya.

"Siap dong." jawab Jenar cepat lalu mereka tertawa bersama, Banyak pasang mata yang menyaksikan interaksi Bian dengan gadis baru itu, Yah Bian adalah idola di kampus itu, jadi wajar bila mereka sedikit tidak suka saat Bian sedekat itu dengan gadis lain, terlebih penampilan Jenar yang biasa saja, yah Jenar memang belum me make over diri nya, bukan tidak mau namun ia tidak tau bagaimana fashion dan juga ia belum bisa menggunakan kartu kredit pemberian Arya.

"Ayo, aku akan mengantarkan mu menemui Dosen," mereka berjalan beriringan sambil bercanda dan tertawa bersama,

Setelah mengurus semua nya Jenar sudah bisa langsung mulai belajar,

Jenar yang memang memiliki sifat periang dan ceria tentu mudah bagi nya memiliki teman, dan kini Jenar sudah memiliki seorang teman baru yang bernama Chacha,

Pelajaran telah usai, kini Jenar dan Chaca sedang berjalan menuju kantin, namun saat di tengah perjalanan mereka di hadang oleh tiga orang mahasiswi yang cantik dan sexy menurut Jenar.

"Permisi," ucap Jenar sambil tersenyum ramah, namun cewek itu malah memberikan tatapan tajam ke arah Jenar.

"kak Calista." ucap Chaca sedikit takut kepada senior nya itu, Yah Calista seorang senior yang terkenal akan kekejaman nya, terlebih dia sangat terobsesi dengan seorang Fabian, sehingga membuatnya semakin murka kala melihat siapa saja yang dekat dengan Bian,

"Lo," ucap Calista sambil menunjuk wajah Jenar dengan jari telunjuk nya,

"Kenapa kak?" jawab Jenar masih dengan nada sopan,

"Ada hubungan apa lo dengan Fabian, Hah." Bentak Calista kepada Jenar membuat Jenar terkejut,

"A aku," Jenar berfikir kembali mengingat perkataan Arya waktu itu yang tak ingin pernikahan nya di ketahui oleh orang lain, kecuali yang sudah tau,

"Jawab," bentak Calista lagi,"Lo tuli apa budeg hah,"

"Emang apa beda nya Tuli sama Budeg kak?" tanya Jenar polos, membuat Calista semakin murka, Calista menjambak rambut Jenar dengan kuat sehingga membuat Jenar merintih kesakitan

"Sakit kak, sakit lepasin." kata Jenar hampir menangis.

"Lo jauhin Fabian, atau lo abis sama gue," ancam Calista berbisik di telinga Jenar,

"Ma maaf kak, tapi ga ahhhh sakit aku gak bisa jauhin mas Bian," ucap Jenar sambil merintih karena jambakan yang di lakukan Calista lumayan juga.

"Apa lo bilang tadi? Mas," tawa Calista dan kedua teman nya pecah,

"Heh bocah kampung, gue gak peduli hubungan lo sama Fabian apaan, tapi gue peringatin lo sekali lagi jauhin Fabian atau lo akan nyesel," ancam Calista lalu melepaskan cengraman tanganya di rambut Jenar lalu pergi,

"Nar, lo gapapa?" tanya Chaca khawatir namun di balas gelengan kepala oleh Jenar, Yah Jenar sudah biasa mendapatkan perlakuan seperti ini oleh kedua saudara nya bahkan lebih dari ini,

"Yakin lo gapapa, pasti sakit banget yah," si Chaca pake tanya lagi, udah pasti sakit lah, batin Jenar,

"Ya udah lah ayo ke kantin, aku yang traktir," kata Jenar lalu segera menggandeng lengan Chaca ke kantin,

Melihat Jenar yang sudah kembali ceria seperti tadi membuat Chaca bernafas lega,

'Huh, baru pertama masuk kampus sudah dapat sambutan kaya gini dari senior, emang kenapa sih kalau aku deket sama mas Bian, suami ku aja gak marah kok, lah dia yang bukan istri mas Bian kenapa harus sampe ngelabrak aku begini coba, mana sakit banget lagi,' gerutu Jenar dalam hati, yah Jenar hanya berani menggerutu di dalam hati atau saat tidak ada orang, dia tidak terbiasa memperlihatkan kekesalan atau kelemahan nya pada sembarang orang,

Lanjut nanti jam 18:00 jangan lupaa...