Kisah anak Vira dan Aldi (Novel berjudul Pembalasan Istri CEO manis) Aris Bima Pradana.
Gimana rasanya kehilangan orang yang dicintai terlebih dialah yang jadi penyebabnya sendiri?
Di tambah ada bayi yang tidak berdosa kehilangan ibunya? Malah dia membenci anaknya sendiri?
Belum penuh ujiannya harus menuruti orang tuanya dengan menikahi adik dari istrinya? Kembarannya?
Penasaran, langsung baca ya, inget jangan numpuk bab ya.
Simak kisah menghalu Author, jangan lupa like.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
"Jadi dia yang menginginkan pergi," ucap Cello yang memanasi hati Aris.
"Aku tidak yakin jika dia senekat itu! Apakah kamu pernah memukulnya? Memarahinya? Bahkan berbuat yang tidak tidak?" Tanya Cello tapi dengan cepat Aris menggelengkan semuanya.
"Kenapa bisa di pergi jika semuanya tampak baik baik saja? Bingung? Lalu kenapa kamu sedih? Bukannya kamu harus bersyukur dia telah pergi tidak akan menjadi bebanmu lagi?" cerocos terus mulut si Cello yang makin membuat rasa bersalah Aris menjadi jadi.
"Istri dan anakku pergi begitu saja, apakah aku harus senang, Hah!" kesal Aris yang mendorong Cello.
Bruk!
Tubuh Aris yang malah terjatuh kini karena Cello membalas dengan sangat kencang.
"Ck!"kesal Aris.
"Jawabannya ada padamu sendiri, Kak. Jika memang kamu tidak mencintainya dan tidak menginginkannya. Jangan kamu cari mereka! Jangan bikin lukanya semakin dalam, lepaskanlah!" bisik Cello yang kemudian meninggalkannya seorang diri
"Aaaaahhhhhhkkkkk!" teriak Aris di ruangannya.
Sangat kacau Aris yang mendapatkan pesan memo dari istrinya. Mulutnya selalu menyangkal tidak cinta, hatinya selalu ia sembunyikan. Wajahnya selalu tampak garang, sikapnya seolah tidak peduli.
Inikah akibat dari perbuatannya. Satu tahun lebih bersikap flat dan acuh. Itu sudah membuat kesabaran lebih untuk Liana lakukan.
"Mom, Dad, aku harus bagaimana?" teriaknya dalam ruangan di kantornya.
"Kacau!" kesal Aris.
Beberapa waktu berlalu hingga jam sudah menunjuk di jam sembilan malam ini.
Aris keluar dari kantornya entah kenapa arah tujuannya kali ini. Tiba tiba saja sudah mengarah pada tempat sampah yang ditemukan hp milik Liana.
"Na kembalilah!" lirih dari dalam mobilnya.
"Kemana aku harus mencarimu? Berhasil kamu buat aku menyadari sikapku yang salah ini," akhirnya pertahanan Aris jatuh. Menangislah pria dingin seperti es balok ini, entah benar atau tidak penyesalannya tapi rasa kehilangan dan hampa atas kepergian Liana.
"Kamu harus kembali, Na. Aku ga mau kamu pergi. Kamu tetap istriku yang penurut," isaknya.
Akhirnya Aris kembali ke apartemennya dan seperti biasa tidur dengan memeluk baju Liana.
"Aku janji akan menyayangimu seperti istri yang seharusnya kamu dapatkan," ucap Aris.
Pagi ini Aris bangun dan bukan menuju ke kantornya namun ke rumah Aldi dan Vira.
"Mom, Dad," sapa Aris yang semuanya ada di meja makan.
"Hai, Sayang. Tumben, ada apa?" Tanya Vira.
"Makan dulu, nanti baru jawabnya," lanjut Vira menyadari mata yang melotot padanya.
"Iya, Mom," jawab Aris yang duduk di kursinya. Dan menatap bangku di sebelahnya tempat duduk istrinya. Ingatannya kembali terlintas saat melayani dirinya dan telatennya mengurusi anaknya.
"Makan dulu, jangan bengong," tegur Vira.
Si kembar hari ini masih berada di Bali dengan Auntynya. Bisnis EOnya semakin melesat dalam naungan si kembar. Jadi pasti super sibuk mereka. Jarang berada di rumah apa lagi jika musim kawin.
Aris lebih dulu selesai karena memang ke rumah orang tuanya memerlukan bantuan dari mereka.
"Ada apa?" tanya Aldi yang memang tidak ada jadwal ke perusahaannya.
"Sudah menemukan istri dan anakmu?" Vira lebih dulu menanyakannya.
"Belum," jawab Aris.
"Lah terus kamu di sini malah nyatai sekali. Apakah tidak khawatir pada mereka? Bagaimana jika mereka di culik seperti apa yang kamu pikirkan?" Vira semakin menekan anaknya dan itu berhasil membuatnya bersalah dan diam disana.
"Jawab, Ar. Mommy dan Daddy tidak mengajarkan kamu seperti ini," kesal Vira.
"Mom, duduk dulu," pinta Aldi yang takut istrinya lepas kontrol malah kebablasan membongkarnya.
"Baiklah, Daddy saja yang mengurus anak yang arogan ini, Huh!" ucap Vira.
Setelah diam dan barulah Aris membuka mulutnya untuk meminta bantuan Daddynya.
"Sore kemarin aku sudah mengecek dan berhasil membetulkan hp Liana. Dan dia menulis memo ini untukku," ucap Aris yang memberikan hp pada Aldi.
Aldi menerima dan bersama Vira membaca pesan itu, bukan kasihan pada anaknya malah semakin jadi emosi Vira kali ini.
"Rasain! Dasar arogan! Kena karmanya!" terus saja Vira mengatai anaknya.
"Maaf, aku salah," akhirnya Aris memohon ampun pada orang tuanya.
"Bukan pada kami. Tapi LIANA dan DIRA!" kesal Vira yang mengucapkan penuh penekanan.
"Aku tahu, tapi bagaimana minta maaf jika orangnya saja tidak ada," ucap Aris.
"Kamu cari! Bukan pada kami!" oceh Vira.
"Kemana aku harus cari mereka?" rengek Aris.
"Mommy tidak tahu, cari pada keluarganya? Temannya? Kerabatnya? Terserah kamu saja!" oceh Vira yang tetap saja memberikan sarannya walau kesal.
"Dad, bantu aku. Aku mau perbaiki hubungan ini, " memohon Aris pada Aldi kali ini.
"Dad," melotot Vira.
"Daddy bingung mau jawab apa? Kamu sudah memaksanya menikah denganmu. Bukan di perbaiki hubungan kalian malah semakin parah, untung Liana wanita yang baik dan penurut bawa serta Dira pergi juga. Kalau di tinggalkan pasti akan menangis terus disini ataupun denganmu. Hanya Liana yang dekat sekali dengan anakmu. Bahkan sudah satu lebih kamu tidak kunjung berubah. Lelah sepertinya Liana," ucap Aldi.
"Ayolah, Dad. Kali ini bantu aku cari mereka," pinta Aris kembali.
"Carilah dulu olehmu. Jika dalam satu bulan kedepan tidak kunjung menemukan titik terang. Daddy pasti membantumu. Daddy ingin lihat kesungguhanmu untuk mencari mereka. Fasilitas yang sama bisa kamu pakai seperti biasa. Bila kamu meminta bantuan Om Gun, pakailah!" ucap Aldi akhirnya memberikan kesempatan pada anaknya.
"Terima kasih, Dad," ucap Aris yang kemudian keluar dari rumah orang tuanya menuju kantornya.
"Dad, kenapa malah Gunawan yang akan membantunya? Pokoknya jangan sampai mereka di pertemukan dulu!" protes Vira.
"Tidak akan! Gunawan juga sudah aku beri tahu sebelumnya. Dan sudah mempersiapkan segalanya. Kamu hanya cukup diam dan tenangkan diri dulu, jangan sampai kamu sendiri yang akan membongkarnya. Ini memang sulit dan susah menyadarkan anak sulung kita." ucap Aldi.
"Baiklah," lega akhirnya Vira.
Sementara Aris hari ini setibanya di perusahaannya itu, langsung menghubungi Gunawan dan memintanya bertemu di kantor siang ini. Tentu saja Gunawan pasti akan menyetujui hal itu.
"Cello!" teriak Aris.
"Apa! Bisa ga sih panggil ga pake toa!" kesal Cello.
"Ga! Duduk!" perintah Aris.
"Ada apa?" Tanya Cello setelah dia duduk di depan Aris.
"Om Gun siang akan datang, membantuku untuk mencari Liana dan Dira," ucap Aris.
Geluk!
Susah sekali Cello menelan salivanya kali ini, mendengar apa yang di ucapkan oleh Aris.
Om Gun, gawat! Apakah akan terbongkar dengan cepat!" batin Cello ketar ketir.
"Kamu dampingi aku seperti biasa!" perintah Aris.
"Oke!" jawab Cello yang tetap harus mengawasi setiap tindakannya ini.
Benar saja siang ini setelah makan siang ketiganya sudah berada di dalam ruangan Aris.
"Om duduklah!" pinta Aris.
"Ya, baiklah," ucap Gunawan.
"Ada perlu apa sampai mengundangku kesini?" Tanya Gunawan.
...****************...
Terima kasih semuanya yang selalu setia menanti setiap up mommy.
Like dan komentarnya di tunggu ya.
kasihan sX km, d culik 2X dlm kurun waktu yg brdekatan....