BRIDESMAID

Sinar matahari terasa menyilaukan, menyentuh wajah Alana yang membuka matanya. Separuh tubuh polosnya hanya tertutup selimut tebal.

Alana merubah posisi tidurnya, menatap lekat wajah tampan di sampingnya yang masih terlelap dengan tubuh tertelungkup sambil memeluk bantalnya. Alana tersenyum. Perlahan ia bergerak mendekat kan bibirnya, mengecup lembut wajah Luca. Kemudian menyandarkan wajahnya pada punggung Luca sambil mengusap lembut otot punggung laki-laki itu.

Luca membuka kedua matanya saat merasakan ada yang menyentuh tubuhnya. Harum lembut yang sangat di sukainya begitu dekat. Senyuman terlukis di wajahnya. "Good morning. Morning kiss", ucap Luca seketika merubah posisi tidurnya dengan terlentang dan mengangkat tubuh Alana ke atas tubuhnya.

"Ah, Luc..", pekik Alana kaget.

Tangan Luca membingkai wajah istrinya dan mendaratkan sebuah kecupan manis di bibirnya. "Kau harus membiasakan diri melakukannya pada suami mu setiap bangun tidur. Apa kau mengerti Mrs. Luca Barzini Corleone, hem?", ucap Luca sambil mengusap lembut wajah Alana yang merona.

"Yes. I understand Mr. Luca Barzini Corleone", jawab Alana cepat.

Keduanya bertatapan mesra dan tertawa bersama. Luca membalikkan tubuh Alana di bawah kungkungan tubuhnya, keduanya masih dalam keadaan polos sisa percintaan semalam. Bahkan menjelang fajar keduanya mengulanginya lagi hingga kelelahan. Dan sekarang pun begitu. Sama-sama saling menginginkan, sama-sama saling membutuhkan hingga terdengar jeritan-jeritan indah memenuhi kamar mewah itu.

*

"Sayang, hari ini apa kita tidak akan keluar? Kalau kau tidak mau kemana-mana, aku pastikan kita menghabiskan hari ini dengan bercinta. Aku akan menjadi mentor yang baik untuk mu", ucap Luca menggoda istrinya yang sedang duduk di depan meja hias, menyapukan makeup tipis di wajahnya. Sementara Luca duduk bersandar di atas tempat tidur sambil melihat-lihat iPad-nya.

"Ck kau ini...apa tubuh mu tidak lelah bergerak keras seperti itu", seru Alana tanpa menghentikan pekerjaannya.

"No. Aku sangat menyukai teriakan mu itu, honey", balas Luca menolehkan wajahnya sekilas pada istrinya yang menatapnya dengan iris melotot.

Luca tersenyum melihat Alana seperti itu. Segera ia turun dari tempat tidur, menghampiri istrinya dan me*umat bibir yang menantang itu. "Apa yang kau lakukan dengan ekspresi seperti itu, apa kau menggoda suami mu, hem?"

"Siapa yang menggoda mu, Luc. Aku hanya terkejut mendengar kau mengatakan menyukai teriakan ku", jawab Alana kelabakan mendapatkan serangan Luca. Bahkan jemari tangan laki-laki itu sudah menyelusup masuk kedalam dress yang di pakainya, mengusap pu*ing dadanya. Sementara lidah Luca menyapu leher jenjang Alana menyebabkan wanita itu memiringkan kepalanya merasakan sensasi yang ditimbulkan suaminya.

"Stss... S-ayang hentikan. Aku ingin kita mengunjungi papa. Sebelum kita ke perkebunan anggur De Alma. Aku akan mengajak mu ke sana. Dua hari sisa waktu break syuting, ingin aku habiskan bersama mu yang sangat sibuk", ucap Alana pelan.

"Well. Aku penasaran seperti apa perkebunan anggur milik mu itu. Apa secantik pemilik nya?". Goda Luca mengecup lembut wajah Alana yang tersenyum bahagia.

"Aku pastikan kau betah berlama-lama di sana Luc".

"Apa kau yakin? Bagiku dimana pun tempatnya asal bersama mu tidak ada yang berbeda. Aku pastikan akan melahap tubuh mu", bisik Luca tertawa nakal.

Alana memukul lengan suaminya. "Aku mau bertaruh, jika kau tidak menyukai perkebunan ku, aku akan menuruti semua kemauan mu. Tapi kalau kau menyukainya seperti ku berarti kau harus menuruti kemauan ku".

"Okay...deal! Aku terima tantangan mu itu. Kita lihat dan saksikan. Aku yakin De Alma, perkebunan biasa seperti pada umumnya. Nothing special. Perkebunan gersang yang membosankan ", ucap Luca dengan sangat yakin sekali.

Alana tersenyum penuh arti mendengarnya perkataan suaminya.

*

"Selamat pagi menjelang siang nona Alana", ucap Rosa dan pelayan lainnya saat melihat kedatangan Alana dan Luca ke mansion ayahnya.

"Bibi, apa papa ada?".

"Tuan ada di ruang kerjanya, tapi saat ini ada nyonya Antoinette bersama nya. Dan nona Laura ada di...

"Wow. Lihatlah pasangan pengkhianat ini berani menampakkan juga wajahnya di sini". Terlihat Laura menuruni tangga lengkung di depan Alana dan Luca serta Rosa yang menatapnya.

"Huhh..." Alana menarik nafasnya dalam-dalam.

"Apa kau lupa siapa aku. Dan siapa diri mu. Kalau kau lupa akan aku ingatkan. Aku adalah putri kandung Salvatore. Bukan diri mu!", ketus Alana dengan telunjuknya menekan bahu Laura saat sudah berada dihadapannya. Dengan sengaja Alana menubruk kan bahunya pada bahu Laura yang kaget dengan tindakan Alana. Sejak lima tahun yang lalu Alana tidak pernah mau menghiraukan kehadiran Laura ataupun melawannya secara lantang.

"Wow... si itik sudah berani sekarang!"

"Sayang ayo kita sapa papa sekarang", ucap Alana tersenyum penuh arti pada Luca yang membalas istrinya dengan senyuman penuh cinta. Luca mengikis jarak dengan Alana, tanpa ragu laki-laki itu mencium bibir istrinya di hadapan Laura yang terpancing emosinya. Sementara Rosa dan pelayan lainnya tersenyum penuh arti melihat romantisme antara nona mereka dengan suaminya.

"Kau akan menyesali pilihan mu, Luc. Meninggalkan wanita seksi seperti aku demi wanita kaku itu", ketus Laura.

Luca dan Alana tidak menggubrisnya. Keduanya berciuman mesra, layaknya sekarang tidak ada orang lain di sana. Tentu saja melihat itu, membuat hati Laura bergemuruh. Menahan amarahnya. Seandainya saja Luca bukan seorang Corleone mungkin ia sangat mudah memisahkan keduanya. Tapi lihatlah sekarang sangat sulit bagi Laura memisahkan keduanya. Bahkan hampir semua perusahaan besar tidak mau bekerjasama dengan Laura, semenjak ia tidak ada hubungannya lagi dengan Luca.

...***...

VOTE, LIKE KOMEN KOPI DAN BUNGA YA 🙏

YUK BACA JUGA:

MARRIAGE AGREEMENT

PENGANTIN PENGGANTI

SERPIHAN HATI ELLENA

MENJADI YANG KEDUA

FIRST LOVE LAST LOVE

AIR MATA SCARLETT