Cecil dan Kevin sepasang kekasih. Hubungan mereka terkendala restu dari mamanya Cecil. Namun, karena rasa cintanya yang begitu besar, Cecil pun berani menantang orang tuanya.
Padahal, tanpa Cecil sadari, dia hanya dimanfaatkan Kevin. Gadis itu sampai rela menjual barang-barang berharga miliknya dan bahkan meminjam uang demi menuruti permintaan sang kekasih.
Apakah hubungan yang toxic ini akan bertahan? Sadarkah Cecil jika dia hanya dimanfaatkan Kevin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Tiga
Cecil mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dia sudah tak sabar ingin cepat sampai ke rumah dan mencari perhiasannya itu.
Saat Cecil baru menginjakan kakinya di lantai ruang keluarga, dia melihat mamanya sedang berbincang dengan tamu. Dalam hati gadis itu, ini kesempatan baginya untuk mencari di mana perhiasan di simpan sang mama.
Cecil berjalan pelan dengan berjinjit. Berharap kedatangannya tak di ketahui mamanya. Dengan langkah pelan dia berjalan menuju tangga. Baru kakinya menginjak tangga pertama, terdengar suara ibunya memanggil.
"Cecil, kemari lah ...!" seru Mama Nicky.
Cecil mengurungkan niatnya untuk menaiki tangga. Dia berbalik dan menghampiri sang mama.
Sebenarnya Cecil anak yang baik dan penurut. Namun, sejak papanya meninggal, sang mama harus meneruskan bisnis suaminya sehingga waktu banyak dihabiskan di luar rumah.
Cecil yang kesepian bertemu dengan Kevin, di saat dia sedang butuh seseorang buat bersandar dan bercerita. Dia dikenalkan oleh seorang teman.
Kevin yang pandai bersandiwara dengan setia mendengarkan semua cerita gadis itu, hingga dia merasa ketergantungan dengan pria itu. Dia tak sadar jika semua itu dilakukan hanya untuk menjerat dirinya.
Cecil tersenyum dengan terpaksa pada tamu sang mama. Dia lalu mengulurkan tangan untuk berkenalan dan bersalaman.
"Cecil ...," ucap gadis itu. Dia lalu mengulurkan tangan bersalaman.
"Tante Tari," balas wanita itu.
Tari datang bersama putranya yang bernama Athalla. Pria itu tampaknya sangat pendiam dan pemalu. Dari tadi kepalanya hanya menunduk, tak berani menatap wajah lawan bicara.
"Duduklah Cecil ...! Kenalkan ini anaknya Tante Tari, Athalla," ucap Mama Nicky.
Mendengar namanya di sebut Athalla mengangkat wajahnya. Dia tersenyum. Cecil menatap tanpa kedip saat melihat wajah tampan pria itu.
Sesaat kemudian dia menggeleng. Dalam hatinya berkata, jika tak ada pria yang paling baik kecuali kekasihnya Kevin. Pria itu yang terbaik.
"Athalla, kenalin tuh anaknya Tante Nicky," ucap Tante Tari, mamanya.
Athalla dengan tersenyum mengulurkan tangannya, Cecil lalu menyambutnya. Dia lalu menyebut namanya.
Cukup lama mereka berbincang. Cecil sudah tampak gelisah. Dia sudah tak sabar ingin mencari di mana perhiasan itu berada.
"Sudah saatnya makan malam, kalian harus makan dulu. Aku tak mengizinkan kalian kembali jika belum mencicipi masakanku. Tadi aku sengaja masak untukmu," ucap Mama Nicky dengan Tante Tari.
"Aku jadi merepotkan kamu," balas Tante Tari.
"Sejak kapan aku merasa direpotkan sama kamu. Yuk, kita makan. Pasti bibi sudah menghangatkan semua makanannya," ajak Mama Nicky.
Mereka lalu berjalan menuju meja makan. Semua memang telah terhidang di meja makan.
"Nicky, ini aroma masakannya luar biasa! Pasti makan malam ini enak banget,” puji Tari sambil melangkah menuju meja makan.
“Biasa saja, Tari. Bisa dibilang, resep khusus untuk kamu dan Athalla,” sahut Nicky dengan senyum bahagia.
"Kamu selalu saja tau dengan seleraku," ucap Tante Tari.
Mereka lalu menarik kursi untuk duduk masing-masing. Mama Nicky mempersilakan semuanya untuk makan.
Cecil merasa jantungnya berdegup lebih cepat. Dia tak sabar ingin mengakhiri makan malam ini. Biar betapa pun asyiknya perbincangan antara ibunya dan Tari, dia sudah berusaha bersikap netral.
Semua telah mengambil tempat di meja makan yang dipenuhi hidangan menggugah selera. Mama Nicky dan Tante Tari mulai mengobrol penuh semangat. Sementara itu, Cecil kembali terjebak dalam dunia lamanya, terpaku pada piringnya. Sekali-sekali dia mencuri pandang ke arah Athalla yang tampak sesekali ikutan nimbrung dengan obrolan dua wanita itu.
Dalam hatinya Cecil berkata, bisa-bisanya pria itu setia menemani mamanya hanya untuk berbincang dengan sahabatnya. Jika dia menjadi Athalla, tak akan mau bertahan di rumah sahabat mamanya.
Cecil hanya mengangguk pelan jika ada pertanyaan padanya jika itu tak membutuhkan jawaban. Rasanya ingin cepat-cepat menghabiskan makan malam ini. Terdengar gelak tawa dari Nicky dan Tari yang meramaikan suasana, sementara Cecil merasa semakin terasing.
Di tengah situasi tersebut, Nicky menjelaskan soal makanan yang mereka santap. “Jadi, ini ayam bakar pilihan kesukaan kamu, Tari! Dan salad ini ada sentuhan lemon segar.”
“Ada enaknya!” sahut Tari sambil mengambil potongan ayam.
Cecil menggumam pelan, “Mantap…” meski sebenarnya perutnya terasa penuh.
Saat suasana kian ceria, Cecil tidak bisa lagi menahan rasa jenuh. Dia lalu berdiri. Pamit pada semuanya.
"Tante Tari, maaf, aku mau pamit. Badanku sangat gerah seharian di luar rumah. Aku mau mandi dulu. Senang berkenalan dengan Tante," ucap Cecil dan dia menyalami tangan Tante Tari untuk pamit.
Cecil sengaja tak menatap wajah mamanya. Dia tahu pasti jika wanita yang telah melahirkan dirinya itu pasti tak setuju dengan tindakannya ini.
Setelah bersalaman dengan Tari, gadis itu langsung berjalan menuju tangga dan naik menuju kamar. Namun, dia bukan masuk ke kamarnya melainkan kamar sang mama. Cecil tak peduli tadi sang mama sempat melotot kan mata saat dirinya pamit.
"Bisa-bisanya pria itu melayani dua ibu-ibu rempong yang bicara gosip. Dasar anak mami!" seru Cecil pada dirinya sendiri.
Cecil mencoba membuka pintu kamar mamanya. Dia sangat beruntung karena pintu tak terkunci, mungkin karena sang mama yang berada di rumah.
Saat dia ingin membuka lemari, gawainya berdering. Cecil mengambil dari tasnya dan melihat nama Kevin. Ada pesan masuk. Dia lalu membacanya.
"Sayang, aku sedih banget. Baru saja tetanggaku menghubungi aku lagi. Katanya ibuku selalu mengigau menyebut namaku. Mungkin sudah sangat ingin bertemu denganku."
Isi pesan dari kekasihnya di baca Cecil dengan perasaan yang ikut sedih. Dia lalu membalasnya.
"Sayang, kamu jangan sedih begitu. Aku pastikan kamu besok bisa pulang ke kampung. Aku akan bawakan uang itu besok pagi."
"Terima kasih, Sayang. Kamu memang yang terbaik. Aku semakin sayang denganmu," balas Kevin.
"Aku juga sangat mencintaimu."
Gawai itu kembali di masukan Cecil ke dalam tas. Dia mencoba membuka pintu lemari tapi terkunci.
Cecil mengumpat dalam hatinya. Dia lalu berjalan menuju meja rias sang mama. Mencoba membuka laci dan lagi-lagi terkunci.
"Bagaimana jika perhiasan itu tak aku dapat, apa yang akan aku jual. Aku harus mendapat uang, kasihan Kevin. Pasti dia sangat kuatir dan sedih saat ini memikirkan sang ibu," ujar Cecil pada dirinya sendiri.
Cukup lama dia mencoba mencari perhiasannya di dalam kamar mamanya. Tapi semua laci dan tak jua dia menemukan perhiasan itu.
Dengan perasaan kesal, gadis itu keluar dari kamar mamanya. Dia juga takut jika lama-lama di sana, nanti bisa-bisa sang mama datang dan memergoki dirinya.
Cecil berjalan menuju kamarnya. Duduk di tepi ranjang dengan pandangan kosong.
"Bagaimana aku bisa memperoleh uang buat Kevin. Dia pasti saat ini sedang bersedih karena tak bisa di dekat ibunya. Apa aku jual saja mobilku," gumam Cecil pada dirinya sendiri.
**
Selamat Pagi. Pasti semua gemas lihat kebodohan dan kebucinan Cecil. Novel ini memang sedang mengikuti event toxic love. Sekali lagi mama minta dukungannya untuk tetap membaca setiap novel yang update. Jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan koment. Terima kasih. Lope-lope sekebon jengkol. 🥰🥰🥰
Bonus Visual
Cecil
Athalla
Kevin
Mam Reni aq jadi curiga dan penasaran dwehhh 🤭🤭
cecil bilang trs terang niar mmhnya attala tau dan mungkin bisa berobat kefisikiater jg di tutupin