Transmigrasi Aurora

BRUK

Meja belajar yang terlempar dan terpental jauh sampai akhirnya rusak menjadi beberapa bagian, bukan meja rusak yang membuat mereka terkejut dan menahan nafas tapi perubahan suasana yang tiba-tiba sangat mencekam yang mereka rasakan sampai membuat bulu kuduk mereka merinding dan pelakunya adalah...

"BISA DIAM TIDAK" bentak El marah

Yups yang ngelempar meja sampai terpental ke luar kelas adalah El, dia merasa tidurnya terganggu dan terusik, El di kehidupan sebelumnya adalah tipe perempuan yang sama sekali tidak suka jika ada yang mengusik apalagi mengganggu tidurnya, jika sampai itu terjadi maka kejadian yang seperti saat ini akan terjadi.

Semua siswi yang tadi nya berteriak histeris seketika bungkam termasuk para penghuni kelas yang di tempati El, bahkan suara bentakan El sangat terdengar jelas di penjuru sekolah sampai terdengar juga di telinga Abian dkk.

"Woah kenapa tuh El, biasanya dia yang paling histeris kalo Abian terluka, lah ini malah dia yang marah-marah dengar teriakan histeris para ondel-ondel" celetuk wakil ketua ketua kelas

"Gue kira gue mimpi, ternyata nyata" celetuk salah satu siswa

"Aneh" gumam para siswi

"Lo kenapa?" tanya Abila lembut menenangkan El yang suasana hatinya bisa di tebak sedang tidak baik-baik saja

"Gue paling tidak suka tidur gue di usik" ucap El dingin masih dengan tatapan tajam yang terarah ke para siswi yang mengganggu tidur nya.

"Tapi gak biasanya lo kayak gini" ucap Aneska menimpali

"Mulai sekarang gue sudah tidak perduli dengan apa yang berhubungan tentang tuh cowok dan genk nya" ucap El penuh penekanan di sertai ketegasan

"Hah" cengo satu kelas terkejut

El tidak memperdulikan keterkejutan mereka, dan El berjalan keluar kelas tanpa menghiraukan semuanya termasuk para sahabat nya, saat sudah turun dari ke lantai pertama, El melewati Abian end the genk begitu saja tanpa melirik sama sekali.

Sedangkan di kelas El para sahabat nya tersadar dari rasa keterkejutan mereka setelah mendengar teguran dari Laura

"Sampai kapan kalian bengong, El udah keluar dari kelas" tegur Laura

"Astaga" kaget Abila dan Aneska

"Kemana dia?" tanya Abila khawatir

"Kantin" ucap Aneska dingin

"Kalian berdua ikutlah kami ke kantin" ajak Abila lembut

"Uhm" jawab Sindy dan Laura mengangguk

Mereka berempat pergi beriringan keluar dari kelas, di ikuti para siswa dah siswi yang lain, karena memang lonceng sekolah sudah berbunyi dari Lima menit yang lalu.

Sedangkan di posisi Abian end the genk berada, setelah El melewati mereka begitu saja, banyak para siswa dan siswi yang bertanya-tanya bahkan para guru saja bingung dengan sifat El yang sama sekali tidak menghiraukan Abian, Abian sendiri pun merasakan nya.

"𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘢𝘴𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘪𝘯𝘨𝘬𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘪𝘵𝘶 𝘬𝘦 𝘨𝘶𝘦" 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘈𝘣𝘐𝘢𝘯

"𝘈𝘥𝘦𝘬 𝘨𝘶𝘦 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢?" 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘈𝘭𝘷𝘢𝘳𝘰

"𝘎𝘪𝘭𝘢 𝘵𝘶𝘩 𝘌𝘭 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘥𝘢𝘩, 𝘮𝘢𝘴𝘢 𝘪𝘺𝘢 𝘨𝘢𝘳𝘢-𝘨𝘢𝘳𝘢 𝘬𝘦𝘭𝘦𝘮𝘱𝘢𝘳𝘢𝘯 𝘣𝘰𝘭𝘢 𝘣𝘢𝘴𝘬𝘦𝘵 𝘨𝘶𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘰𝘮𝘢 𝘣𝘦𝘣𝘦𝘳𝘢𝘱𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘪𝘬𝘢𝘱𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘥𝘢 𝘬𝘢𝘺𝘢𝘬 𝘨𝘪𝘵𝘶?" 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘋𝘺𝘭𝘢𝘯 𝘩𝘦𝘳𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘪𝘯𝘨𝘶𝘯𝘨

"𝘚𝘦𝘫𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘫𝘢𝘥𝘪𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘭𝘰 𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘣𝘢𝘩" 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘌𝘥𝘸𝘪𝘯

Ada banyak pertanyaan-pertanyaan yang dalam benak mereka semua tapi mereka hanya bisa memendamnya saja.

Sedangkan di kantin Abila dan Aneska sangat bingung dengan sikap El yang tiba-tiba berubah saat bangun dari koma.

"Apa bola basket memang bisa membuat orang amnesia dan berubah?" gumam Abila bingung

Yups ternyata El koma buka karena terpeleset dari balkon tapi karena terkena lemparan bola basket dari Dylan, Alvaro sengaja tidak mengatakan nya ke El takut El marah ke sahabat nya, padahal bisa saja El marah ke Alvaro karena berani membohongi nya tapi tidak di lakukannya, karena El sendiri sudah ingat dengan kejadian kenapa tubuh yang dia tempati sampai koma dan terbaring di rumah sakit.