Aira mahasiswa cantik. Prodi pendidikan, yang sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi.
Pak Hirata adalah seorang dosen yang selalu menggoda Aira. Ia masih lajang. Tapi umurnya terpaut lumayan jauh dengan Aira.
Aira selalu menolak godaan dari pak Hirata. Namun di suatu hari dirinya terjebak oleh dosen sialan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alcesky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kunjungan ke rumah Aira
Pak Hirata berusaha menemui Aira ke rumah nya. Namun Aira tidak mau menemui dirinya. Justru Aira malah menyuruh Fasa untuk menemui dosen tua itu.
" Ra, itu siapa di depan" ucap Fasa. Ia melihat sosok orang yang berdiri di depan pintu.
"Siapa sih Fa memang nya?" tanya Aira. Ia berusaha berdiri ke arah pintu depan nya. Aira melihat dosen tua itulah yang berdiri di sana.
"Itu deh kamu kesini lihat aja sendiri" ucap Fasa. Karena Fasa takut salah lihat maka menyuruh Aira untuk melihat sendiri.
"Sebentar Fa, coba bantu aku untuk jalan kesana" ucap Aira meminta tolong kepada Fasa. Ia masih saja kesulitan untuk jalan sendiri.
"Sini deh aku bantu kamu jalan biar kamu lihat sendiri siapa yang ada di sana" perintah Fasa. Ia segera membantu Aira menuju ke jendela rumah nya. Untuk melihat siapa yang ada di depan pintu tersebut.
Dosen tua itu memang tidak mengetuk pintu Aira. Ia bimbang harus mengetuk pintu atau tidak. Karena dosen tua itu pikir bahwa Aira masih membutuhkan waktu untuk beristirahat.
"Aku ketuk pintu nya ngga ya?" batin Aira. Ia masih saja bimbang. Kebingungan sendiri hanya berdiri seorang diri di depan pintu rumah Aira.
"Eh fa itu bukan nya pak Hirata ya?" tanya Aira kepada Fasa.
"Ha? Masa iya sih? Kamu ga salah lihat kan?" tanya Fasa. Karena memang sedari tadi Fasa mengira itu adalah Hirata. Namun Fasa masih ragu dengan perkiraan nya tadi.
"Iya noh lihat aja. Duhh gimana ini Fa?" tanya Aira. Ia kebingungan harus bersikap bagaimana ketika pak Hirata sudah berada di depan rumah nya.
"Daripada kamu di bilang ga sopan lebih baik kamu bukain aja deh pintu nya. Pasti pak Hirata juga sudah mendengar obrolan kita yang sangat keras ini" ucap Fasa. Ia memberikan saran yang menurut nya tidak akan menjerumuskan Aira.
" Yaudah deh tapi kamu temenin aku terus ya" pinta Aira.
Lalu, Fasa yang membuka kan pintu membuat pak Hirata terkejut.
" Maaf pak ada apa ya?" tanya Fasa dengan sopan.
"Eh kok ada kamu sih?" tanya pak Hirata.
"Iya pak ibu Aira sedang pulang kampung jadi saya lah yang menemani Aira di rumah sementara ini" jawab Fasa. Tentu saja hal itu membuat Hirata terkejut. Hirata tidak menyangka bahwa Aira dan Fasa sangat dekat.
"Oh begitu ya" ucap pak Hirata. Ia melirik ke dalam tanda mencari keberadaan Aira.
"Ayo pak silahkan masuk Aira nya ada di dalam" ucap Fasa. Ia menawarkan pak Hirata masuk karena memang Hirata bertamu dengan sopan.
"Aira bagaimana kabar kamu? Apakah kamu baik-baik saja?" tanya pak Hirata kepada Aira. Ia juga membawakan bingkisan untuk di berikan kepada Aira.
"Alhamdulilah sudah lebih baik pak. Walaupun saya masih kaget dengan kejadian kemarin" ucap Aira. Ia memang sudah lebih baik dari sebelumnya. Tapi ia masih butuh teman di sampingnya.
"Owh iya ini ada buat kamu sebagai permintaan maaf saya" ucap pak Hirata. Ia memberikan bingkisan tersebut kepada Aira.
"Tidak usah repot-repot pak. Saya tidak meminta apa-apa" ucap Aira yang tidak enak dengan perlakuan pak Hirata. Padahal ia tidak ingin di bawakan apapun oleh pak Hirata.
"Tolong bawakan masuk ya Fa" pinta Aira kepada Fasa yang sedang duduk di atas sofa bersama nya.
"Oke siap baik lah. Sekalian aku mau beresin itu dulu ya Ra" jawab Fasa. Ia segera masuk ke kamar dan meletakkan bingkisan milik Aira.
Fasa masuk ke kamar bukan hanya untuk meletakkan barang itu saja. Namun ia tidak mau mengganggu Aira dengan pak Hirata. Ia tahu bahwa kedua nya sebenarnya sama-sama saling suka. Tapi Aira lah yang sangat jual mahal di depan umum.
"Haduhh.. Sok sok an ga suka tapi friendly banget kalau lagi ngobrol sama kakek tua itu" ucap Fasa di dalam hati. Ia
tidak menyangka bahwa ternyata Aira sebaik dan sefriendly itu dengan dosen tua bangka yang selalu ia bicarakan itu.
"Kamu tidak ada yang terluka kan Aira dengan kejadian kemarin?" tanya Hirata. Ia sangat khawatir jika terjadi apa-apa dengan Aira. Ia tidak mau sampai Aira terluka.
"Tidak pak. Semoga juga saya baik-baik saja. Bagaimana dengan bapak sendiri?" tanya Aira kepada pak Hirata. Ia berusaha sedikit basa-basi agar obrolan kedua nya tidak terasa canggung.
"Alhamdulilah ya Ra. Kamu tenang saja saya sudah melakukan penyelidikan terhadap hal ini. Harapan saya semoga cepat tertangkap siapa yang berulah seperti ini" ucap pak Hirata. Ia meyakinkan kepada Aira jika akan tertangkap siapa yang melakukan hal itu ketika mereka berdua tampil.
"Penyelidikan?" tanya Aira. Ia justru bingung dengan apa yang di bicarakan oleh pak Hirata. Mengapa harus melakukan penyelidikan.
"Iya benar Aira. Saya tidak terima begitu saja. Semua hal harus segera di usut. Harus di berikan pelajaran juga" jawab pak Hirata. Ia memang orang yang sangat teliti dan juga cermat dengan segala hal. Apapun yang menimpa dirinya tidak akan di biarkan begitu saja.
"Tapi mengapa harus melakukan penyelidikan pak, bukan kah itu memang karena ketidak sengajaan?" tanya Aira kembali. Ia masih saja bingung dengan apa yang di ucap kan oleh pak Hirata. Aira memang belum tahu betul bagaimana sifat dan karakter pak Hirata. Walau pun bersama pak Hirata sudah lebih dari satu tahun.
"Tidak apa-apa. Agar tidak ada yang ingin bermain-main dengan saya. Saya tidak suka di permainkan" jawab pak Hirata. Ia mempertegas bahwa bukan orang yang suka bermain-main. Apalahi Hirata merupakan tipe orang yang sangat serius ketika sedang serius. Namun ketika sedang bercanda ia tidak mau di ajak serius. Dua hal yang berbeda yang harus di perhatikan penempatan nya.
"Hmm begitu ya pak baik lah kalau begitu" ucap Aira.
Setelah itu Aira hanya berdiam diri. Begitu pun pak Hirata. Bukan karena mati topik. Namun Aira dan Hirata sama- sama canggung untuk mengungkapkan topik pembicaraan nya.
Sedangkan Fasa yang berada di kamar ia hanya menunggu pak Hirata agar segera pulang. Namun Hirata juga tidak kunjung pulang. Fasa juga tidak mungkin untuk mengusir pak Hirata. Terlebih Fasa hanya menumpang di rumah Aira.
"Ihh apaan sih lama banget lagi kalau bertamu" ucap Fasa di dalam hati.
"Fasa sini deh gabung sama kita" ajak Aira. Ia ingin kumpul bersama-sama dengan teman nya juga. Karena Aira menganggap Fasa adalah saudara perempuan nya yang sangat baik.
kita di sini mau belajar bersama dengan mentor dan juga mengadakan Event tertentu dengan reward
caranya mudah wajib follow akun saya maka saya akan undang kaka untuk masuk Gc Bcm. Terima kasih