Cerai setelah menikah sehari karena dikhianati, membuat Juwita sang janda kembang perawan sangat membenci pria. Untuk kedua kalinya dia kecewa akan cinta dan merasa dirinya bisa hidup tanpa lelaki.
Namun yang aneh, wanita selingkuhan mantan suaminya itu adalah wanita yang sama seranjang dengan mantan kekasihnya? Apakah kisah cinta pertamanya yang berakhir 3 tahun lalu adalah ulah seseorang? Namun meskipun tebakan Juwita benar, ia enggan untuk kembali ke cinta pertamanya karena sudah terkenal playboy dan pemain wanita sejak putus dengannya. Lagian juga Juwita GENGSI untuk kembali pada mantannya itu! Makan tuh GENGSI bikin MENDERITA sendiri 🤪
Sedangkan, bagi mantan kekasih yang juga merasa cintanya hancur saat Juwita tak mempercayainya 3 tahun lalu apalagi sampai ditinggal nikah, Bagas memilih untuk tidak mempercayai wanita manapun. Merasa dibuang padahal dijebak, membuat Bagas ogah kembali bersama Juwita.
Padahal 3 tahun lalu, Juwita dan Bagas adalah COUPLE GOALS!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MINICOOPER
Akhirnya setelah bujuk rayu papi mami dan adik adiknya, Bagas pulang ke Jakarta untuk menghadiri wisuda si kembar. Untung aja kampus Putra dan Putri tidak sama dengannya jadi tidak perlu nostalgia kenangan bersama mantan.
Sabtu sore, Bagas sampai rumah keluarga Lungara.
"ABANG PULAAANG!!" heboh Putri yang langsung berlari memeluk Bagas.
"Hmm udah sarjana masih manja aja" sindir Bagas namun tetap menerima pelukan adik cewek satu satunya.
"Putri kangen berat sama abang! Parah nih abang udah gak pulang 3 tahun" ungkap Putri.
"Lah 3 bulan lalu kan kamu liburan ke Canberra, Tri. Bohong kalau kangen abang, pasti ada maunya kan" sahut Bagas.
Putri pun melepas pelukannya.
"Beneran aku kangen! Tapi juga mau minta sesuatu sih hehe" ujar Putri jujur.
Bagas mengusap pucuk kepala adiknya yg paling cantik itu.
"Besok aku beri tau. Sekarang abang ditunggu mami papi dan Putra di taman belakang" ujat Putri lalu menarik tangan Bagas berjalan ke belakang rumah.
Sesampainya di tujuan, ternyata ada kejutan untuk kedatangan Bagas.
Dooor!
Konveti ditembakkan didepan Bagas. Pak Marto (supir keluarga Lungara) dan Pak Las (salah satu security) yang menembakkannya.
"Welcome Back, BAGAS ANGGARA!" seru semuanya. Dari papi,mami, si kembar, Bi Sum (art sejak Bagas kecil), dan Mbak Las (art sejak si kembar ada) , semuanya berkumpul menyambut kedatangan si putra sulung yang telah merantau 3 tahun di negara orang.
Bagas tersenyum lebar mendapatkan sambutan yang luar biasa. Ia pun memeluk satu satu semuanya tanpa terkecuali.
"Aku senang bisa kembali kesini. Mungkin mulai saat ini aku akan sering pulang" ucapnya dengan suara sedikit bergetar karena terharu.
Ternyata keluarga sangat berarti untuk untuknya. Hanya karena patah hati, ia kabur sampi gak mau kembali ke tanah kelahiran dan rumah yang membesarkannya.
Di taman belakang itu sudah tersedia BBQ untuk party kecil kecilan yang diadakan oleh si kembar.
"Welcomeme back, brother!" seru Putra mendekat kearah kakaknya sambil membawa satu gelas minuman warna kuning sepertinya es jeruk.
"Hai, sarjana! Adik abang udah sarjana dua duanya. Yang satu sarjana hukum yang satu sarjana psikologi. Keren amat!" sahut Bagas bangga.
"Kami berdua gak suka saintek kayak abang. Jadi gak bisa ikut jurusan teknik hehe. Aku juga seneng abang bisa pulang meskipun harus dibujuk rayu sama kita semua" ujar Putra.
"Mungkin aku salah selama 3 tahun ini gak pulang. Aku terlalu bodoh meninggalkan keluargaku yang berharga disini hanya karena menghindari satu wanita yg udah jadi istri orang" ucap Bagas.
"Nah itu bener. Abang sia sia banget nungguin permintaan maaf si Juwita malam itu. Dia udah nikah dan udah jadi wakil direktur perusahaan Anggara perhotelan. Dia udah bahagia bang. Abang juga harus bahagia" petuah Putra.
"Hahaha, udah bisa ngasih petuah buat abang yaa. Bocah baru lulus aja belagu!" ejek Bagas namun bercanda.
"Setidaknya bocah belagu ini gak GAMON! Hahaha" balas ejek Putra.
"Wah ini! Minta di smackdown nih anak! Sini!" seru Bagas lalu mengejar Putra yang berlari.
"Heh, Bagas , Putra kok malah lari larian! Ayo bakar dagingnya keburu maghrib!" teriak Weni yang sedang menyiapkan menu lainnya di pendopo taman bersama Putri dan kedua art yang sudah dianggap keluarga.
"Hehe iya, Mami. Ini loh Putra ngajak lari larian" keluh Bagas.
"Ya abang sendiri yang mau ngejar aku!" sewot Putra gak mau disalahkan.
"Udah udah! Bantuin mami mu bakar dagingnya, boys!" giliran Deni yang berteriak membuat kedua putranya itu menjalankan tugas.
Saat adzan maghrib, mereka berhenti beraktifitas dan beribadab bersama. Setelahnya menyiapkan makan malam dan menikmati hidangan satu keluarga anggara lengkap plus orang orang yang bekerja di rumah ini.
Keesokan harinya, dari pagi rumah anggara sudah heboh karena Putri dan Mami Weni ribut sendiri dengan makeup dan busana.
Ketiga cowok, papi Deni, Bagas dan Putra sangat simple dengan pakaian mereka yang couple yaitu batik.
"Coba lihat tuh mami sama adik kalian, ribet banget ya jadi wanita" celetuk Deni.
"Hmm, ya biasa begitu emang kalau udah pake makeup tebel dan kebaya. Susah jalan dan malah heboh sendiri" sahut Bagas.
Putra pun tersenyum saja melihat mami dan saudara kembarnya lagi ribet milih tas yang cocok untuk dibawa wisuda.
Setelah 30 menit memilih tas, akhirnya keluarga Anggara meluncur ke Universitas Y dimana si kembar menyelesaikan program sarjana mereka.
Putra dan Putri enggan masuk di Universitas X seperti Bagas karena tidak mau dibanding bandingkan.
Sesampainya di kampus, suasana auditorium begitu rame dan padat. Wisudawan dan Wisudawati duduk terpisah dengan keluarganya.
Untung saja Putra dan Putri mendapatkan prestasi lulusan terbaik sehingga keluarganya mendapatkan kursi VVIP.
Deni dan Weni begitu bangga melihat si kembar bisa menjadi lulusan terbaik di jurusan masing masing. Bagas pun terlihat bangga memiliki adik adik yang hebat.
Setelah acara selesai, tidak lupa mereka berfoto keluarga. Ada sesi foto keluarga lengkap, ada sesi Putra dan Putri masing masing, ada sesi si kembar hanya sama papi dan mami, ada sesi si kembar sama abang satu satunya, dan sesi keluarga lainnya.
Hingga mereka keluar kampus pukul 3 sore dan langsung menuju restauran dimana Bagas sengaja memesan tempat VVIP untuk merayakan kelulusan adik adiknya.
Nah disini mereka di "Le Quartier" kebayoran, Jakarta. Restauran mewah dengan spesialis makanan eropa Perancis yang begitu cocok untuk quality time bersama keluarga.
*POV : bagi pengusaha kaya dan di atmnya ada saldo mengendap minimal 100 juta 🤭
Yang menarik, Bagas menyewakan pemain violin untuk menemani mereka makan siang plus makan malam karena sore nanggung jam 4 baru masuk restauran.
Untung aja tadi dapat nasi kotak dari acara wisuda, menganjel perut.
"Wow, Abang nih yang nyiapin ini semua untuk kalian" celetuk Weni.
"Makaasih abaang!" seru Putri yang sangat senang.
"Makasih, bang" ucap Putra lebih woles dari pada kembarannya.
Mereka pun duduk di kursi masing masing dan pelayan datang untuk mencatat pesanan mereka.
Setelah memesan, suara violin membuat suasana ruangan VVIP restauran itu bak di Perancis.
"Enak banget kalau di perancis beneran!" celetuk Putri.
"Itu yang kamu inginkan dari abang?" sahut Bagas dengan senyuman smirk menebak permintaan adiknya.
"hmm bukaan, sebentar aku bisikin permintaanku" ucap Putri lalu berjalan menuju ke kursi abangnya didepannya dan membisikkan sesuatu.
"Aku ingin punya minicooper, bang. Papi gak mau ngasih sebelum aku selesai magang di perusahaan dalam setahun, kurang 6 bulan lagi keburu minicoopernya ketinggalan zaman" bisik si Putri lalu menjauhkan wajahnya dan kembali ke kursinya sendiri.
"Kalau adikmu minta minicooper, jangan dikasih Gas!" seru Deni yang sudah bisa menebak keinginan putrinya.
"PAPI!" teriak Putri tidak terima.
"Haha sukurin! Nunggu 6 bulan aja gak mau" ejek Putra.
"Dasar si Iri dengki! Aku seneng kamu gak seneng" sahut Putri.
"Udah udah, kok malah ributin minicooper di meja makan, lama lama mami bawa miniatur minicooper untuk kita makan" celetuk Weni mencairkan suasana.
Semua pun jadi hening. Putri cemberut karena papinya begitu menentang keinginannya untuk saat ini.
"Kalau kamu mau apa Tra? Mungkin abang bisa kasih" tanya Bagas pada Putra.
"Hmm, aku sih simple aja. Aku pingin PS terbaru aja sama gamesnya" jawab Putra santai.
"Approve kalau ini! Abang bisa kasih kan?" seru Deni lalu menanyakan kesanggupan putra sulungnya.
"Amaan! Besok PS dan isi gamesnya datang!" sahut Bagas.
"Papi pilih kasih! Putra minta games aja dikasih izin!" timpal Putri.
Bagas dan Deni saling lirik lirikan dengan senyuman tipis padahal Putri hampir menangis.
Weni hanya diam karena dia tau kejutan untuk putri semata wayangnya yang sudah disiapkan sang suami dan putra sulungnya. Putra pun juga tau kejutan apa yang telah disiapkan untuk kembarannya karena tadi malam dia juga sudah mendapatkan hadiah yang sangat ia inginkan selain PS yaitu motor harley.
Makanan pun datang dan membuat Putri tidak jadi menangis karena melihat makanan.
"Aku bisa beli sendiri minicoopernya!" celetuk Putri sambil melihat ke papi dan abangnya dengan tatapan tajam bergantian.
"Mending makan aja, ngisi perut daripada maksa minta hadiah ke papi sama abang" lanjutnya lalu memakan pesanannya terlebih dahulu.
Semua yang ada di ruangan itu melihat tingkah Putri yang lucu tapi mereka berusaha menahan tawa dan ikut menikmati makanan yang sudah tersedia.
Deni, Weni, Bagas dan Putra saling mengobrol disela sela makan, namun membiarkan Putri diam sendiri. Hingga anak bungsu itu kesal dan memilih keluar ruangan setelah menghabiskan makanannya dan meminum minumannya sampai tandas.
Melihat Putri sudah keluar ruangan, semuanya pun ikut keluar ruangan karena kejutan akan segera tiba.
TADAAAA!!!
Sudah ada minicooper di depan restauran dengan pita besar diatasnya.
"Happy Graduation, Putri!" seru keluarganya dari belakang.
Putri seketika speechless dan tidak bisa membendung rasa harunya karena kejutan yang diberikan.
Lalu ia langsung berlari memeluk papinya, kemudian maminya, lalu abangnya dan yang terakhir kembarannya.
Dia sangat bahagia. Ternyata tadi dibuat kesal dulu sebelum dikasih kejutan yang bikin dia sangat bahagia.
Akhirnya keinginan si bungsu terpenuhi.
Putri mengendarai mobil barunya bersama abang Bagas dan kembarannya keliling Jakarta. Sedangkan Deni dan Weni memilih untuk pulang saja, membiarkan anak anak mereka quality time bertiga.