Davina Himawan tidak pernah menyangka pernikahannya dengan Jodie kandas di tengah jalan. Pernikahan yang awalnya begitu bahagia, dalam sekejap hancur berkeping-keping setelah Vina mengetahui suaminya berkhianat dengan wanita lain. Wanita itu tak lain sekertaris suaminya sendiri. Lolita.
Davina memilih pergi meninggalkan istana yang telah ia bangun bersama Jodie, laki-laki yang amat di cintainya. Bagi Vina yang menjunjung tinggi kesetiaan, pengkhianatan Jodie tak termaafkan dan meninggalkan luka teramat dalam baginya.
Bagaimana kisah ini?
Apakah Davina mampu bangkit dari keterpurukan atau kah ia akan merasakan sakit selamanya? Ikuti kelanjutannya 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERTANYAAN
"Kau keluarga Hendro atau Arini? Kenapa kamu ada bersama keluarga mereka?"
Davina membelalakkan kedua matanya, terkejut menatap Daniel ada di depannya kini.
"T-uan D-aniel.."
Daniel menatap Vina dengan intens. Di lihat seperti itu tentu saja membuat Vina serba salah.
"Aku keluarga mempelai wanita. Arini sepupu ku", jawab Vina berusaha untuk tenang.
Daniel memangut-mangut kan kepalanya. "Sempit sekali dunia ini ternyata. Siapa sangka aku bertemu dengan nasi rawon di pernikahan Hendro", gumam Daniel.
"Apa?", ucap Vina tidak mengerti mendengar gumaman laki-laki di hadapannya.
Daniel tersenyum. "Bukan apa-apa. Kamu salah dengar", jawabnya dengan santai.
"Hm..tuan Daniel, aku harus kembali ke sana. Jika aku lama pergi pasti mereka akan mencari ku", ucap Vina membulatkan kedua netranya tampak menggemaskan.
Daniel mengusap tengkuknya melihat wanita itu seraya menganggukkan kepalanya menatap punggung indah Davina menjauh darinya.
"Ehem .."
*
Malam semakin larut. Satu persatu tamu undangan pulang ke tempat masing-masing.
Namun sekarang sebagian keluarga inti masih berkumpul termasuk Davina.
Sementara Daniel masih duduk di tempatnya, berbincang dengan dua orang laki-laki muda sebaya dengannya. Entah kenapa mereka belum pulang juga padahal tamu yang lainnya sudah pergi semua.
Sesi foto keluarga selesai di lakukan. Terlihat petugas EO mendekati Daniel dan teman-temannya. Ketiga nya pun berdiri menuju panggung.
Davina menatap kearah mereka, baru mengerti ternyata Daniel berteman dengan Hendro. Terlihat gesture keempatnya sangat akrab.
"Mereka teman kuliah kak Hendro, sama-sama di Aussie", ucap salah satu sepupu Vina, Dania.
Vina tersenyum mendengarnya.
Tak lama setelah nya. Arini dan Hendro turun panggung, di ikuti ketiga teman Hendro. Sebagian keluarga pun sudah pamit pulang, termasuk Yati mama Arini sudah beristirahat di kamar.
"Daniel, Rayyan, Luthfi... Perkenalkan ini sepupu istriku. Dania dan Vina", ucap Hendro mengenalkan sambil duduk di sebelah Arini yang sudah lebih dulu bergabung dengan kedua sepupunya itu.
"Oh ya Daniel...suami Davina ini salah satu manajer di Starjaya", ucap Hendro sambil menikmati hidangan makan malam.
Daniel yang tengah meneguk air putih segera menaruh gelasnya. Dan menatap Davina yang lebih banyak tertunduk.
"Oh ya? Maksud mu bekerja di perusahaan ku?"
"Iya".
Daniel tidak banyak bertanya-tanya ia hanya memangut-mangut sambil mengusap dagunya. Dan melirik Davina yang lebih banyak diam atau mengalihkan perhatian dengan berbincang pada Arini dan Dania.
Namun Davina menyadari, sepasang sorot mata terus menatapnya. Membuat jantung gadis itu seakan berhenti berdetak. Terlebih kini Daniel mengetahui Davina bersuamikan salah satu anak buahnya.
*
Davina menunggu lift terbuka. Beberapa saat yang lalu ia pamit pada Arini dan Hendro ke kamarnya. Besok pagi ia harus kembali ke Jakarta.
Karena banyak yang menggunakan lift, jadi harus antri. Padahal tersedia tiga lift di sana berasa kurang.
Tubuh Davina baru terasa lelah sekarang. Rasanya enak sekali berendam malam-malam begini. Batin Davina. Terutama kaki nya terasa pegal-pegal karena berjam-jam memakai heels yang sudah lama sekali tidak ia pakai lama-lama. Sehari-hari tentu saja Vina lebih menyukai flat shoes.
"Ikut aku!"
Vina kaget karena ada yang menyentuh pundaknya. Kemudian menarik pelan tangannya.
"Tuan D-aniel?"
Mau tidak mau Vina akhirnya mengikuti laki-laki itu. Masuk ke lift khusus. Karena Vina tidak enak beberapa orang menatapnya.
"Kau menginap di lantai berapa?"
"Tiga", jawab Vina.
"Siapa nama suami mu? Kenapa saat keruangan ku, kau tidak mengatakan bahwa suami mu salah satu manajer di perusahaan ku, Vina?".
Daniel langsung memberondong Davina dengan pertanyaan begitu berada di dalam lift.
Davina gugup. Terutama ketika dengan gamblang laki-laki itu menyebut namanya, nampak akrab. Vina katanya.
Tidak ada jawaban Davina membuat Daniel menatap intens gadis itu.
Padahal sesungguhnya Davina ingin menutupi agar Daniel tidak mengetahui ia adalah istri Jodie. Vina tidak mau melibatkan suaminya untuk mengganti kerusakan mobil Daniel.
Ting
Davina menghembuskan nafasnya. Ia Lega karena pintu lift terbuka. Artinya ia tidak perlu menjawab pertanyaan Daniel.
Tapi nyatanya Daniel kembali menutup pintu. Dan lift bergerak naik.
"K-amu. Kenapa malah naik?", ujar Vina melebarkan kedua matanya menatap Daniel.
"Jawab dulu pertanyaan ku.."
...***...
To be continue
Bagi vote ya 🙏