Dalam kehidupan yang dipenuhi dengan tantangan dan pertempuran, cinta sering kali menjadi cahaya yang memandu. Zayyy, seorang pemuda yang karismatik dan tak kenal takut, telah berjuang melawan musuh dan tantangan, tidak hanya untuk melindungi artefak berharga, tetapi juga untuk menjaga cintanya dengan Angelina. Namun, di tengah semua itu, ada suatu kebenaran yang tak terhindarkan: hidup adalah perjalanan yang penuh dengan keputusan sulit, pengorbanan, dan kehilangan.
Saat bayangan gelap mulai mendekat, Zayyy harus menghadapi tidak hanya musuh yang mengancam, tetapi juga perasaannya sendiri. Pertarungan untuk cinta dan harapan akan membawa Zayyy pada jalan yang penuh dengan kenangan indah dan kesedihan yang mendalam. Di sinilah kisahnya dimulai, di mana setiap detik berharga dan setiap pertempuran adalah bagian dari perjalanan yang lebih besar—sebuah perjalanan menuju pengertian sejati tentang cinta dan kehilangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mohamad Zaka Arya Wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13: Janji di Bawah Langit
Hari-hari akhir sekolah semakin dekat, dan rasa nostalgia mulai menyelimuti Angelina, Zayyy, dan Raka. Suasana sekolah dipenuhi dengan antusiasme dan harapan akan masa depan, tetapi juga dengan perasaan kehilangan yang samar.
Persahabatan mereka bertiga semakin kuat, namun Angelina tak bisa menghilangkan kegelisahan di hatinya, mengingat sebentar lagi semua ini akan berubah.
Masa sekolah yang sudah menjadi bagian dari keseharian mereka akan segera berakhir, dan mereka harus berpisah untuk menempuh jalan masing-masing.
Pada suatu sore sepulang sekolah, Zayyy mengajak Angelina ke Bukit Surga. Tempat itu adalah salah satu tempat favorit mereka sejak dulu—bukit yang memiliki pemandangan kota Nganjuk dari kejauhan, dan jika sore, matahari tenggelam membentangkan warna jingga dan ungu di langit, menciptakan pemandangan yang menakjubkan.
Di sanalah mereka sering berbicara tentang mimpi, harapan, dan perasaan mereka, menjadikannya tempat yang penuh makna bagi keduanya.
“Ayo, Angel,” kata Zayyy dengan senyum penuh arti. “Aku ingin kita ke Bukit Surga. Ada yang ingin kubicarakan.”
Angelina mengangguk, merasa senang dan penasaran. Ia tak tahu apa yang akan dibicarakan Zayyy, tapi kehadiran bukit itu memberi ketenangan tersendiri.
Mereka berdua naik motor, menyusuri jalanan kecil menuju bukit dengan angin sore yang menyegarkan wajah mereka. Setibanya di puncak bukit, mereka duduk di atas rumput hijau yang menghadap ke arah kota. Matahari mulai condong ke barat, memancarkan cahaya keemasan yang hangat.
Zayyy menatap pemandangan di hadapannya sejenak sebelum menoleh ke Angelina dengan senyum lembut. “Angel, kau tahu, kita sudah melewati banyak hal bersama, ya. Dari dulu, aku selalu kagum dengan caramu menghadapi masalah, dengan kekuatanmu yang selalu membuatku merasa ingin melindungi.”
Angelina tersenyum mendengar kata-kata Zayyy. Ia tahu bahwa meskipun Zayyy kadang terlihat cuek dan santai, ia selalu peduli dan memperhatikannya dengan tulus.
“Zayyy, aku juga banyak belajar darimu,” balas Angelina dengan tatapan lembut. “Kau mengajariku untuk menjadi lebih santai dan tidak selalu terlalu serius menghadapi segala sesuatu. Kau membuatku melihat sisi lain dari hidup, sisi yang lebih ringan.”
Zayyy tertawa kecil, tampak sedikit gugup. Ia menghela napas dalam sebelum berkata, “Angel, aku tahu kita akan segera berpisah untuk kuliah, mungkin di kota yang berbeda, atau bahkan negara yang berbeda. Tapi ada satu hal yang ingin kujanjikan kepadamu.”
Angelina menatap Zayyy dengan mata yang berbinar-binar. Ia bisa merasakan bahwa apa yang akan dikatakan Zayyy adalah sesuatu yang penting. Perasaan penasaran dan harapan bercampur menjadi satu.
“Aku ingin kita tetap bersama, apapun yang terjadi. Aku tahu mungkin kedengarannya egois, tapi aku tak bisa membayangkan hidupku tanpamu, Angel. Kau adalah bagian dari hidupku yang tak tergantikan.”
Angelina merasa hatinya berdegup lebih kencang. Kata-kata Zayyy membuatnya terharu dan bahagia. Ia mengangguk, berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh.
“Zayyy, aku juga merasa begitu. Aku tak pernah ingin kehilanganmu. Aku tahu mungkin nanti kita akan punya kesibukan masing-masing, tapi aku juga tak ingin kita berpisah,” jawab Angelina dengan suara yang sedikit bergetar.
Mendengar jawaban Angelina, Zayyy menggenggam tangannya dengan lembut. Di bawah langit sore yang indah, mereka berdua berjanji untuk menjaga hubungan mereka meskipun jarak akan memisahkan mereka nantinya.
“Tetaplah bersamaku, Angel. Kita akan berusaha sebaik mungkin untuk membuat hubungan ini bertahan,” ujar Zayyy dengan tatapan penuh keyakinan.
Angelina mengangguk. Mereka saling menatap, dan dalam keheningan itu, mereka tahu bahwa apapun yang akan mereka hadapi di masa depan, mereka akan melaluinya bersama-sama.
Beberapa saat kemudian, matahari mulai terbenam, menciptakan langit yang berubah menjadi semburat warna-warni yang memesona.
Angelina menyandarkan kepalanya di bahu Zayyy, merasakan hangatnya kehadiran Zayyy di sampingnya. Perasaan tenang menyelimuti hati mereka berdua, dan waktu seolah berhenti di sana, di puncak bukit yang menjadi saksi janji mereka.
Namun, hari-hari mereka di sekolah tak sepenuhnya dipenuhi dengan kebahagiaan. Menjelang kelulusan, tekanan dan kecemasan mulai terasa. Ujian akhir semakin dekat, dan mereka harus fokus pada persiapan untuk mencapai hasil terbaik.
Angelina dan Zayyy saling menyemangati untuk tetap berusaha, saling mendukung saat belajar, dan selalu mengingatkan janji mereka di Bukit Surga.
Raka, yang ikut merasakan kebahagiaan mereka, juga berperan sebagai sahabat yang selalu ada untuk memberi dorongan moral.
Ia menyadari betapa Zayyy dan Angelina saling mencintai, dan ia menghormati hubungan mereka dengan sepenuh hati. Walaupun kadang Raka merasa dirinya hanya berada di tengah kebahagiaan mereka, ia tetap senang bisa menjadi bagian dari momen-momen penting tersebut.
Di sisi lain, Zayyy juga tak ingin hubungan dengan sahabatnya terabaikan. Ia berusaha membagi waktu antara Angelina dan Raka dengan bijaksana, menjaga agar tak ada yang merasa tersisih.
Persahabatan dan cinta yang ia miliki adalah dua hal yang sangat berharga baginya, dan ia ingin memastikan bahwa keduanya tetap berjalan harmonis.
Seiring berjalannya waktu, hari-hari menjelang kelulusan semakin dekat. Rasa haru dan gembira bercampur menjadi satu di hati Zayyy, Angelina, dan Raka.
Mereka menyadari bahwa tak lama lagi mereka akan menghadapi dunia yang lebih luas, menghadapi tantangan yang lebih besar dari sekedar ujian sekolah.
Pada malam terakhir sebelum kelulusan, Zayyy, Angelina, dan Raka mengadakan pertemuan di Bukit Surga. Mereka membawa beberapa camilan, menikmati suasana malam sambil bercanda, dan mengenang momen-momen indah yang telah mereka lalui bersama.
Angelina, dengan senyum yang sendu namun bahagia, berkata, “Aku tidak akan pernah melupakan malam ini. Kalian berdua adalah sahabat terbaikku. Terima kasih karena selalu ada untukku.”
Raka mengangguk, tersenyum. “Terima kasih juga, Angel. Kalian berdua adalah sahabat yang selalu mendukung dan menginspirasi. Aku bersyukur bisa mengenal kalian.”
Zayyy menatap keduanya dengan penuh rasa syukur. “Aku juga merasa sangat beruntung. Tanpa kalian, aku tidak akan menjadi seperti sekarang. Kita mungkin akan menempuh jalan yang berbeda, tapi aku percaya, persahabatan dan cinta kita akan selalu ada.”
Malam itu, mereka berbicara sampai larut, berbagi impian dan harapan untuk masa depan. Mereka membuat janji untuk tetap berhubungan, untuk saling mendukung, dan untuk menjaga ikatan yang telah mereka bangun selama ini.
Ketika fajar mulai menyingsing, mereka beranjak dari Bukit Surga dengan hati yang penuh harapan. Mereka tahu bahwa meskipun masa-masa sekolah telah berakhir, mereka akan memulai babak baru dalam hidup mereka dengan membawa kenangan dan persahabatan yang kuat.
Di bawah langit pagi yang perlahan-lahan berubah warna, mereka berjalan menuruni bukit dengan langkah mantap, siap menghadapi masa depan yang penuh tantangan dan kemungkinan baru. Janji yang mereka buat di Bukit Surga menjadi pengingat bahwa apa pun yang terjadi, mereka akan selalu ada untuk satu sama lain.