Setelah 11 Tahun Pernikahan

Ravindra berada di ruang kerjanya dengan penampilan yang Sedikit acak-acakan, dengan meminum segelas wine di tangannya dengan sekali tegukan saja. Ia sangat merasa merasa kesal saat ia mengingat kembali apa yang putranya minta di luar dugaannya.

Flashback

"Menikah! dengar usia mu baru lima tahun tunggulah beberapa tahun lagi untuk memikirkan pernikahan. Kau belum mengerti tentang kehidupan orang dewasa jadi bersikap sesuai usiamu" Ucap ravindra panjang lebar.

"Bukan aku yang menikah''

''Lalu siapa?"

"Kau" Jawab Kenzo singkat sambil menunjuk ke arah dada sang daddy.

"Aku sudah menikah"

"Tidak, kau harus menikah dengan mommy"

"Ya aku memang sudah menikah dengan mommy mu" Ucap Ravin tanpa ekspresi. Ia sudah mengerti kemana arah pembicaraan mereka berdua kali ini.

"Sekarang kau pilih mainan apa pun yang kau suka lalu kita pulang''

"Tidak mau aku hanya ingin mommy. Mommy mommy" Kenzo pun langsung berari masuk ke dalam mobil meninggalkan sang daddy yang masih berada di toko mainan tersebut.

Ravin sedikit kesal pada putranya, dan dengan cepat Ravin pun mengikuti putranya dan berusaha untuk membujuknya agar mau mengerti dan memahami bagaimana perasaannya saat ini.

"Kenzo, aku sudah menikah dengan mommy mu maksdku mommy yang sudah melahirkan mu. Hanya dia satu-satunya wanita yang aku cintai, mungkin untuk kali ini kau masih belum mengerti tapi saat kau dewasa nanti kau akan tahu apa itu cinta sejati."

"Tapi aku hanya ingin mommy Mila saja, jadi menikahlah dengan nya"

"Kenzo Sudah hentikan aku tidak mau mendengar hal ini lagi" Ravin memukul kemudinya dengan sekuat tenaga menahan semua amarah yang membuncah dalam hatinya, dan hal itu membuat Kenzo sedikit ketakutan.

Ravin mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, karena rasa marahnya ia tak memikirkan putra kecilnya begitu sangat ketakutannya saat ini.

Kenzo memegangi seatbelt dengan sangat kencang dan menutup matanya wajahnya kini nampak pucat, Ravin mengemudikan mobilnya secepat kilat hingga sampai di halaman Mansion.

''Mommy'' Ucap Kenzo lirih.

Ravin mendengar suara putranya barulah ia tersadar dari apa yang sudah di lakukan nya saat ini, dan membuat putranya begitu sangat ketakutan.

"Maaf aku sudah membuatmu ketakutan seperti ini" Ravin langsung membuka seatbelt nya dan akan memeluk putranya, namun sayang. Kenzo langsung mendorong tubuh daddynya dengan kekuatan penuh dan membuka pintu mobilnya lalu berlari ke dalam mansion.

Flashback end

Ravindra meluapkan emosinya dengan membanting gelas yang berada di tangannya ke sembarang arah. Ia pun mulai mengusap wajahnya dengan sedikit kasar dan mulai menyingkirkan semua benda yang berada di hadapannya membuat suara gaduh itu terdengar sampai ke luar ruangan dan mengejutkan seseorang yang sedang melewati ruangan itu.

"Sekarang aku harus apa Anggun" Ucap Ravin menatap nanar foto yang terpajang di dinding ruangan itu dengan berjalan sempoyongan mendekati foto istri nya.

"Tuan apa kau baik-baik saja?'' Tanya mila saat mendengar suara keributan dari dalam ruangan itu, ia melihat pintu yang sedikit terbuka.

Suara teriakan itu pun kembali terdengar sampai ke telinga Mila, "Tuan muda ada apa dengan mu"

Namun tak ada jawaban dari dalam, hanya suara teriakan pilu yang Mila dengar membuar hatinya juga ikut merasakan kesedihan pria yang saat ini meraung-raung di dalam, Mila yang merasab penasaran dan kasihan pun langsung bergegas masuk begitu saja ke dalam ruangan itu melihat apa yang sudah terjadi di sana.

"Tuan muda apa yang kau lakukan" Mila begitu sangat syok saat melihat darah yang terus keluar dari tangan Ravin. Dengan cepat ia pun membalut luka itu dengan kain seadanya agar darah itu tidak terus mengalir begitu saja.

"Anggun kau datang sayang" Ravin langsung memeluk Mila dengan begitu erat, mengira bahwa Mila adalah anggun istrinya.

"Tuan tolong lepaskan saya" Mila mencoba untuk memberontak melepaskan pelukan Ravin.

"Anggun aku sangat merindukanmu''

"Kenapa tuan muda terus saja menyebutku anggun, apa dia sedang mabuk"

Mila memindai seluruh ruangan yang begitu berantakan itu, ia pun melihat beberapa botol wine yang sudah kosong dan pecahan botol di lantai, bau alkohol pun semakin menyeruak masuk kedalam hidungnya saat wajah Ravin semakin dekat dengan wajah nya.

"Ya ampun dia memang sedang mabuk, sekarang aku harus segera keluar dari ruangan ini"

"Maaf tuan muda saya harus pergi" Mila mendorong dada bidang ravin agar pelukan itu terlepas dari nya. Namun nihil Ravin semakin erat memeluknya bahkan dia pun mulai menyesap leher mulus Mila dan meninggalkan jejak merah di sana.

Mila adalah wanita dewasa yang pernah menikah dan pernah melakukan hal-hal semacam itu, perlakuan Ravin yang seperti itu membuat tubuhnya terasa terbakar saat Ravin melakukan hal itu padanya.

"Tuan cukup lepaskan aku"

"Anggun jangan menolakku, aku sangat merindukanmu" Ucap Ravin dengan mata sayupnya.

"Tuan tolong jaga sikap mu aku bukan Anggun"

Karena pengaruh alkohol membuat Ravin kehilangan akal sehatnya, dengan sengaja ia menarik kemeja Mila hingga sobek dan menampakkan tubuh indah Mila yang ia anggap sebagai Anggun istrinya.

Mila menutupi dadanya dengan tangan, ia dangat merasa malu saat Ravin menatapnya dengan penuh minat.

"Aku memang bukan seorang gadis tapi aku tidak ingin jika aku di lecehkan seperti ini, apa kata mereka nanti yang menilai janda seperti aku berbuat hal yang tak senonoh dengan majikannya sendiri. Aku harus segera pergi dari ruangan ini"

Mila memberontak namun tenaganya tidak lebih kuat dari Ravin membuat ia kewalahan saat menghadapi nya. Beberapa kali mencoba akhirnya cengkraman tangan ravin terlepas dari tangannya. Mila pun langsung berlari ke arah pintu dan berusaha untuk membukanya, namun sebelum ia sampai di depan pintu kakinya tak sengaja menginjak pecahan botol yang kini menancap di kakinya.

"Aaaaa..." Mila sedikit berteriak menahan sakit di bagian kakinya dan berusaha untuk membuka pintu.

"Apa ini, kenapa pintunya terkunci lalu bagai mana aku bisa keluar dari ruangan ini" Mila pun berusaha untuk mencari kuncinya dengan berjalan sedikit pincang, namun ia terlambat Ravin kembali memeluknya.

"Kau sedang mencari apa sayang, aku ada di sini"

''Tuan muda tolong lepaskan saya, saya Mila asisten atau pengasuh nya putra anda, saya bukan Anggun istri anda jadi tolong lepaskan saya." Mohon Mila. Namun karena pengaruh alkohol yang sangat begitu kuat membuat kesadaran Ravin hilang sepenuhnya.

Ravin terus melakukan apapun yang ia inginkan, sedangkan Mila tetap berusaha untuk lepas dari pria yang sedang mabuk berat itu.

Sedangkan di luar ruangan itu seseorang sedang tersenyum sambil memainkan kunci yang kini berada di tangannya.

Bersambung..