NovelToon NovelToon
Tawanan Cinta Pria Lumpuh

Tawanan Cinta Pria Lumpuh

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua / Terpaksa Menikahi Suami Cacat
Popularitas:153.8k
Nilai: 4.6
Nama Author: Susilawati_2393

Kecelakaan menjadikan tertulisnya takdir baru untuk seorang Annasya Atthallah. Berselang dua bulan setelah kecelakaan, gadis yang biasa dipanggil Nasya itu dipinang oleh orang tua lelaki yang merupakan korban kecelakaan.

Airil Ezaz Pradipta, terpaksa menyetujui perjodohan yang diam-diam dilakukan oleh kedua orang tuanya. Tidak ada yang kurang dari seorang Nasya. Namun dirinya yang divonis lumpuh seumur hidup menjadikan Airil merasa tidak pantas bersanding dengan perempuan yang begitu sempurna.

Lelaki yang dulunya hangat itu berubah dingin ketika bersama Nasya. Mampukah Nasya meruntuhkan tembok es itu dan melelehkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susilawati_2393, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 13

Seperti yang Nasya bilang. Ia seharian menemani Airil di apartemen. Jangan dikira wanita itu penurut. Nyatanya Airil mulai melihat ketengilan-ketengilan yang istrinya tampakkan.

"Sya, aku bukan anak kecil yang kau ajari menulis." Ketus Airil ketika Nasya menuntun jarinya saat sedang menandatangani berkas. Sendi bahunya memang terjadi pergeseran, tapi itu bukan berarti dirinya tidak bisa bekerja.

"Berasa kayak abi waktu panggil ummi Mas," kekeh Nasya. Tidak mau melepaskan tangan suaminya.

"Kita sudah sepakat tidak mengurusi hidup masing-masing," Airil mengingatkan.

Nasya tidak mendengarkan, malah semakin erat menggenggam tangan suaminya. Hidungnya bisa mencium aroma maskulin yang menguar dari tubuh sang suami.

"Sya itu panggilan sayang abi ke ummi, aku berasa jadi kayak kamu sayangi deh." Ujar Nasya semakin menjadi-jadi.

"Suruh siapa nama kalian harus mirip, dipanggil Sya kayak Ummi Attisya. Dipanggil Na nanti dikira manggil Tante Nana," protes Airil ketus.

"Nasya kan emang dari nama Ummi Nana dan Ummi Attisya." Celetuk Nasya asal, menyebutkan nama ibu kandung Key supaya pembicaraannya dengan Airil tidak berakhir.

"Mereka dulunya cinta segitiga, eh segi empat deng. Abi Adnan, Abi Key dan Om Erfan. Ketiganya sama-sama mencintai Ummi Nana. Tapi Ummi Nana cinta matinya sama Abi Ken."

"Sebesar itu hati Ummi Attisya meskipun harus berdampingan dengan ipar yang merupakan wanita dicintai suaminya." Komentar Airil, mulai terpancing. Tidak berhenti memandang wajah Nasya yang terus tersenyum.

Nasya mengangguk kecil, "Abi dan Ummi panutanku. Gak mungkin mereka gak pernah berantem selama menikah. Tapi aku gak pernah lihat abi maupun ummi berwajah masam di hadapanku. Paling bercanda pura-pura merajuk gitu aja."

"Sehebat itu?"

Nasya lagi-lagi mengangguk, "walau aku gak bisa seperti ummi. Tapi aku akan berusaha menjadi istri yang baik," Nasya tersenyum kemudian mengecup pipi suaminya.

"Hey aku tidak berbuat salah kenapa kau hukum!!" Seru Airil berteriak.

"Ini bukan hukuman, aku cuma pengen." Sebut Nasya dengan senyuman lebar, berlarian memutari meja kerja suaminya.

Airil bahkan terpesona melihat wanitanya yang tanpa hijab itu tersenyum begitu ceria. Padahal dia sudah berkali-kali menggoreskan luka. Rambut panjang Nasya yang tergerai indah berterbangan, semakin menambah aura kecantikannya.

"Mas aku pusing," adu Nasya. Dengan sengaja duduk di pangkuan suaminya.

"Siapa yang suruh berputar-putar," acuh Airil. Membiarkan saja wanita itu melakukan apa yang diinginkannya. Dilarang pun tidak akan mempan.

"Saranghaeyo," ucap Nasya seperti orang mabuk. Mengalungkan kedua tangannya ke leher sang suami.

"Obatnya habis?" Airil menyentuh kening Nasya.

Perempuan itu malah terkekeh geli, mengecupi pipi Airil berulang kali.

"Sya, aku lagi telekonferen." Ujar Airil, yang membuat Nasya berlari terbirit-birit mencari hijabnya.

"Rasakan, siapa suruh menempel seperti ulat bulu." Gerutu Airil, namun hatinya berbunga-bunga. Seakan ada taman bunga yang bermekaran di perutnya.

"Mas kamu bohongi aku!!" Pekik Nasya nyaring, kembali ke ruang kerja suaminya.

"Hm, ditunda." Jawab Pria itu tanpa dosa.

"Kaki aku sakit, tanggung jawab." Rengek Nasya kembali bergelayut di pangkuan suaminya.

"Sya, kalau nakal aku cubit lagi pipinya."

"Kakinya sakit, ayo di tepuk-tepuk." Manja Nasya, semakin merengek-rengek di depan suaminya.

"Sayang aku perlu kamu datang ke apartemen sekarang," Airil berpura-pura menelpon kekasihnya.

Detik itu juga Nasya langsung bangkit. Masuk ke kamarnya dan membanting pintu dengan kasar sampai terdengar ke ruang kerja Airil.

Si pelakunya geleng-geleng kepala, tersenyum penuh kemenangan. Kenapa dia bisa sebahagia ini melihat istrinya merajuk.

"Sya aku lapar," Airil mengetuk pintu kamar Nasya yang dikunci dari dalam.

"Minta bikinin aja sama pacar kamu, Mas." Ketus Nasya, mengelumbuni seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Aku gak bisa minum obat kalau gak dikasih makan." Ujar Airil mencari-cari alasan. Nasya keluar kamar dengan wajah masam.

"Katanya mau seperti ummi yang gak pernah merengut." Airil menusuk-nusuk pinggang istrinya yang sedang memasak. Nasya tidak bereaksi apa-apa.

"Jadi cemburu nih," sampai makan siang siap Nasya tidak menghiraukan Airil yang terus membujuknya.

"Tangannya sakit," rengek Airil minta disuapi. Bibirnya tersenyum tipis, pantas saja menjadi rebutan. Memang secantik ini bidadarinya.

Nasya mendengus, menyuapi dengan malas.

"Aww panas!!" Pekik Airil pura-pura mencari perhatian, mengipas-ngipas mulutnya.

Perempuan itu beranjak, mengambil beberapa bongkah es batu lalu memasukkan ke dalam mangkuk sup.

"Celakalah aku, dia benar-benar mengamuk." Gumam Airil dalam hati. Setelah es meleleh Nasya kembali menyuapi suaminya.

Airil sudah tidak berani protes walau rasa sup yang tadinya pas di mulut sekarang jadi hambar.

"Nanti malam suruh pacarmu masak dan suapi, jangan ganggu aku." Ujar Nasya masih kesal, masuk kembali ke kamarnya.

Di kamarnya Nasya meninju-ninju guling. Dia sudah seperti perempuan murahan, tapi tetap saja tidak terlihat di mata suaminya.

"Jangan menyerah Nasya!" Gumamnya mengingatkan diri sendiri. Dia pasti bisa menghempaskan siapapun perempuan yang dekat dengan suaminya.

Perempuan itu malam hari baru keluar kamar. Menyeduh mie untuk dirinya sendiri. Ia akan memberi pelajaran pada suaminya yang tidak tahu diuntung itu.

"Sya aku juga lapar," Airil langsung menyusul ke dapur saat mendengar pintu kamar Nasya terbuka.

"Astaga, pakai baju apa dia." Pekik Airil frustasi melihat istrinya yang menggunakan lingerie.

"Dapat dimana dia pakaian haram seperti itu," Airil mengumpat dalam hati.

Kaki jenjang yang mulus itu membuat napasnya tercekat. Belum lagi rambut Nasya dicepol ke atas memperlihatkan leher yang. Ah, sangat sexy. Airil bahkan tidak bisa berkedip dibuatnya.

Pria itu bergegas masuk ke kamar, mengambil selimut dan mengelumbuni tubuh Nasya yang sedang menuangkan bumbu mie instan ke mangkuk.

"Kau bisa masuk angin pakai baju murahan seperti ini!!" Decak Airil sudah tidak tahan untuk tidak mengumpati istri nakalnya.

Nasya dengan santai mengaduk mie dengan bumbunya.

"Sya kau dengar aku tidak?"

"Em," Nasya mengangguk kecil. Duduk di meja, membuat selimut yang melilit tubuhnya terjatuh.

"Laparkan, sini aku suapi." Dengan gerakan slow motion perempuan itu mengulurkan sendok ke mulut Airil.

Airil menggeleng, mendekati meja. Bukan itu yang ingin dia makan, melainkan istrinya ini. Kalau saja bisa bergerak normal, sudah Airil hempaskan istri nakalnya ini ke tempat tidur.

"Humm enak," perempuan itu menjilat bumbu yang tertinggal di bibirnya.

Airil hanya bisa mengumpat berulang kali, meneguk salivanya kasar.

"Baiklah kalau dia terus memancingku," pria itu tersenyum tipis.

"Enak?" Tanya Airil seraya menyentuh jari kaki Nasya kemudian membawa tangannya naik ke atas. Nasya mematung di tempat, seluruh bulu tubuhnya merinding. Masuk dalam perangkapnya sendiri.

"Dari siapa belajar nakal, hm?" Airil tidak menghentikan gerakan tangannya. Nasya langsung menghentikan makan, namun Airil lebih gesit menahan pinggang itu agar tidak kabur.

"Mas, aku kehabisan piyama tidur." Cicit Nasya, tidak akan lagi memancing singanya ini.

"Aku suka, belahannya so sexy." Airil beralih mengambil jemari Nasya kemudian merambat naik ke atas.

"Tapi ini ukurannya terlalu kecil." Airil menyentil gundukan kembar itukemudian meninggalkan Nasya yang membeku di tempat.

Tidak terasa air mata Nasya terjatuh. Sudah menyerahkan diri seperti ini saja, tetap tidak diinginkan.

1
Rumini Parto Sentono
Luar biasa
e fr
seruu.. romantis..lucu.. konflik tdk terlalu berat.. jd gak cape mikir😂
Kiki
Lumayan
Rswt Slv
Biasa
Nani Suryani
ah ga oernah sijawab
Linda Wati
next
Tiwik
Luar biasa
Nani Suryani
ceritaa ttg keluarhaa ofion ga ada?
Nani Suryani
novel ttg hubungan nefa dan Arazz apa judulnya?
Nani Suryani
cerita tentang keluarga Orion di bab berapa ya?
Adinda Bramantio
Luar biasa
Nur Solihat
baru mampir setelah baca novel sebelah 🤭
Nani Suryani
kameknya Airiil daro pihak ibjnya siapa namanya.
Nani Suryani: mira, kskeknya erwan
total 1 replies
Arindaa
wkkwkw
sabar ya sa
Arindaa
aduhh abiii
Arindaa
wkwkkw
key diamm
Arindaa
waduhh waduhhh
Arindaa
hohoo
Arindaa
saya
sblm.terkmabat
Arindaa
akankah Nasya dalam bahaya?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!