Mawar seorang wanita yang bekerja di sebuah bar, tanpa sengaja menemukan seorang anak laki-laki yang membuatnya terikat dalam sebuah pernikahan dengan pria dingin namun hangat.
Di dalam pernikahan itu, harus banyak tugas yang mawar jalankan. Tapi akankah pernikahan itu berjalan sesuai dengan kesepakatan awal, atau berbelok ke arah lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Mawar terbangun dengan kepala yang terasa sangat pusing, ia membuka matanya secara perlahan dan melihat langit-langit kamar yang nampak sangat mewah.
Beberapa detik mawar terbangun dengan otak yang mulai mencerna keadaannya saat ini, tapi dalam beberapa detik kemudian. Ia langsung bangkit dan menatap ke ruangan tempat nya berada sekarang.
"Apa yang terjadi pada ku?" Tanya Mawar dengan wajah panik, tapi ia melihat pakaiannya masih terpasang rapi di tubuhnya.
Mawar melihat ke kanan dan ke kiri, dan melihat ke bagian kamar. Tapi sama sekali tidak menemukan seseorang, hingga Mawar bangkit dan berjalan ke kamar mandi. Ia membuka kancing bajunya, tapi tidak menemukan tanda merah apapun.
Lalu untuk mengecek keperawanan nya, Mawar membuka celana dalamnya dan menyentuh bagian inti tubuhnya. "Aw.." Mawar masih bisa merasakan jika bagian bawah tubuhnya masih rapat seperti sebelumnya.
Ia lalu menghela nafas lega, setidaknya tidak ada hal buruk yang terjadi kepadanya. Mawar langsung keluar dari kamar mandi, ia melihat amplop yang tadi malam ia terima.
Dengan senyuman mawar mengambil amplop tersebut dan melihat jumlah uang yang ada di dalamnya. "Bisakah aku menghitung nya?" Ucap Mawar saat melihat amplop itu secara sekilas dan kembali menutupnya.
Tapi dengan rasa penasaran, Mawar mengambil amplop itu lagi dan mengeluarkan uang di dalamnya. Ia mulai menghitung uang yang ada di tangannya.
"Du... Du... Dua.. pu....pu...puluh.. Ju...ju..juta." Ucap Mawar dengan terbata-bata saat mengetahui nominal uang yang ia dapatkan.
Mawar langsung memasukkan amplop itu ke dalam saku bajunya dan segera keluar dari kamar, Mawar baru mengetahui jika kamar itu adalah kamar khusus yang ada di bar tempatnya bekerja.
Mawar segera ke ruang ganti dan mengganti pakaiannya dan memasukkan uang yang ia dapatkan ke dalam tas miliknya, tapi memperdulikan keadaannya saat ini. Mawar langsung segera pulang ke rumah, biasa nya ia pulang subuh namun hari ini ia pulang pagi hari dan pastinya akan kembali bertemu dengan para ibu-ibu yang sering bergosip tentang nya.
Mawar berjalan melewati ibu-ibu yang langsung tertuju padangan nya ke arahnya.
"Eh, mawar kok baru pulang?" Tanya ibu Lina.
"Iya yah, aneh? Yang lain pada pergi kerja, ini mah malah baru pulang." Timpa Dina dengan senyuman di wajahnya.
Mawar tersenyum ke arah keduanya, "Mawar, kamu tuh jangan ngelonte terus. Emang enggak malu yah?" Tanya Lina dengan senyuman mengejek.
Mendengar hal itu Mawar sedikit kesal, ia memang bekerja di bar. Tapi dia bukan pelacur, "Bu Lina sama Bu Dina, sebaiknya jangan urusin dulu hidup saya. Sebaiknya Bu Lina itu ngurus anak nya yang hamil di luar nikah." Jawab Mawar dengan senyuman di wajahnya.
Ia tahu betul jika anak Bu Lina hamil di luar nikah, mendengar hal itu Bu Lina sangat kesal.
"Anak ku itu enggak hamil di luar nikah." Jelasnya membela diri.
"Masa sih? Perasaan baru juga 2 bulan nikah tapi kok udah lahiran aja. Oh.. Biasa yah, suka di DP duluan." Jawab Mawar dengan senyuman di wajahnya.
Bu Lina seketika marah dan langsung pergi, begitu juga dengan Mawar. Ia langsung pergi dan kembali ke rumahnya.
Saat membuka pintu rumah, Mawar langsung di sambut hangat oleh pelukan Rangga yang baru bangun tidur.
"Mama, kenapa baru pulang?" Tanya Rangga dengan mata yang masih mengantuk.
"Dia menunggu mu dari subuh dan belum tidur lagi, tapi kenapa kau pulang telat?" Tanya Dewi karena tidak biasanya Mawar pulang di jam seperti ini.
"Ada masalah di tempat kerja ku, jadi aku pulang aga telat." Jawab Mawar, ia memangku tubuh Rangga dan langsung membawanya kembali ke kamar.
Setelah kembali menidurkan Rangga, Mawar kembali berjalan ke dapur dan melihat ibunya tengah memasak.
"Ibu suka dengan Rangga, dia anak yang baik dan lucu." Jelas Dewi dengan senang.
"Iya, aku juga menyukainya. Dia anak yang menggemaskan." Jelas Mawar.
"Tapi Mawar, usianya sepertinya sudah cukup untuk masuk sekolah. Bagaimana jika kita memasukkan ke sekolah tahun ini?" Tanya Dewi yang mengingat sebentar lagi akan di mulai tahun ajaran baru.
Mawar berpikir sejenak, "Aku juga ingin, tapi secara hukum Rangga bukan keluarga kita. Bahkan kita tidak memiliki aktanya dan dia juga tidak masuk ke kartu keluarga kita." Jelas Mawar yang mengingat persyaratan masuk sekolah.
Dewi terdiam sejenak, yang dikatakan oleh Mawar memang ada benarnya.
"Sayang sekali, anak sepintar itu tidak sekolah." Sambung Dewi.
"Tapi aku akan menanyakan ke teman ku, tentang pengurusan anak angkat." Jelas Mawar.
"Iya coba tanyakan, agar Rangga bisa menjadi bagian keluarga kita." Jelas Dewi.
Mawar mengganggukkan kepalanya dengan pelan, setelah selesai membuat sarapan. Mawar kembali membangunkan Rangga, dan mereka langsung masuk bersama seperti keluarga.