Elle, seorang barista di sebuah kedai kopi kecil di ujung kota, tanpa sengaja terlibat perselisihan dengan Nichole, pemimpin geng paling ditakuti di New York. Nichole menawarkan pengampunan, namun dengan satu syarat: Elle harus menjadi istrinya selama enam bulan. Mampukah Elle meluluhkan hati seorang mafia keji seperti Nichole?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Absolute Rui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25: Penutup Perang
Langit mendung menggantung rendah di atas kota, membawa hawa dingin yang menusuk tulang. Perang telah mencapai puncaknya, dan semua pihak yang terlibat merasakan dampak dari kekacauan yang berlarut-larut ini. Meskipun markas utama Umbra telah dihancurkan, bayang-bayang kekuatan mereka masih terasa. Kini, Nichole, Elle, Victor, dan sisa tim mereka harus menghadapi pertarungan terakhir yang akan menentukan nasib mereka semua.
Victor memandang peta di atas meja yang penuh dengan coretan strategi. Mereka sedang bersembunyi di tempat yang bahkan Umbra sulit untuk mendeteksinya: sebuah gedung tua di pinggir kota yang hampir rubuh.
"Kami menemukan sumber utama jaringan mereka," kata Victor dengan nada berat. "Sebuah fasilitas besar di bawah tanah yang terletak di pusat kota. Jika kita menghancurkannya, seluruh operasi mereka akan lumpuh. Tapi ini tidak seperti markas yang sebelumnya. Tempat itu dijaga ketat, dan Umbra pasti tahu kita akan datang."
Nichole, yang duduk di kursi dengan senjata di pangkuannya, menatap Victor dengan tegas. "Jika ini adalah cara untuk mengakhiri semuanya, maka kita harus melakukannya. Aku tidak peduli berapa banyak rintangan yang menghadang."
Elle, yang berdiri di samping Nichole, menggenggam tangannya erat. "Aku bersamamu. Apa pun yang terjadi, aku tidak akan meninggalkanmu."
Nichole memandang Elle dengan lembut, lalu menoleh kembali ke Victor. "Kita atur rencana. Ini adalah langkah terakhir kita."
Fasilitas Bawah Tanah Umbra
Malam itu, tim kecil mereka menyusup ke dalam fasilitas yang tersembunyi di bawah gedung pencakar langit. Jalur masuknya berada di balik dinding beton tebal dengan penjagaan yang hampir mustahil ditembus. Dengan koordinasi yang matang, Victor memimpin tim untuk menonaktifkan sistem keamanan luar, sementara Nichole dan Elle bertugas membuka jalan masuk.
"Tenang," bisik Nichole sambil memeriksa lorong gelap yang diterangi lampu merah redup. Mereka harus bergerak cepat namun hati-hati, karena setiap kesalahan kecil bisa mengorbankan seluruh tim.
Mereka berhasil masuk ke pusat fasilitas, sebuah ruangan besar yang dipenuhi layar monitor, server raksasa, dan puluhan teknisi yang tampak panik saat melihat kehadiran mereka. Alarm berbunyi, dan penjaga bersenjata mulai berdatangan.
Pertempuran sengit terjadi. Nichole memimpin timnya dengan kecepatan dan ketepatan yang luar biasa, menembak musuh satu per satu. Elle, meskipun lebih berhati-hati, tetap berdiri di sisi Nichole, melindungi punggungnya dari serangan.
Di tengah kekacauan, Victor menemukan inti pusat sistem kontrol Umbra. Ia mulai menanamkan virus yang dirancang untuk menghancurkan semua data dan jaringan operasi mereka. Namun, hal itu membutuhkan waktu.
"Kalian harus bertahan selama lima menit!" teriak Victor sambil sibuk bekerja di depan konsol.
Nichole dan Elle mengambil posisi di belakang tumpukan barang-barang logistik, menembak ke arah penjaga yang terus berdatangan. Mereka kehabisan amunisi dengan cepat, dan situasinya semakin memburuk.
Tiba-tiba, seorang pria bertubuh besar dengan armor lengkap muncul dari salah satu pintu. Dia adalah salah satu pemimpin tertinggi Umbra, yang dikenal hanya dengan nama Shadow.
"Jadi ini kalian," kata Shadow dengan suara rendah namun penuh ancaman. "Kalian benar-benar berani menyusup ke sini, tetapi kalian tidak akan keluar hidup-hidup."
Nichole berdiri, memandang Shadow dengan tajam. "Kau pikir kami takut padamu? Kau sudah terlalu lama menyiksa dunia ini. Hari ini semuanya berakhir."
Shadow tertawa kecil, lalu mengangkat senjatanya yang terlihat lebih canggih daripada milik siapa pun di ruangan itu. "Kalian bahkan tidak tahu apa yang sedang kalian lawan."
Nichole berlari maju, mencoba mendekati Shadow untuk serangan jarak dekat. Pertarungan di antara mereka berlangsung dengan cepat dan brutal. Shadow jelas lebih kuat secara fisik, tetapi Nichole menggunakan kecepatannya untuk menghindari setiap serangan yang diarahkan kepadanya.
Elle melihat Nichole yang terdesak dan tanpa ragu berlari untuk membantunya. Dengan tembakan yang presisi, ia berhasil mengenai armor Shadow di bagian bahu, membuatnya sedikit goyah.
Namun, Shadow segera bangkit dan menyerang balik, melempar Nichole ke dinding dengan kekuatan luar biasa. Elle berteriak dan segera berlari ke arah Nichole.
"Nichole! Bertahanlah!"
Nichole, meskipun terluka, bangkit perlahan. "Aku baik-baik saja. Kita harus mengakhiri ini."
Dengan keberanian yang luar biasa, Nichole dan Elle bekerja sama untuk mengalahkan Shadow. Saat Shadow mengarahkan serangannya ke Elle, Nichole melompat dari belakang dan menancapkan pisau ke leher armor Shadow. Pria itu terjatuh, darah mengalir, tetapi ia masih tersenyum.
"Kalian mungkin menang di sini," katanya dengan napas terakhirnya, "tapi kalian tidak bisa menghentikan seluruh Umbra. Mereka lebih besar dari apa yang bisa kalian bayangkan."
Shadow terkapar di lantai, dan untuk sesaat, suasana menjadi hening.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Victor akhirnya menyelesaikan tugasnya. Seluruh sistem di fasilitas itu mulai meledak satu per satu, layar monitor pecah, dan server terbakar.
"Kita harus keluar sekarang!" teriak Victor.
Mereka berlari melalui lorong yang sama saat mereka masuk, tetapi ledakan di belakang mereka membuat jalan semakin sulit. Ketika mereka hampir mencapai pintu keluar, sebuah ledakan besar membuat Nichole dan Elle terlempar ke samping.
Nichole segera bangkit dan menarik Elle berdiri. "Kita tidak bisa berhenti sekarang. Ayo!"
Mereka berhasil keluar dari fasilitas tepat sebelum ledakan besar terakhir menghancurkan semuanya. Gedung di atas mereka runtuh, menandai akhir dari operasi Umbra di tempat itu.
Beberapa minggu kemudian, kota mulai kembali tenang. Meskipun banyak yang hancur akibat perang, ada harapan baru yang perlahan tumbuh di hati semua orang. Dengan jatuhnya Umbra, organisasi mereka perlahan kehilangan kekuatan, dan para pemimpin mereka yang tersisa mulai ditangkap oleh pihak berwenang.
Nichole dan Elle duduk di sebuah balkon kecil, memandang matahari terbenam yang indah. Luka-luka mereka mulai sembuh, tetapi bekas luka di hati mereka masih terasa.
"Aku tidak percaya kita berhasil," kata Elle pelan.
Nichole tersenyum kecil, menggenggam tangan Elle. "Kita berhasil karena kita bersama. Kau memberiku alasan untuk terus bertahan, Elle. Dan aku bersyukur untuk itu."
Elle menatap Nichole, matanya berkaca-kaca. "Aku juga bersyukur, karena di tengah semua kekacauan ini, aku menemukanmu."
Mereka saling memandang dalam keheningan, membiarkan momen itu berbicara lebih banyak daripada kata-kata. Perang mungkin telah selesai, tetapi perjalanan mereka baru saja dimulai. Bersama-sama, mereka akan membangun kembali dunia, satu langkah kecil demi satu langkah kecil.
Matahari akhirnya tenggelam, membawa cahaya baru untuk hari esok yang penuh harapan.
...To be Continued...
Aku membaca sampai Bab ini...alurnya bagus cuma cara menulisnya seperti puisi jdi seperti dibuat seolah olah mencekam tpi terlalu..klo bahasa gaulnya ALAY Thor...maaf ya 🙏...Kisah yg melatar belakangi LN dn itu soal cium" ketua mafia hrsnya lebih greget ngak malu"... klo di Indonesia mungkin sex tdk begitu ganas krn kita mengedepankan budaya timur..ini LN sex hrnya lbih wau....dlm hal cium mencium..ini mlah malu" meong 🤣🤣🤣🤣🤣