NovelToon NovelToon
MY HOT AND SEXY HUBBY

MY HOT AND SEXY HUBBY

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor
Popularitas:20.9k
Nilai: 5
Nama Author: yaya_tiiara

Jingga yang sedang patah hati karena di selingkuhi kekasihnya, menerima tantangan dari Mela sahabatnya. Mela memintanya untuk menikahi kakak sepupunya, yang seorang jomblo akut. Padahal sepupu Mela itu memiliki tampang yang lumayan ganteng, mirip dengan aktor top tanah air.
Bara Aditya memang cakep, tapi sayangnya terlalu dingin pada lawan jenis. Bukan tanpa sebab dia berkelakuan demikian, tapi demi menutupi hubungan yang tak biasa dengan sepupunya Mela.
Bara dan Mela adalah sepasang kekasih, tetapi hubungan mereka di tentang oleh keluarganya. Mereka sepakat mencari wanita, yang bersedia menjadi tameng keduanya. Pilihan jatuh pada Jingga, sahabat Mela sendiri.
Pada awalnya Bara menolak keras usulan kekasihnya, tetapi begitu bertemu dengan Jingga akhirnya dia setuju.
Yuk, ikuti terus keseruan kisah Jingga dan Bara dalam membina rumah tangga. Apakah rencana Mela berhasil, untuk melakukan affair dengan sepupunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yaya_tiiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 : Keributan di club

Setelah semalam Mela menginap di rumahnya, Bara mengantarnya kembali rumah orangtuanya. Kebetulan jalan yang akan di laluinya ke kantor, searah rumah Tante Dilla. Dalam perjalanan, mereka tenggelam dalam pikirannya masing-masing. Mela sesekali melirik Bara, yang sedang mengemudikan mobilnya secara sembunyi-sembunyi.

"Kenapa hubungan kita jadi seperti ini?" tanyanya sedikit mengeluh. "Dulu kita pasangan serasi, sebelum keluarga mengetahuinya."

"Kamu menyesali keputusan yang memasukkan Jingga, dalam hubungan kita" balas Bara.

"Mungkin saja!?"

"Tapi adanya Jingga atau gak ada, kita tetap akan berpisah."

"Heum!"

"Gue harap, hubungan kita sampai di sini. Selain mommy Aminah akan marah besar, kakek juga gak akan merestui."

"Iya, gue ngerti. Tapi sebelum kita benar-benar mengakhiri hubungan, gue minta waktu lo sehari aja, buat mengenang masa lalu."

"Enggak mungkin itu terjadi, gue gak mau mengkhianati kepercayaan Jingga."

"Lo takut sama perempuan udik itu, yang gak lebih hanya sekedar pelampiasan nafsu."

"Jaga ucapan lo, Mela!"

"Kenapa harus marah? Kalo kenyataannya seperti itu. Lo gak pernah mau tidur dengan gue, dengan alasan gak mau merusak dan menjaga kesucian cinta" ungkap Mela menohok. "Lo hanya mau peluk dan cium gue, gak lebih. Libido lo tinggi, tapi gue tau lo punya banyak jalang yang mau menampungnya" lanjutnya sinis.

"Jangan ikut campur urusan gue, kalo emang bener-bener pengen bercinta tinggal bilang. Gue punya banyak temen yang suka ONS, tinggal pilih aja" ujar Bara gusar. "Sebegitu inginnya lo diperawani, murahan sekali!"

"Hiks... hiks! Lo bener-bener keterlaluan, Bara!" tangis Mela pecah, ketika mendengar hinaannya. "Gue gak semurah itu! Kalo gue mau, kemaren malem udah pecah perawan. Gue pengen ngelakuin bareng lo, bukan yang lain."

Bara menghentikan laju kendaraannya di bahu jalan, merengkuh tubuh Mela yang tergugu dalam pelukannya.

"Maaf" ucapnya, sembari menaruh dagunya di kepala Mela. "Karena gue sayang lo, seperti adik perempuan sendiri..."

"Tapi, gue gak mau jadi adek lo! Gue pengen jadi perempuan satu-satunya, yang lo cinta dan puja" potong Mela cepat. "Gue ingin jadi Jingga, yang dengan mudahnya masuk ke dalam hati lo." ucapnya, melepaskan diri dari pelukan Bara. "Kita kawin lari, jauh dari saudara juga keluarga yang menentang." ajaknya lantang.

"Hentikan, keinginan gila lo!" ucap Bara tegas, tangannya mencengkeram stir mobil keras.

"Gue gak gila, Bara! Mereka yang gak ngerti keinginan kita" Mela menyentuh tangan, yang berada di atas kemudi dengan lembut.

"Lebih baik lo terima Henry sebagai suami, dia kelihatannya baik dan bertanggungjawab" Bara segera menyingkirkan jemari yang menyentuhnya.

"Lo salah besar, Henry gak seperti yang lo lihat dan kenal. Dialah yang melecehkan gue semalam, tapi dengan sekuat tenaga gue lawan."

"Benarkah?" tanya Bara, tersentak kaget mendengar keterangannya. "Kenapa lo semalem diem aja?"

"Gue gak mau kalian berkelahi, bisa-bisa bisnis Papa rontok. Henry banyak menolong usaha Papa, ketika kekurangan modal. Semua itu cukup untuk menekan keluarga gue, untuk patuh pada keinginannya."

"Jadi gimana keputusan lo?"

"Gue bakal menerima Henry sebagai suami, dengan catatan kita harus pergi ke villa di puncak. Di tempat itulah, kita pernah berjanji untuk selalu bersama dan di tempat itu pula kita akan mengakhirinya."

"Lo masih percaya, dengan janji anak ingusan. Gue aja udah lupa, peristiwa tersebut kapan terjadinya? Yang gue inget, kakek mengenalkan kita sebagai saudara waktu itu. Untuk menjaga lo, seperti terhadap adik sendiri. Gue terima-terima aja, lagipula di sana ada banyak saudara lain yang juga hadir."

"Bara, lo bener-bener nyakitin perasaan gue" keluh Mela terpukul. "Diantara para sepupu yang hadir, hanya lo yang paling perhatian di banding yang lain. Mereka para sepupu memandang rendah gue, yang datang karena kakek menikahi nenek seorang janda beranak satu."

"Gue antar lo pulang!" Bara menyalakan mesin kendaraannya, lalu kembali melajukan nya. Tiba di tempat tujuan, Bara menurunkan Mela di depan rumahnya. Kemudian tanpa memandangnya, Bara meneruskan perjalanannya. Ia tidak jadi ke kantor, tetapi berputar arah ke suatu tempat.

Hari masih belum beranjak siang, ketika Bara mendatangi tempat semalam. Suasana terlihat sepi, hanya ada seorang security yang berjaga. Ia menghampirinya, dan bertanya dimana tuannya berada? Untungnya semalam pria itu yang bertugas, sehingga dengan mudah mengenalinya.

Bara di persilahkan masuk, ketika mengeluarkan kartu keanggotaan nya. Ia melihat keadaan di dalam yang sunyi, hanya ada beberapa orang karyawan yang bersiap pulang setelah bertugas. Dihampirinya seorang bartender, yang sedang membersihkan meja dan gelas-gelas kotor.

Steven sang bartender, menyambut baik uluran tangan Bara. Lalu memimpinnya ke lantai dua, dimana kantor bosnya berada. Tampak Henry duduk di kursi kebesarannya, dengan tablet di tangan. Mungkin tengah memeriksa pekerjaannya, atau membalas email yang masuk. Ia tidak menyadari kedatangan Bara, yang berdiri di pintu masuk yang terbuka lebar. Barulah ia mengangkat wajahnya, ketika tamunya mengetuk pintu.

Henry tampak antusias menyambut Bara, ia segera menutup tabletnya dan berdiri menghampiri. Senyumnya lebar begitu menatap wajahnya, tetapi berubah masam ketika dengan marah Bara menghadiahinya dengan bogem mentah.

"Bug... bug!"

Henry yang tidak siap terjatuh menghantam pinggir sofa di belakangnya, tetapi dengan sigap ia berdiri kembali. Berbalik menerjang Bara dengan membabi-buta, mereka berkelahi seperti anak kecil. Saling pukul dan tendang, mewarnai perselisihan mereka. Tidak ada satu pun, yang mau mengalah. Sampai seorang OB datang, dan meminta tolong kepada security.

Ke duanya baru dapat di pisahkan, ketika masing-masing pihak sudah babak belur. Wajah tampan mereka terlihat mengerikan, dengan bibir berdarah dan pipi lebam-lebam. Baju kerja yang di kenakan Bara sudah tak karuan bentuknya, begitu pun sebaliknya. Mereka saling memandang penuh kebencian, tetapi Bara segera meninggalkan tempat itu. Ia baru ingat akan ada rapat, yang harus dihadiri siang ini. Tetapi kata-kata Henry, membuatnya hampir kembali menyerangnya.

"Lo sepertinya merasa paling benar, Bar " ucap Henry, sambil menyeka sudut bibirnya yang terasa asin karena darah. "Gue tau, yang kalian lakukan di belakang Jingga. Lo mengkhianatinya, dengan masih berhubungan dengan Mela. Jangan kaget, gue tau semuanya" lanjutnya begitu melihat keterkejutan di wajah Bara.

"Jangan ikut campur, lo gak tau duduk perkaranya."

"Kalo urusan menyangkut Jingga, gue pasti ikut campur. Secara dia keponakan Soraya, gue pasti akan membelanya dari suami dzalim macam lo."

"Lagak lo macam pahlawan kesiangan, istri gue gak butuh pembelaan."

"Begitu juga dengan Mela, dia calon istri gue. Kenapa lo begitu marah? Seandainya terjadi sesuatu dengannya, gue yang akan bertanggungjawab. Apa hak lo membelanya?"

'Mak jleb!' ucapan Henry begitu menghantam ulu hatinya. Bara pergi meninggalkan club, dengan membawa amarah. Ia terdiam di dalam mobilnya, memukul stir dan mengacak rambutnya.

'Sialan! ternyata gue belum bisa move on dari kisah yang lalu.'

...****...

1
Yusna Wati
gak suka sama Bara pernikahan kok dipermain kan
Kaifa Banova
up nya kurang banyak
nanik sriharyuniati
Luar biasa
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Jangan dulu kasih harapan Laki macam entu mah Jingga kasih dulu pelajarn Laki Lw masih pinpalan gk punya pendirian.
Alin Norshalsabilla Alkhatir
next
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Nah entu baru God..
beri plajaran tuk Laki leya leye gtu mh Laki gk punya pendirian hampas aja
Mundri Astuti
lah itumah pada egois semua, yg jadi korban jingga, kalau masih ngurusin si Mela bukannya malah nengiyakan berita yg tersebar, lagi ngga mikir banget kakeknya
Mundri Astuti
kakeknya begitu amat ya
Mundri Astuti
nah gitu dong jingga, tegas biar ngga disakiti berulang kali, dimanfaatkan pula, bara plin plan tinggalin aja mendingan
Desi Irawati
semangat jingga. good job
Desi Irawati
kalo aku jd jingga sdh gua tinggalin
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Laki gak punya pendirian tenggelamkan di markas buaya aja punya Laki Dan sahabat bgtu mah jingga..

Menjauhlah bila prelu pergi ke dasar bumi biar tidak ketemu lagi sama laki biadab entu.
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Laki gak punya pendirian tenggelamkan di markas buaya aja punya Laki Dan sahabat bgtu mah jingga..

Menjauhlah bila prelu pergi ke dasar bumi biar tidak ketemu lagi sama laki biadab entu.
Alin Norshalsabilla Alkhatir
next
Kaifa Banova
upnya kurang ....
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Hadeuh ratu ular kadut ngapain ikut campur...
si Jingga harusnya gk baper di pernikahan itu kan pernikahan hitam di atas putih bukan di dasari suka sama suka..
Mundri Astuti
ngga tau dah mo ngomong apa, baranya begitu, jingga mesti tegas, klo memang ngga serius dng pernikahannya lepaskan
Mundri Astuti
pergi menjauh lebih baik
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Menjauh aja dulu Jingga..
biar jdi penonton dulu , dema apa lgi yang mereka mainkan.
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Napa gk nikahi aja tuh sepup lw Bara sebelum jingga jatuh cinta beneran ma Lw
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!