Setelah patah hati, untuk pertama kalinya Rilly mendatangi sebuah club malam. Siapa sangka di sana adalah awal mula hidupnya jadi berubah total.
Rilly adalah seorang nona muda di keluarga Aditama, namun dia ditawan oleh seorang Mafia hanya karena salah paham, hanya karena Rilly menerima sebuah syal berwarna merah pemberian wanita asing di club malam tersebut.
"Ternyata kamu sudah sadar Cathlen," ucap seorang pria asing dengan bibir tersenyum miring.
"Siapa Cathlen? aku Rilly! Rilly Aditama!!" bantah gadis itu dengan suara yang tinggi, namun tubuhnya gemetar melihat semua tatto di tubuh pria tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TSM Bab 16 - Rencana Selanjutnya
Frans dan yang lainnya Keluar dari rumah megah milik Burneo setelah mendapatkan semua yang mereka mau. Keluar dengan santainya seolah tidak terjadi apa-apa.
Bahkan Burneo pun tak bisa melakukan perlawanan, karier dan nama baiknya sendiri sedang dipertaruhkan. Apalagi saat Frans menunjukkan berkas bukti semua kejahatannya.
Kini bahkan Burneo telah jadi buddak Black Venom, tiap sebulan sekali Burneo harus mentransfer sejumlah uang pada Frans.
Rilly sangat-sangat tercengang ketika melihat aksi Frans tersebut. Ternyata Black Venom jauh lebih hebat dari apa yang dia bayangkan. Rilly pikir Black Venom hanya tahu caranya membunuh, tapi ternyata mereka punya jaringan yang lebih kuat, hacker dan teknologi yang tak tertandingi.
Sesaat Rilly jadi berkecil hati, benarkah dia bisa menghancurkan organisasi sebesar itu?
Di tengah jalan dalam perjalan pulang menuju markas, tiba-tiba Frans memberi perintah untuk menghentikan mobil di tepi jalan.
"Turunlah, beli minum untuk kita semua," ucap Frans, bicara dan memberi perintah kepada Cathlen.
Deg! mendapati perintah seperti itu tiba-tiba jantung Rilly berdenyut, karena Frans memintanya untuk keluar seorang diri dari dalam mobil ini. menuju sebuah minimarket di seberang sana.
Tanpa banyak kata Rilly langsung turun, melihat jalanan luas yang cukup ramai dengan kendaraan lalu lalang.
"Kita lihat, apakah wanita itu akan kabur," ucap Frans pula, bicara dengan bibirnya yang tersenyum miring ketika melihat Cathlen sudah berjalan sendirian di luar sana.
Semua anggota Black Venom yang lain memperhatikan, jika Cathlen berniat untuk kabur dari mereka maka Gadis itu sendirilah yang akan merugi. karena bukan hal yang sulit bagi mereka untuk menangkap Cathlen kembali.
Dan benar saja, di dalam hati Rilly begitu besar keinginan untuk berlari. Kedua matanya bergerak liar untuk mencari celah, mencari seseorang yang bisa melindunginya dari orang-orang jahat itu.
Tapi sepanjang mata memandang Rilly tidak menemukan jalan, jika dia kabur dan meminta bantuan orang lain justru mungkin akan membahayakan nyawa orang yang membantunya.
Ya Allah, aku harus bagaimana ini? batinnya, gelisah.
Rilly kemudian masuk ke dalam mini market tersebut, dia sudah tidak menggunakan masker dan topi untuk menutupi wajahnya jadi semua orang sudah bisa melihat wajahnya yang cantik.
Dia segera mengambil keranjang dan menuju tempat minuman di jual, mengambil 6 botol air minum dan segera menuju kasir.
Tidak, aku tidak bisa kabur sekarang. Batin Rilly lagi, dia ingin menangis rasaya. Pikirannya begitu kacau, namun dia tetap bergerak seperti tak terjadi apa-apa.
Membayar di kasir dan segera kembali menuju mobil Fan milik Black Venom.
"Ternyata dia tidak kabur," gumam Frans.
Rekannya yang lain pun bernafas lega, kini rasanya jadi tidak tega juga jika melihat Cathlen selalu dihajjar oleh Liam.
Lama-lama bagi mereka Cathlen pun seperti keluarga.
"Ini minumnya," ucap Rilly ketika sudah kembali duduk di kursinya dalam mobil itu.
"Terima kasih cantik," goda yang lain.
Rilly hanya tersenyum miris.
Mobil kembali melaju menuju markas. Hampir jam 12 malam mereka tiba di tujuan. Membawa 1 tas berukuran cukup besar berisi uang, emas dan berlian.
Frans menyerahkan tas itu secara langsung pada sang Boss.
"Dia tidak mencoba kabur, dia juga menjalankan misi ini dengan baik," lapor Frans tentang Cathlen.
Liam yang mendengar laporan itu diam saja, mulai berpikir untuk melanjutkan rencana selanjutnya, mengirim Cathlen kepada Zeon.