Seorang gadis yang terpaksa menerima pernikahannya demi kakeknya yang memiliki sebuah perjanjian dengan sahabat lamannya.
Nah.
Bagaimana kisah selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 34
Sudah seminggu ini Zahara meninggalkan rumah Admaja. Arhan pun menjadi pendiam dan tak banyak bicara. Hari harinya dia habiskan dengan diam dan mengurung diri di kamarnya bahkan kondisi kesehatannya tidak diperhatikan dengan baik dan Ferdi yang harus bekerja lebih keras untuk mengurus perusahaannya.
" Arhan, makan dulu nak " Teriak Sofia.
Arhan tetap termenung dan tak bergeming.
Sofia mendekati putranya dan ikut duduk di sampingnya " Apa yang kamu pikirkan nak? Kenapa kamu menjadi seperti ini Arhan? "
" Ma "
" hmmm "
" Apa Zahara sudah tidak perduli dengan Arhan ma, apa begitu bencinya dia sama Arhan, aku telp tidak diangkat, aku chat juga tidak dibalas " Ucap Arhan yang mulai frustasi.
Sofia mengusap kepala anaknya " Hei, jagoan mama masa selemah ini sih, sekarang mending kamu beli sesuatu gi lalu kamu susul dia ke sana ".
Arhan menatap mamanya " Apa dia akan nurut sama Arhan ma? ".
" Ya kamu coba dong, kalau dia tidak mau pulang ya kamu ikut menginap saja di sana " Jawab Sofia.
Arhan meraih ponselnya dan mengirimkan pesan kepada Ferdi untuk mengatur sebuah kejutan untuk Zahara , dan itu membuat Sofia tersenyum bahagia. Sofia sangat mengerti bagaimana Arhan, dulu sewaktu dia putus dengan Silvi tidak separah ini, paling satu hari tidak mau makan besoknya sudah pulih, nah sekarang sepertinya cinta Arhan memang begitu dalam kepada Zahara jadi rasa sakitnya jauh lebih parah.
Sementara itu di rumah Husein, Zahara sama galaunya dengan Arhan, hari harinya dia habiskan di kamar dan menjadi pendiam.
Tok tok tok
ceklek
"Sayang ayo keluar nak, ada teman kamu di luar " Ucap Zara.
Zahara mendongak menatap mamanya
" Siapa ma? ".
" Sayang, kalau ada masalah cerita sama mama, kamu satu satunya putri mama, mama sangat menyayangimu? O iya Zahara sudah seminggu kok Arhan belum menjemput kamu? Kalian baik baik saja kan? "Tanya Zara beruntun.
Zahara bingung mau menjawabnya dan beralasan akan menemui temannya di bawah.
Zara menggeleng perlahan dan menyunggingkan senyumnya.
" Radit, ada apa kamu ke sini? " Ucap Zahara.
Radit mendongak kemudian tersenyum " Hei Ra, apa kabarmu? ".
" Hmm seperti yang kamu lihat " Jawab Zahara singkat.
" Jalan yuk, sudah lama kita tidak jalan berdua" Ajak Radit dengan senyum khasnya.
Zahara menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal " Tapi dit, aku sepertinya ".
" Halah tidak ada tapi tapian, yuk " Radit pun menarik tangan Zahara dan membawanya pergi keluar sambil berteriak kepada Zara yang saat itu sedang berada di beranda rumah.
"Tan, Radit bawa Zahara keluar ya cuma sebentar kok! "
Zara pun mengangguk sambil tersenyum.
Dan tepat setelah Radit melajukan mobilnya keluar dari halaman rumah Husein, mobil Arhan masuk ke halaman.
Zara menatapnya dengan sedikit tegang ketika Arhan keluar dari mobilnya.
" Selamat malam ma, Zahara ada kan ma? "
" Em, Zahara " jawab Zara gugup.
" Maafkan Arhan ma, Arhan terlalu sibuk hingga tidak sempat menjemput Zahara ke sini lagi pula dia bilang mau agak lama menginap di sini ma " Ucap Arhan dengan senyuman dan sekaligus menyodorkan oleh oleh yang dia beli untuk mama mertuanya itu.
Zara meminta menantunya itu untuk masuk ke dalam rumah " Ayo Arhan masuk nak".
Arhan pun melangkah masuk ke dalam rumah.
Mereka pun ngobrol beberapa saat dan tak lama kemudian, Zahara datang dan itu membuat Arhan terkejut.
" Zahara " .
" Kak Arhan ".
Mereka saling diam dengan pikirannya masing masing, dan Arhan menjadi geram ketika Radit muncul dari belakang Zahara.
" Kamu! " Gertak Arhan sambil menahan amarah di dadanya.
Zara pun menunduk.
Arhan bangkit dari duduknya dan melemparkan kotak perhiasan di meja kemudian melangkah pergi karena merasa sudah tidak dihargai lagi sebagai seorang suami.
" Kak Arhan! " Zahara pun berlari mengejar Arhan, hingga ke halaman.
Arhan menghentikan langkahnya dan terdiam, begitu juga Zahara yang berjalan perlahan di belakang Arhan " Kak, maafkan aku ".
" Cukup Zahara, kamu sudah berpaling dariku, dari cintaku dan pergi dengan pemuda itu, itu sudah memberikan aku jawaban dari semua perubahan sikapmu, aku sudah tahu kalau kamu tidak mencintaiku, dan aku akan kabulkan permintaanmu " Ucap Arhan.
Zahara menangis sesenggukan dan meraih pundak Arhan untuk menatapnya di depannya " Kak Arhan, ini tidak seperti yang kamu kira kak, aku dan Radit tidak ada hubungan apa apa , dia adalah temanku sejak kecil ".
Arhan menarik nafasnya dalam dalam
" Entahlah Zahara aku sudah tidak bisa lagi mempercayai perasaanku, hati dan perasaanku padamu membuatku tersiksa ".
Zahara menunduk sejenak kemudian mengusap air matanya " Kak Arhan aku pun merasakan sakit yang sama kak, tapi aku sadar bukanlah seseorang yang berharga di hatimu ".
" Apa maksudmu! " Arhan mengernyitkan keningnya.
Zahara tak menjawab hanya pandangan mereka saling memberikan jawaban.
cup
Arhan mencium bibir Zahara dengan tiba tiba, awalnya Zahara tidak membalasnya, dia hanya terdiam tanpa membuka mulutnya dan air mata yang berlinang, dan di saat itu dia teringat apa yang Silvi katakan ( Zahara, asal kamu tahu ya, Arhan itu orang yang baik dan setia, dia akan sulit berpindah ke lain hati, begitu juga pada cinta pertamanya, dan kamu pasti tahu kan siapa cinta pertamanya, maafkan aku Zahara, memang hubungan kami waktu itu sangatlah dalam bahkan dialah orang yang pertama mengambil keperawananku, tapi aku tidak menyesal karena kami melakukan atas nama cinta).
deg
Jantung Zahara tiba tiba terpompa dengan cepat ketika semua kata kata Silvi terdengar jelas di telinganya.
Sret
Zahara mundur dan melepaskan pagutan Arhan.
Dengan terhuyung dan air mata yang terus mengalir air dia berlari masuk ke dalam rumahnya.
Arhan terdiam melihat istrinya pergi darinya.
Radit dan Zara pun hanya saling menatap dan melihat ke arah Arhan yang nampak hancur.
kemudian Arhan pergi dengan membawa luka yang semakin dalam.
trimakasih 👍 Thor selamat berkarya sehat selalu🙏