Mohon bijak dalam membaca, jangan lompat Bab dan blom like ya ...😘
Qyana Selyana Putri, gadis cantik yang mengalami transmigrasi kedalam tubuh seorang gadis yang bernama Astara Kalyana Rayder, gadis cantik yang menjadi kesayangan kelima kakak laki-lakinya.
Meski begitu, Astara tidak merasa bahagia, apalagi sejak dia kehilangan kedua orangtuanya saat dia masih berusia sepuluh tahun, Astara merasakan kehampaan di dalam hidupnya, hingga membuatnya tidak lagi memiliki semangat untuk hidup.
Namun hal itu tidak pernah dia perlihatkan di hadapan kelima kakaknya, hingga suatu malam, setelah pembicaraan dia dengan seorang wanita, kekasih dari Sang kakak pertama. Setelahnya, Astara memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
Hilangnya jiwa Astara, rupanya membuat raga itu di isi oleh jiwa Qyana yang pada saat yang sama telah di bunuh oleh sahabatnya sendiri.
Tak rela dengan takdir hidupnya yang seperti itu, Qyana memutuskan untuk menerima hidupnya yang kedua menjadi Astara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Adiramanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
@@@@@@
**Sedikit cerita soal Ravandra**.
Ravandra Danial Arsalan, pria tampan yang genap berusia dua puluh tiga tahun, pemilik zodiak Capricorn yang juga memiliki wajah yang rupawan, tak hanya itu saja, dia juga terlahir di keluarga yang cukup berpengaruh di kota S.
![](contribute/fiction/9679342/markdown/47582453/1734236598195.jpeg)
Terlahir dari pasangan Kaisar Farzano Arsalan, seorang pengusaha sukses di bidang properti dan Agatha Kenzura Arsalan, pemilik dari Universitas paling bergengsi di kota S, sekaligus pemilik dari yayasan sosial, menjadikan Ravandra selalu menjadi sorotan media dan sekaligus menjadi cucu kesayangan di keluarga Arsalan.
Dan, bukan tanpa alasan Ravandra menjadi cucu kesayangan, sejak diusianya yang ke dua belas tahun, Ravandra sudah bisa membuat sistem keamanan yang sekarang di gunakan di berbagai pemerintahan di kota S.
Sistem yang Ravandra ciptakan adalah gabungan dari berbagai sistem ketahanan yang di kembangkan di dunia militer.
Karena hal itulah yang menjadikan nama Ravandra menjadi terkenal di dunia militer. Bahkan sekarang dia bisa mendirikan sebuah perusahaan pembuatan senjata yang memiliki kerjasama dengan berbagai cabang militer di seluruh dunia.
Sukses diusianya yang masih muda, menjadikan rasa percaya diri Ravandra sangatlah tinggi, bahkan ketika melakukan kesalahan sekalipun, Ravandra selalu percaya diri jika tidak akan ada orang yang bisa menghukumnya.
Dan tentu saja mereka akan berpikir dua kali jika mereka menyinggung Ravandra, karena sekali saja Ravandra tersinggung akan sikap seseorang, maka tanpa segan dia akan langsung mengisolasi orang itu di sebuah ruangan yang sangat gelap dan pengap dalam beberapa hari.
Jikapun mereka bertahan saat keluar dari ruangan tersebut, bisa di pastikan jika mereka akan mengalami gangguan mental yang cukup parah, karena Ravandra akan menjatuhkan mental mereka disaat mereka disekap di ruangan itu.
\*\*\*
**Kembali ke Astara**.
Setelah pertemuannya dengan Ravandra tadi siang, sekarang Astara justru sedang di sidang oleh kelima kakaknya yang sedang menatapnya tajam.
"Em ... bisakah kalian tidak menatapku seperti itu," cicit Astara yang merasa terintimidasi dengan kelima kakaknya yang menatapnya tajam.
Adrian yang sadar jika Astara ketakutan akan sikap mereka, diapun langsung merubah sikapnya dan menatap lembut kearah Astara yang hampir menangis karenanya.
"Duduk sini Princess ..." ucap lembut Adrian sambil menepuk sisi sofa yang kosong.
Astara yang sejak tadi berdiri, berjalan dengan wajah yang cemberut menghampiri Adrian, dan setelahnya dia menjatuhkan dirinya duduk di samping Adrian yang tersenyum akan sikap Astara.
Mengerti dengan sikap Adrian yang berubah lembut pada Astara, membuat keempat saudaranya yang lain juga ikut merubah sikapnya yang mengintimidasi tadi ke Astara.
"Kamu sadar jika kamu melakukan kesalahan Princess?," tanya Adrian pada Astara yang tidak ingin melihat dirinya.
"Iya ...," jawab singkat Astara sambil menundukkan kepalanya.
"Lalu, kenapa kamu sampai melakukan hal itu?," penasaran Adrian saat dia mendapatkan kabar dari Vian mengenai Astara yang sempat menghilang sewaktu Vian mengikuti kelas.
"Aku bosan menunggu kak Vian yang sedang mengikuti kelas, makanya aku jalan-jalan sebentar,"
"Jika yang kamu maksud sebentar saat kakak berputar mencarimu selama dua jam, itu namanya bukan hanya sebentar, tahu begitu kakak tidak akan mengajakmu ke kampus," sahut Vian yang sedikit kesal, bercampur dengan cemas akan keberadaan Astara yang sempat lepas dari pengawasannya.
"Iya, maaf ..."
"Tapi kakak kan bisa menghubungi aku," ucap Astara lagi yang sedang membela dirinya, sambil menatap kearah Vian yang sejak tadi memperhatikan Astara.
"Kakak sudah menghubungimu berkali-kali, tetapi tidak ada jawaban,"
"Benarkah," sambil memeriksa ponsel yang sejak tadi dia pegang.
Namun anehnya, dia tidak menemukan adanya panggilan dari Vian di ponselnya, yang lebih tepatnya tidak ada panggilan siapapun di ponsel miliknya.
"Tapi tidak ada riwayat panggilan telpon dari kakak," ucap Astara sambil memperlihatkan ponsel miliknya yang sama sekali tidak ada panggilan telpon dari Vian.
Dan saat melihat ponsel milik Astara, Adrian paham kenapa panggilan Vian tidak pernah bisa tersambung pada Astara, yang akhirnya hal itu malah membuatnya tertawa kecil melihat adanya kesalah pahaman itu.
"Jelas saja kamu tidak bisa menghubungi Astara, karena dia menganti ponsel miliknya, dan mungkin juga dengan no ponselnya, bukan begitu Princess?," sambil tersenyum melihat kearah Astara.
"Iya, kak Ashlan yang belikan," jawab Astara tanpa rasa bersalahnya.
"Aa ... maaf, aku lupa memberitahu kalian soal itu," sahut Ashlan yang merasa bersalah karena lupa memberitahu no ponsel Astara yang baru.
"Haish ... kak Ashlan, kau membuatku hampir mengalami serangan jantung karena kehilangan Kaly," kata Vian yang sedikit kesal pada Ashlan yang tidak memberitahu no ponsel Astara yang baru pada mereka.
"Iya ... kakak minta maaf, kakak pikir Astara sudah memberitahu kalian mengenai no ponselnya yang baru, tapi sepertinya dia juga lupa memberitahu kalian,"
Mendengar Ashlan berkata seperti itu, Astara hanya bisa cengengesan, sebab apa yang dikatakan Ashlan itu memang benar adanya. Karena terlalu asik dengan ponsel barunya, dia jadi lupa untuk memberikan no ponselnya yang baru pada kakaknya yang lain.
Dan berujung dengan kejadian yang tidak terduga terjadi sekarang.
"Bisa pinjam ponselmu sebentar Princess," sahut Tristan yang duduk di samping Adrian duduk.
"Buat apa kak?," penasaran Astara.
"Hanya melihat sebentar," kata Tristan sambil tersenyum, namun hal itu malah membuat Astara sedikit ragu untuk memberikan ponsel miliknya pada Tristan.
Sebab, Astara takut jika apa yang akan dia lakukan dengan ponselnya akan selalu di pantau oleh Tristan. Tetapi Astara juga tidak bisa menolak, disaat dia sendiri juga tidak tahu alasan apa yang akan dia berikan pada kakaknya.
Maka dari itu, dengan berat hati Astara memberikan ponsel miliknya pada Tristan. Yang setelahnya Tristan melakukan sesuatu pada ponsel milik Astara.
Dan, ketika selesai dengan apa yang dia lakukan, Tristan mengembalikan kembali ponsel milik Astara. Astara yang sempat melihat isi ponselnya yang tidak berubah merasa sedikit lega, tanpa tahu jika di ponsel tersebut terpasang alat pelacak yang akan terhubung ke ponsel milik Tristan.
Yang nantinya kemanapun Astara pergi, mereka akan mengetahuinya dengan mudah, namun hal itu sepertinya tidak akan cukup untuk menjaga Astara. Sebab, Tristan sadar jika Astara yang mereka kenal sekarang jauh lebih berbeda dengan Astara yang dulu mereka kenal.
Karena perbedaan sikap yang terlalu mencolok, membuat mereka yakin jika adik yang mereka lihat sekarang, bukan lagi adik yang dulu pernah mereka kenal, yang akhirnya membuat Tristan berpikir jika dia adalah orang yang berbeda.
**TBC**
/Hey//Hey//Hey/