NovelToon NovelToon
1 Atap Terbagi 2 Surga

1 Atap Terbagi 2 Surga

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Cinta Terlarang
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Aku sangka setelah kepulanganku dari tugas mengajar di Turki yang hampir 3 tahun lamanya akan berbuah manis, berhayal mendapat sambutan dari putraku yang kini sudah berusia 5 tahun. Namanya, Narendra Khalid Basalamah.
Namun apa yang terjadi, suamiku dengan teganya menciptakan surga kedua untuk wanita lain. Ya, Bagas Pangarep Basalamah orangnya. Dia pria yang sudah menikahiku 8 tahun lalu, mengucapkan janji sakral dihadapan ayahku, dan juga para saksi.
Masih seperti mimpi, yang kurasakan saat ini. Orang-orang disekitarku begitu tega menutupi semuanya dariku, disaat aku dengan bodohnya masih menganggap hubunganku baik-baik saja.
Bahkan, aku selalu meluangkan waktu sesibuk mungkin untuk bercengkrama dengan putraku. Aku tidak pernah melupakan tanggung jawabku sebagai sosok ibu ataupun istri untuk mereka. Namun yang kudapat hanyalah penghianatan.
Entah kuat atau tidak jika satu atap terbagi dua surga.

Perkenalkan namaku Aisyah Kartika, dan inilah kisahku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 15

Bagas sampai dirumah tepat pukul 11 malam.

Keadaan rumah megah itu terasa sangat sepi, karena lampu dalam rumah sudah dimatikan semua.

Disaat dia akan menaiki anak tangga untuk menuju kamarnya, spontan langkahnya terhenti disaat dia menoleh kearah meja makan yang masih tersaji beberapa hidangan diatasnya.

Kening Bagas mengernyit bersamaan dengan deru langkah yang begitu menggema keseluruh ruangan.

Beberapa menu makanan tampak dingin dan masih terlihat rapi, tanpa ada sedikitpun orang menyentuhnya.

"Siapa yang memasak semua ini?" gumam Bagas sambil menyentuh salah satu hidangan yang terasa dingin ditanganya, "Apa Melati yang membuat ini?" lanjut Bagas kembali.

Krukk..

Bagas yang merasakan ada panggilan alam dari tubuhnya, sontak langsung menggeser kursi dan segera menjatuhkan tubuhnya disana.

Ayah Narendra itu begitu menikmati makanan yang sudah tersaji di hadapanya saat ini. Sendokan demi sendokan nasi seolah sedang memanjakan lidahnya, hingga tanpa dia sadari kini tinggal satu suapan lagi akan habis.

"Mas Bagas..! Kamu sudah pulang mas?" Melati yang baru saja tiba diruang tengah tampak berbinar, saat melihat suaminya sedang lahap memakan masakannya.

Merasa terpanggil, Bagas sontak menoleh dari arah sumber suara. Melati bergegas mendekat dengan raut wajah bahagia, karena usahanya tidak sia-sia.

Melati segera menggeser kursi disamping suaminya, setelah meletakan tas jinjingnya diatas meja.

Tak..

Diletakannya gelas kosong diatas meja, setelah Bagas berhasil menegaknya hingga tatas.

"Dari mana saja malam-malam baru pulang?"

Melati membenarkan posisi duduknya, mencoba melupakan kejadian yang baru saja dia lakukan dengan sahabat kecilnya beberap jam lalu.

"Emttt..aku tadi habis dari keluar sama teman-temanku mas. Lagian, aku bosen dirumah nggak ada siapa-siapa," dalihnya. Melati tampak mengalihkan pembicaraan, dengan menatap beberapa hidangan yang masih tersaji, "Seharusnya kamu pulang lebih awal, jadi nggak dingin seperti ini makananya, mas!" lanjutnya kembali.

Merasa lega karena istri keduanya sudah pulang, Bagas segera bangkit dari sana dan menggeser kursi dengan cepat.

Melihat itu, Melati juga ikut melakukan hal yang sama, "Kamu tidur disini kan mas malam ini?" tanyanya sambil memegang lengan sang suami.

"Maafkan aku Melati! Tapi aku harus kembali ke apartemen lagi!" jawab Bagas.

Melati mengernyit, "Sejak kapan kamu memiliki apartemen mas? Kamu bahkan tidak pernah bercerita sama aku sebelumnya!" langkah melati semakin dekat dengan tatapan curiga, "Atau jangan-jangan kamu menginap diapartemen mbak Aisyah? Jawab mas?" teriaknya yang sudah merasa frustasi.

Bagas menghela nafas berat, karena menyangkal pun dia tidak bisa. Apa yang terjadi dalam rumah tangganya, bukan masalah yang harus dia tutupi. Karena keduanya adalah istrinya semua, bukan hanya simpanan semata.

"Benar, aku pulang kesana!" kata Bagas yang terkesan dingin tanpa sedikitpun menatap Melati.

"Nggak..kamu nggak adil mas. Kamu sudah beberapa hari menginap disana, dan seharusnya hari ini kamu sudah bergantian pulang kerumah. Jika tahu kamu akan pulang lagi, untuk apa kamu datang kepadaku?!" Melati menjatuhkan tanganya, dan langsung berbalik membelakangi Bagas dengan sorot mata lurus kedepan.

"Aku khawatir dengamu Melati!! Kamu istriku. Bagaimana aku akan diam, jika aku tahu kamu pergi malam-malam tapa izin dariku!" suara Bagas semakin memberat, hingga terdengar nyaring ditelinga sang istri.

Bagas mencoba menyangkal atas perasaanya saat ini. Dia berusaha bersikap dingin untuk menolak hati kecilnya terhadap perempuan yang ada dihadapanya kini. Tidak dapat dia pungkiri, 3 tahun bukan waktu sebentar untuk menumbuhkan benih-benih cinta dilubuk hatinya.

Melati menarik sudut bibirnya saat mendengar, jika Bagas menghawatirkannya sejak tadi. Batinya seolah sedang tertawa puas, ketika berhasil membuat Bagas menjadi tidak tenang, karena kepergiannya.

Melati membalikan badanya kembali, dan berhasil mengubah raut wajahnya sedikian rupa, "Darimana kamu tahu jika aku pergi, mas?" tanyanya dengan mata memicing.

"Tidak penting aku tahu darimana! Yang jelas, aku tidak pernah suka kamu keluar malam-malam tidak jelas seperti tadi!!" tandas Bagas menunjukan wajah geramnya.

Melihat suaminya sudah naik pitam, Melati segera mendekat dan langsung menghambur kedalam pelukan Bagas.

"Mas, aku sangat kesepian dirumah. Aku mohon tidurlah malam ini denganku!" Melati sedikit mendongak, sorot matanya menunjukan permohonan yang mendalam.

Entah apa yang dirasakan Bagas saat ini. Bagaimana dia bisa luluh dengan rayuan istri keduanya itu. Dia pun tidak bisa mengendalikan perasaanya, jika Melati sudah menunjukan permohonan kepadanya.

Bagas mengangguk lemah. Dia kemudian membalas pelukan istri keduanya sembari mengusap pelan surai hitam Melati.

"Aku akan menginap malam ini! Maafkan aku jika sempat marah-marah. Aku hanya tidak ingin kamu keluar tanpa memberitahu aku sebelumnya!" seru Bagas yang terdengar lembut ditelinga istrinya.

Melati semakin mengeratkan pelukanya, dalam batinya dia menertawakan Aisyah, karena suaminya berhasil dia luluhkan malam ini.

'Aku tidak akan membiarkan suamiku berdua denganmu, Asiyah!! Aku akan merebut kembali hati mas Bagas!'

"Ya sudah, aku capek!! Aku ke atas dulu."

"Kamu naik dulu mas! Aku mau ambil minum sebentar!" Melati melerai pelukanya, membiarkan Bagas menuju kamarnya terlebih dahulu.

Bagas hanya mengangguk, dan langsung bergegas menuju tangga, untuk naik keatas.

** **

Pagi pun tiba, tepatnya pukul 4 pagi.

Aisyah terbangun lebih dulu, karena harus menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslimah.

Dia bangkit dari tidurnya. Kedua netranya mengedar keseluruh ruangan, karena tidak menemukan suaminya tidur di sofa.

Dimana Bagas? apa dia tidak pulang semalam? beberapa pertanyaan berputar dikepalanya, padahal hati kecilnya sudah mengetahui jawabanya.

Aisyah segera berjalan keluar menuju pintu. Disaat dia sudah berhasil membukanya, hal pertama yang dia rasakan hanya keheningan waktu fajar, beserta sorot lampu dari dapur yang menandakan bahwa sang pelayan sudah bangun seperti dia.

Diruang tengah maupun ruang tamu juga tampak kosong tak berpenghuni. Langkah Aisyah kembali kedalam menuju ruang makan. Dia dapat melihat beberapa saji makanan yang masih utuh, tanpa tersentuh sedikitpun.

"Eh non Aisyah sudah bangun?" seru mbak Inem dari arah belakang.

Aisyah menoleh dengan mengulas senyum hangat, "Ah iya mbak...! Oh ya mbak, kok makananya nggak ada yang makan?" tanya ibu Narendra menatap heran kearah beberapa saji makanan diatas meja.

"Itu sebenarnya tadi malam tuan Bagas meminta saya untuk membuat makanan, katanya mau beliau makan dengan anda non. Apa tadi malam tuan tidak jadi makan, Saya juga tidak tahu," balas Inem sedikit mengernyit, karena merasa bingung.

'Jadi, semalam mas Bagas benar-benar nggak pulang?! Aku tahu kamu menginap dimana mas. Tapi entah mengapa rasanya masih sakit!' batinya merasa kecewa namun harus dia kuatkan dihadapan orang, agar tidak ada yang tahu permasalahanya.

"Ya sudah mbak, mbak Inem bereskan saja kebelakang. Saya mau masuk dulu!" Aisyah bergegas kembali lagi kedalam kamarnya dengan perasaan yang begitu hancur lembur.

Setelah pintu kamar mandi tertutup, disaat itu juga air matanya pecah seketika. Aisyah terduduk lesu dibalik pintu kamar mandi sembari memukul dadanya yang begitu terasa sangat sesak.

"Ya ALLAH katakan, ini bukan dari rencana-mu. Aku tidak sanggup apakah aku harus bertahan atau melepaskan!! Engkau memberikan kejutan tanpa aku mempersiapkan hatiku terlebih dulu! Rasanya sakit sekali...!" lirih Aisyah karena dadanya terasa sangat sesak sekali.

"Sekuat apa aku menahannya, aku hanyalah perempuan yang kapan saja bisa rapuh. Engkau menghadiahkan surga untuk hamba, namun dengan cara yang begitu menyakitkan! Hamba tidak sanggup ya ALLAH!!" Aisyah masih terisak dengan airmata yang sudah membasahi hijabnya.

Disela isakan tanginya, dia mencoba kuat untuk bangkit kembali. Aisyah mengambil air wudlu setelah dia membersihkan tubuhnya terlebih dulu.

Beberapa menit kemudian, tepatnya pukul 6 pagi.

Setelah selesai dengan aktivitasnya, dia mengambil ponselnya yang berada dalam tasnya, untuk menghubungi seseorang.

Aisyah berdiri dibalkon kamarnya sembari menunggu panggilannya terjawab.

Tut..tut..

"Hallo Assalamualaikum abah...! Ara bisa minta tolong? Suruh pak Arman buat anterin mobil ke apartemen, buat anter Rendra kesekolah!" pintanya pada sang ayah.

Tuan Abdullah yang berada disebrang telfon begitu bahagia, karena pagi-pagi sudah mendengar suara lembut putri kesayanganya. Namun, ditengah bahagianya terselip beberapa pertanyaan yang mungkin sulit sekali untuknya ungkapkan, mengingat batasan atas rumah tangga putrinya. Tuan Abdullah sejujurnya sudah tahu kemana arah pembicaraan putrinya. Sebagaimana kuatnya Aisyah, sehingga dosen cantik itu dapat membungkus setiap katan menjadi serapi mungkin.

"Walaikumsalam putri abah..! Baik, nanti abah suruh Arman segera kesana. Bagaimana semalam tidurnya, apa nyenyak nak? Cucu abah bagaimana?" tanya tuan abdullah memastikan keadaan putri dan cucunya.

suara lembut dari sang ayah rupanya mampu membuat dada Aisyah berdesir nyeri. Seketika kedua matanya memanas serta berembun dengan cepat. Ditariknya nafas dalam-dalam, hingga orang yang berada disebrang telfon yakni sang ayah dapat mendengar hawa kekecewaan, hanya dari sapuan nafas sang putri.

Aisyah mengulas senyum kecut, "Sangat nyenyak abah, Rendra saja masih tidur. Ini sebentar lagi Ara bangunkan!" dalihnya mecoba menutupi semua dari sang ayah.

Tuan Abdullah hanya mengangguk-angguk lemah, mencoba mengubah rasa cemasnya menjadi rasa syukur, karena seberat apapun masalah yang putrinya hadapi, dia masih melihat sikap tangguh dari Aisyah.

"Ya sudah, abah tutup dulu sayang telfonnya. Hati-hati dimanapun berada, assalamualaikum putri abah..!"

"Walaikum salam abah.." Aisyah segera menutup pangilannya.

Airmatanya seketika berjatuhan melewati rahang pipinya yang putih. Dadanya terasa sesak, setelah mendegar suara lembut dari sang ayah. Ingin sekali Aisyah melepas semuanya, dan memeluk erat sang ayah untuk mengatakan bahwa malamnya tidak baik-baik saja.

1
cinta semu
Bagas g rela kalo Dava mendekati Aisyah....😁🤣kelama,an bergaul sm Kunti g sadar apa kalo diri ny sendiri rela hidup sm makhluk halus 😁🤣🤣😁
Septi.sari: ya Allah ngakak bacanya kak 🤣🤣😭
total 1 replies
Gjam Mariput
cepat cerai dgn Bagas , lelaki ga guna hempaskan
Lee Mba Young
Semoga cpt selesai urusan cerainya. kn bukti nya ada bagas nikah lagi tanpa izin. kl gk mau cerai tinggal masukin penjara saja.
Medeia
katanya sayang kalian berdua, tapi tega memadukan istrinya /Cleaver/
Medeia
Halah basiii/Puke/
Adinda
gak usah sama dua saudara itu aisyah ribet, lebih baik sama babang bastian
cinta semu
apa Aisyah sudah mengajukan perceraian ya🤔🤔moga aja iya ...move on lebih cepat lebih baik ...toh suami dah di ambil mbk Kunti🤣😁😛😁
Gjam Mariput
good Dava
Mundri Astuti: wayoloh Bagas, belom jadi janda aja dah 2 brondong mendekat, gaya loh Bagas sok kecakepan
total 1 replies
Sulastri Oke86
lanjut kak
uswatun hasanah
waduh... Aisyah bakalan direbutin sama cogan" setelah jadi janda, bakalan rameee..
Septi.sari: bakal ada pertarungan sengit kak, 🤭
total 1 replies
Sulastri Oke86
Luar biasa
cinta semu
semangat Aisyah masih ada pelangi setelah hujan badai....😎
waa
mahendra??? siapa??? si mahar???
Septi.sari: maaf kak, yang asli namanya Mahardika. ini sudah tahap perbaikan. ✨

terimakasih 🙏
total 1 replies
waa
terlalu banyak omonggg hingga makann omongan sendiri...
waa
untunggg ada bima...
waa
WHAHAHHAHA KOK AKU NGAKAK YA??? MASUKIN KE RSJ DONGG SI MELATONG ITUUU UDAH GILA SOALNYAA
uswatun hasanah
semangat Thor, novelmu bagus, alur ceritanya jg, usahakan update tiap hari 💪
Septi.sari: masya allah kak, nantikan update terbaru dari autror. dan salam kenal 🙏🦋
total 1 replies
Mundri Astuti
pinter aisyah, emang bagas doang yg bisa cari lagi
Septi.sari: bener kak, kita kawal sampai bahagia 😍
total 1 replies
Lee Mba Young
Pernikahan mereka tidak sah kan tidak ada persetujuan istri pertama. mending pisah trus penjarakan dng pasal perzinahan. pernikahan mereka tidak sah krn nikah tanpa izin. mending gugat trus penjarakan. hakim akn lngsung mengabul kan permintaan cerai krn jelas si suami tlh selingkuh dan nikah lagi
Mundri Astuti
setuju, mending dibuat pisah Aisyah thor, trus dpt laki" yg tulus cintanya buat Aisyah ma anaknya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!