Terlahir dengan kekuatan istimewa, akankah membuat hidup Angela jadi lebih bahagia? atau penuh dengan rintangan.
Mampukah Angela mengendalikan kekuatannya? ataukah kekuatan itu akan menghancurkan dirinya?
Ikuti terus kisah Angela hingga akhir ya ^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Tepat pukul 22.00 malam. Angela dan keluarganya memutuskan untuk pulang, setelah sebelumnya memberi selamat pada Khalisa yang berhasil menyabet mendali emas.
Jalanan sangat macet karna di gor tersebut bukan hanya ada pertandingan pencak silat saja, tapi ada pertandingan sepak bola yang memiliki banyak suporter pula.
"Kok kita lewat sini sih pah?" tanya Jacob ketika Edward melewati jalan yang terasa asing baginya.
"Kita lewat jalan alternatif saja, jika kita lewat jalan utama bisa-bisa kita akan terjebak macet selama berjam-jam." Beritahu pria berahang tegas itu.
"Tapi kenapa harus lewat jalan ini pah? Jalannya terlihat sepi dan menakutkan." cicit Jacob dengan wajah pucatnya. Jalur yang mereka lewati memang terlihat sangat sepi, hanya mobil mereka saja satu-satunya kendaraan yang ada di sana.
"Namanya juga jalur alternatif, jadi sepilah. Kalau ramai namanya sedang ada demo." cicit Angela dengan nada meledek.
"Diamlah kak! Kau tidak diajak bicara!" ketus Jacob dengan wajah merengut. Emily dan Edward hanya bisa menggelengkan kepalanya kala melihat kedua anak mereka selalu berdebat dalam kondisi apapun.
Setelah itu hening. Edward fokus mengemudikan mobilnya, Emily dan Angela sibuk mengobrol santai tentang masalah wanita, sedangkan Jacob sibuk memperhatikan jalanan yang kanan kirinya hanya di tumbuhi pepohonan saja. Tak ada satupun rumah penduduk yang Jacob lihat di sana.
"Pah, sepertinya kita sudah lewat jalan ini tadi. Lihat itu, tadi kita sudah melewati pohon besar itu." Jacob menunjuk sebuah pohon besar yang di batang pohonnya terdapat iklan badut ulang tahun. Jacob bisa tahu hal itu karna sedari tadi ia sibuk memperhatikan jalan.
"Itu hanya perasaanmu saja nak." Edward mencoba menenangkan sang putra, walaupun ia sendiri merasakan kecemasan yang sama. Sudah 3 x mereka melewati pohon besar itu, namun Edward tak mengatakannya pada siapapun karna tak ingin membuat keluarganya khawatir.
Cit!
Edward menginjak pedal rem secara mendadak saat merasa telah menabrak sesuatu.
"Ada apa pah? Kenapa berhenti di sini?" tanya Emily heran. Pasalnya Edward menghentikan mobil mereka di tengah-tengah kebun jagung milik warga.
"Papa merasa telah menabrak sesuatu mah, lebih baik papa periksa dulu." balas Edward.
"Jangan pah! Papa tidak menabrak apapun kok, lajukan lagi saja mobilnya." ucap Angela sebelum sang papa keluar dari mobil. Angela bisa berkata seperti itu karna gadis itu melihat sendiri kalau yang di tabrak Edward bukanlah manusia. Tapi sosok arwah penasaran dengan wajahnya yang hancur.
"Angela benar pah. Lagipula di tempat sepi seperti ini tidak akan ada manusia yang lewat. Mungkin yang papa tabrak hanya hewan liar saja." ujar Emily.
"Lebih baik papa periksa dulu saja. Kalaupun itu hewan liar, kita harus menyingkirkan bangkainya agar tak mengganggu pengendara lain." Edward tak mengindahkan larangan dari Angela dan Emily. Pria paruh baya itu tetap kukuh untuk memeriksa keadaan di luar secara langsung.
"Tunggu pah, Angela ikut." Angela mengkhawatirkan kondisi sang papa, karna itu Angela memutuskan untuk ikut Edward memeriksa keadaan di luar.
"Astaga!" pekik angela saat melihat hantu yang di tabrak sang papa tadi sedang duduk di atas cup mobilnya.
"Kalau mau menampakan diri setidaknya jangan dengan wajah jelek seperti itu." Angela mencoba berkomunikasi dengan hantu tersebut lewat batinnya.
"Jadi kau bisa melihatku ya?" tanya hantu itu antusias.
"Sekarang aku memang jelek, tapi semasa hidup dulu aku ini cantik loh. Hi...hi...hi...!" Ucap hantu buruk rupa itu lagi diakhiri tawanya yang melengking.
Bersambung.