mengagumi Idola, hingga jatuh cinta dan ternyata gayung itu bersambut.
bagaimana rasanya.???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisetsuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ide yang ditolak
Sebulan kemudian.
Semua staff dan member dari SM berkumpul di ruang meeting, kecuali Yuan.
Gadis itu sudah memutuskan, jika tidak ada sesuatu yang perlu di bahas dengannya tentang single ataupun dirinya, dia tidak akan ikut campur dalam urusan di dalam agensi.
Yuan tidak ingin terlalu terlibat dengan agensi, karna dia menyadari bahwa dia hanya tamu yang diundang oleh para member.
“dimana Yuan.?” tanya manager Bram ketika tidak melihat keberadaan gadis itu di dalam ruangan.
“apakah meeting kali ini akan melibatkan dia.?” tanya manager Mino.
Awalnya manager Mino adalah assiten dari manager Bram, setelah adanya Yuan dia didaulat untuk mengatur jadwal Yuan.
“ya. Dan pastikan mulai saat ini, setiap kali meeting dia harus hadir.” ucap manager Bram.
“baiklah, aku akan memanggilnya.” ucap manager Mino.
“tidak perlu, aku sudah mengirim pesan kepada Meri, dan memintanya untuk datang kemari bersama Yuan.” ucap Soni.
“kau selalu gerak cepat Soni, aku sayang padamu. Muah.” ucap manager Mino, sambil memonyongkan bibirnya membuat Soni bergidik.
Sepuluh menit kemudian kedua gadis itu datang memasuki ruangan meeting.
Yuan menggunakan setelan berwarna merah muda pucat dengan rambut yang hanya di gerai, serta aroma khas parfumnya membuat semua orang yang berada di ruangan itu memandang ke arahnya.
Begitu juga dengan Meri, gadis itu menggunakan setelan jeans berwarna biru laut dan kaos putih polos, benar benar membuatnya tampak bersih dengan kulit putihnya.
Kedatangan mereka berdua membuat semua pandangan mengarah kepadanya, begitu juga dengan stylish mereka.
Kedua gadis ini, hanya dengan menggunakan makeup tipis dan style yang simple tapi bisa membuat mereka tampak seperti artis.
“selamat siang semua, maaf membuat kalian menunggu, aku sudah membawa nona muda kalian kemari. Kenapa kalian semua jadi bengong.?” ucap Meri, melambaikan tangan ke arah semuanya.
Manager Mino adalah orang yang pertama sadar dari bengongnya, karna terpukau.
“haiy gadis gadis, kemarilah duduk di sini, kami sudah menunggu kalian.” sapanya sambil melambaikan tangan.
Kedua gadis itu berjalan ke arah meja panjang, yang seketika membuat semua orang tersadar dari bengongnya.
Ian menggeser kursinya dan memberikan ruang untuk tempat duduk Yuan. Kini gadis itu duduk di antara Ian dan Jeano, sedangkan Meri duduk di samping manager Bram di samping Ian.
“heiy,,, sekarang kau rela duduk menjauh dariku saat meeting.?” kata Jeano kepada Ian.
“asal kak Yuan yang duduk diantar kita, aku rela.” ucap Ian sambil meringis.
Setelah semua tenang kembali, manager Bram memulai meeting di hari itu.
“okaiy, karna semua sudah berkumpul aku akan memulai meeting kali ini. Setelah sukses single perdana Yuan dan Giyo kemarin, management memutuskan untuk segera membuat video klip untuk singlenya.” ucap manager Bram, yang disambut riuh tepuk tangan semua yang berada di ruangan itu.
Kecuali Yuan dan Jeano. Mereka saling memandang dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.
Secepat ini.? batin Yuan.
Tersirat dari tatapan matanya yang dapat di pahami oleh Jeano.
“manager Bram.” kata Yuan sambil mengangkat tangannya ragu.
“ya, ada apa.? kenapa kau tiba tiba mengangkat tangan.?” tanya manager Bram.
“apakah video klip itu, benar benar perlu.? bagaimana kalau tidak perlu ada. Atau jika memang harus, bagaimana kalau video klip itu cukup di ambil dari potongan kegiatan kalian saja.” ucap Yuan.
“bagaimana mungkin, single itu begitu sukses. Bahkan hanya dalam waktu seminggu sudah hampir satu juta pemutaran di seluruh platform musik. Memang kenapa.?” tanya manager Bram dengan bingung.
“aku tidak ingin ada video klip, ini hanya single pertamaku apakah perlu sampai seperti itu.?” tanya Yuan masih dengan keraguan.
“Kenapa kau berkata seperti itu, justru karna ini adalah single pertamamu, maka video klip itu harus ada. Dan single itu mempunyai cerita yang menarik, tentu saja harus ada klipnya. Bisakah kau memberikan alasan, kenapa kau tidak mau membuat video klip musik nya.?”
pertanyaan tersebut, tentu saja mewakili pertanyaan dari semua orang yang berada di sana.
Meri menatap sahabatnya itu dengan tatapan bingung, Yuan hanya terdiam tidak menjawab pertanyaan itu.
Jeano yang memahami ketakutan yang di alami Yuan mengangkat tangannya.
“aku akan membantu menjelaskan alasannya.” ucap Jeano.
Yuan menatap Jeano dengan tatapan mata takut, yang hanya di balas anggukan dan senyuman tipis dari Jeano.
Jeano menjelasakan keraguan yang dialami oleh gadis itu dengan singkat, setelah menjelaskan Jeano mengenggam tangan Yuan memberikan gadis itu kekuatan sekaligus meyakinkan kepadanya bahwa dia tidak perlu takut, karna dia akan selalu ada untuknya.
Setelah mendengar penjelasan dari Jeano, manager Bram juga bingung harus melakukan apa. Dia bukan orang yang bisa mengambil keputusan besar seperti ini, bagaimanapun keputusan ini adalah mandat dari seluruh jajaran management.
Yang artinya sebelum mengambil keputusan apapun dia harus melaporkannya terlebih dahulu.
Akhirnya pertemuan di hari itu selesai lebih cepat dari biasanya, manager Bram harus melaporkan hal yang terjadi di hari itu, tentang apa yang sudah di jelaskan oleh Jeano mengenai keraguan Yuan.
“baiklah, aku akan melaporkan keputusan ini ke pusat terlebih dahulu, besok kita berkumpul di sini kembali sebelum jam makan siang. Kalian berdua juga harus datang.” ucap manage Bram, kemudian pergi meninggalkan ruangan itu diikuti manager Mino dan staff yang lain.
Giyo mendekati Yuan, mengambil kursi dan meletakkannya di depan Yuan dan Jeano.
“apa kau tidak percaya dengan kami dan juga kemampuanmu sendiri.” tanya Giyo.
“bukan itu maksudku, aku hanya tidak ingin mengacaukan semuanya. Aku mempunyai ketakutan sendiri, jika seandainya mereka mengetahui siapa aku.” ucap Yuan.
“kenapa kau memandang dirimu seperti itu.? kamu sama seperti kami, kamu juga mempunyai bakat dan kemampuan yang kami dan agensi akui. Itu artinya kamu layak.” jelas Giyo.
“jika kau menolak dengan video klip kali ini, lalu bagaimana dengan single single kamu selanjutnya.? kalaupun management bisa meloloskan permintaanmu kali ini, lalu bagaimana kedepannya.? apakah tidak akan pernah ada video klip untuk single yang lain.?” tanya Giyo.
“sudahlah, kau jangan terlalu memaksanya. Mungkin saat ini dia hanya belum siap, karna ini juga terlalu mendadak buatnya. Kita biarkan dia memikirkannya lebih dulu.” ucap Jeano menenangkan keduanya.
“aku percaya padamu, seperti kamu mempercayai kami. Jadi apapun keputusanmu, semoga itu adalah keputusan yang terbaik.” ucap Giyo tersenyum.
Bagaimanapun Yuan merasa tidak enak hati dengan mereka, kesempatan yang seperti ini tidak akan mudah dia dapatkan di lain kesempatan.
Tapi Yuan juga mengetahui, segala konsekuensi yang harus dia terima nantinya. Dan untuk saat ini, dia belum siap untuk hal itu.
Beberapa waktu Yuan terdiam, kemudian dia tersenyum. Hal itu tentu saja membuat semua orang yang ada di sampingnya menjadi bingung.
“bagaimana kalau menggunakan animasi.” kata Yuan tiba tiba.
Hening tidak ada jawaban, mereka sibuk dengan pemikiran masing masing tentang pernyataan gadis itu.
“boleh juga. Itu kalau kamu bernyanyi sendiri. Tapi single ini adalah kolaborasi duet antara kamu dan kak Giyo, apakah dia bersedia.?” tanya Ian memecah keheningan.
Pertanyaan itu di ajukan kepada Giyo, yang saat ini duduk di sampingnya.
“tidak. Ini adalah single pertamaku berkolaborasi dengannya, dan ini juga petama kalinya pula membuat video klip dan bernyanyi bersamamu. Apakah aku harus melewatkan itu.? tidak, aku tidak mau.” ucap Giyo sambil memandang tajam ke arah Yuan.
Merasa idenya bukan solusi, Yuan hanya manyun dan menyandarkan punggungnya pada kursi sambil memikirkan kembali ide apa yang lebih baik.
Bagaimnapun juga dia belum siap untuk tampil di depan banyak orang, yang nota bene adalah penggemar berat dari SM.
“untuk saat ini lebih baik kita bubar saja, kita pikirkan kembali nanti. Kita balik ke ruangan masing masing dan lanjutkan pekerjaan ataupun kegiatan kalian. Jika nanti ada yang punya ide, kalian boleh share digrup untuk kita diskusikan bersama.” ucap Jeano.
Meri mendekati sahabatnya dan merangkulnya, memberikan support terbaiknya. Meri tahu bahwa Yuan sudah memikirkan semua hal sebelum dia memutuskaan untuk mengatakan apa yang menjadi keraguannya.
Tentu saja banyak pertimbangan dalam benaknya, hanya dalam waktu tiga bulan sejak pembicaraan di pantai saat itu, kemudian datang keputusan secepat ini, tentu saja hal itu membuat gadis biasa seperti Yuan di landa kebimbangan.
“kembali ke kamar yuk, aku akan membuatkan roti bakar dan jus Durian kesukaanmu. Jangan terlalu memikirkan hal ini, percayakan saja kepada mereka. Okaiy.” ucap Meri, Yuan tersenyum dan mengangguk.
“heiy, aku juga mau roti bakar dan jusnya.” ucap Hyungga berjalan di samping Meri.
“boleh, asal kau ambil sendiri di kamar. Ogah kalau aku harus nganterin ke kamar kamu.”
“siip, aku akan mengantar kalian kembali ke kamar.” rayu Hyungga.