Beberapa orang tidak percaya adanya reinkarnasi. Tetapi inilah yang di alami seorang Angel Zhao. Bukan! lebih tepatnya perpindahan jiwa.
Angel Zhao mendapati dirinya bangun di tubuh wanita bernama Julia Brasco. Gadis polos dan lemah yang juga meninggal akibat kecelakaan. Gadis yang ada di mobil yang menjadi lawannya.
Angel dan Julia yang sama-sama menjadi korban keserakahan, sama-sama korban penghianatan, dan sama-sama menjadi korban penjebakan.
Angel yang bodoh dan naif membuat seluruh keluarganya menanggung penderitaan. Penyesalan yang begitu besar membuat Angel meminta pada yang kuasa untuk memberikannya kesempatan sekali lagi.
Angel yang menginginkan kehidupannya lagi, menempati tubuh Julia yang sudah menyerah dengan hidupnya sendiri.
Angel berusaha untuk memperbaiki hidupnya lewat tubuh Julia.
Dia akan melakukan semua, meski harus menjadi boneka dari pria kaya yang menjadi suami kontraknya. Pria inilah yang mengantarkan Angel kepada pembalasan dendamnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanggar Indah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maling Teriak Maling
Maaf kalau ada salah ketik ya.. terkadang apa yang di tulis tidak sesuai dengan yang dipikirkan. Mami sudah berusaha yang terbaik. tapi jari-jari ini kadang kepleset tanpa sadar.
Selamat menikmati.. salam cinta dari mami halu
**************************************
Gerbang tinggi itu terbuka saat mobil Julia masuk dengan gagahnya. Tak ada satu pun orang di rumah itu yang melarangnya masuk setelah tahu bahwa yang ada di dalam mobil itu adalah Julia. Memasuki halaman seluas tiga ratus meter, akhirnya mobil sport merah itu terparkir dan memasuki ruang garasi keluarga.
Saat pintu rumah terbuka lebar, semua mata para pelayan yang tengah berkumpul tertegun dan terkejut. Julia memasuki rumah dengan acuh tanpa menoleh atau menyapa siapapun. Tatapan mata mereka tertuju pada rambut dan pakaian yang Julia kenakan. Sangat modis dan tentunya branded.
"Apakah itu nona Julia?"
"Dia sangat cantik."
"Apa maksudmu! jelas nona Janet lebih cantik."
"Tapi benarkah itu nona Julia? kenapa perubahannya sangat jauh sejak kecelakaan."
"heii berhenti mengobrol atau kita akan kehilangan muka!"
Para pelayan berbisik pelan dengan rasa ingin tahu. Mereka melihat kaki jenjang Julia berbalut rok mini yang menampakkan keindahan kakinya. Bahkan paha putih mulus itu biasanya disembunyikan oleh rok panjangnya sekarang terpampang nyata. Rambut yang diwarnai membuat wajahnya makin cerah dan cantik. Lalu beberapa bubuhan make up membuat wajah terlihat segar dan muda.
Sapuan make up tipis makin mempertegas kecantikannya yang tersembunyi. Hidung runcing, alis tercukur rapi, dan bulu mata lentik yang membingkai mata indahnya. Ditambah dengan olesan warna cerry pada bibirnya membuat bibirnya makin sensual dan menggoda.
"Nona Julia sangat cantik!"
Itu adalah pikiran semua orang yang melihat penampilan Julia saat ini. Mereka semua tak menyangka Julia berubah seperti ini. Dan akhirnya mereka mulai membandingkan gaya kedua nona mereka.
"Bukankah nona Julia terlihat cantik natural? gayanya jelas berbeda dengan gaya nona Janet. Gaya make up nona Julia mirip dengan gaya make up orang asia. Tapi itu makin membuat nona Julia makin mempesona."
"Kau benar, make up tipis di matanya mirip seperti gaya make up orang asia. Entahlah, aku tak bisa berkata-kata lagi, nona Julia sangat cantik."
Semakin mereka banyak bicara, semakin mereka rasakan istimewa nya Julia. Namun Julia tidak terusik meski dia mendengar obrolan itu. Julia sudah terbiasa mendengar orang-orang mengelukan kecantikannya semenjak kehidupannya dulu. Menjadi artis dituntut untuk berpenampilan sempurna.
Kaki jenjangnya melangkah menaiki tangga dengan anggun, hingga sebuah suara membuat langkahnya terhenti.
"Julia!"
Julia menggerakkan kepalanya untuk melihat orang yang memanggil namanya. Dia menoleh dan menatap ke bawah. Ada paman Hendri yang ternyata sudah lama menunggu kedatangan Julia.
Melihat pamannya, Julia turun dan menghadap Hendri dengan tatapan acuh.
"Paman memanggilku?" tanya Julia.
Hendri tak menjawab karena tertegun dengan penampilan Julia. Dia menatap Julia dari atas sampai bawah.
"Pakaian apa yang kau pakai?"
Hendri merasa tak mengenali Julia sejenak. Julia benar-benar berubah. Dia yakin tidak akan mengenali Julia bila berpapasan di luar sana.
Julia mendesah. Dia melirik malas dan bertanya. "Ada apa memanggilku?"
"Kau!!" bentak Hendri keras sambil mengacungkan jari di udara dengan tatapan kesal dan benci.
"Luka di kepalaku sudah sembuh, paman tidak perlu khawatir lagi." ucap Julia mulai melangkah melewati Hendri begitu saja.
Kata-kata Julia menyulut kemarahan Hendri. Dia berteriak marah. "Julia!!"
Julia berhenti dan memutar tubuhnya. Dua tangannya disilangkan di depan dada dengan kepala sedikit miring sehingga membuat rambutnya tergerai jatuh ke samping. Dia diam menunggu kata-kata yang akan diucapkan pamannya.
"Kau! apa yang kau lakukan seharian ini. Kenapa ada banyak barang-barang berdatangan ke rumah ini."
Mendengar itu wajah Julia sangat senang. "oh ya, mereka sudah tiba?"
Lalu Julia berlalu melangkah menuju kamarnya dengan cepat. Namun suara Hendri menghentikan langkahnya.
"Berikan!!" perintah Hendri.
Julia menatap tak mengerti. "Apa yang harus kuberikan pada paman?"
"Kartu yang kau bawa! Darimana kau dapatkan kartu kredit itu!"
"Oh," ucap Julia geli. Sepertinya pria di depannya ini lupa diri.
"Kenapa?" tanya Julia dingin. "Kenapa harus kuberikan pada paman?"
"Kenapa?? Karena kau tak pantas! jawab Hendri yang makin kesal.
Mendengar itu membuat Julia tertawa keras. Dia menatap geli pamannya. Kata-kata yang ia dengar sungguh menarik. Membuat emosinya memuncak dan ingin mengamuk.
"Apa yang kau tertawakan? cepat berikan padaku sekarang juga." pinta Hendri sambil mengulurkan tangannya.
Julia tak bergerak dan hanya tersenyum tipis. "Paman...katakan padaku, kenapa aku tidak pantas? Apakah paman lupa siapa aku. Atau paman amnesia? Aku adalah pemilik semua aset Brasco!"
Hendri terkejut namun dia tidak bisa mundur. Dia berusaha untuk mempertahankan kekuasaannya. Dia tak akan membiarkan Julia menghancurkan rencananya. Dia harus menekan Julia seperti bertahun-tahun lalu agar dia bisa menguasai keluarga Brasco. Namun keponakannya ini bertingkah aneh semenjak kecelakaan beberapa bulan yang lalu. Setelah bangun dari komanya, sikap Julia berubah sangat drastis.
Kemudian dia melangkah maju dan menunjuk beberapa pelayan dan memerintah. "Kalian!! cari kartu kredit yang Julia bawa lalu berikan padaku!"
Para pelayan yang ada di sekitar akan melangkah maju, namun segera menyadari tatapan Julia yang menghujam. Tatapan dingin yang sangat tajam dan menakutkan. Seakan memberi isyarat peringatan pada siapa saja yang melangkah maka mereka akan mati.
"Cobalah bergerak atau kalian aku singkirkan! Apa kalian lupa siapa tuan kalian!!" Gertakan Julia membuat para pelayan menunduk ketakutan
Hal ini sama sekali tidak dapat diprediksi Hendri. Dia semakin marah. Sejak kapan? Sejak kapan Julia berani mengatur para pelayan di rumah ini.
"Apa yang kalian lakukan! cepat laksanakan perintahku!" bentak Hendri geram.
"Paman bukankah kau sangat keterlaluan? Kau mencoba menggeledah barangku di rumahku sendiri? Sebenarnya siapa di antara kita yang mencuri? " Tanyanya dengan tegas agar di dengar banyak orang di sana.
"Yang paman lakukan ini sepertinya cocok dengan peribahasa maling teriak maling."
Rekomen banget buat jadi Bacaan yg menarik disimak 👍👍👍👍🤩🤩🤩🤩🤩
Sampah memang harus cepat disingkirkan ketempat nya 😏