Pernikahan yang sejatinya diinginkan seumur hidup sekali akhirnya kandas juga oleh sebuah pengkhianatan.
Di hari ia ingin memberikan sebuah kejutan anniversary yang ke 2 dan memberikan kabar tentang kehamilannya, Sita melihat sang suami Dani tengah mengerang nikmat di atas seorang perempuan yang tidak lain adalah sekretarisnya.
Hancur hatinya, namun ia memilih tegar. Meminta perceraian walau tidak mudah.
Hidup sebagai single mom membuat Arsita Ayuningrum tidak lagi percaya cinta dan fokus ke putra semata wayang nya Kai.
6 tahun berlalu, dan di saat tak terduga ia bertemu kembali dengan Dani Atmaja, sang mantan suami. Dani meminta Sita kembali, akankah Sita mau menerima mantan suami yang telah menghianatinya kembali? Akankah Kai Bhumi Abinawa mau menerima daddy nya?
Disaat bersamaan ada seorang pria single yang begitu tulus tengah berusaha mengambil hati Sita dan Kai. Pria itu bernama Raden Rama Hadyan Joyodiningrat.
Akankah Sita kembali kepada Dani, atau malah menerima Rama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Tikus Kantor dan Ulat Bulu
hay hay readers... Terimakasih ya atas dukungannya. semoga selalu suka dengan ceritanya. Maaf kalau masih banyak Typo.
Terus dukung Author ya.
Terimakasih. Matursuwun.
yook lanjuut... hehehe
...****************...
Kai berada di depan laptopnya memeriksa tentang mbak Susi, art mereka yang baru. Namanya Susiyati, usia 20 tahun, tamatan SMA. Keluarganya tinggal ibu dan seorang adik yang masih duduk dibangku sekolah menengah. Orangnya baik, pekerja keras dan tidak pernah terlibat dalam kasus apapun. Sebelumnya bekerja sebagai penjaga toko dna terakhir sebagai art di rumah Dani Atmaja.
"Hmmm informasi yang terakhir adalah yang paling menarik. Baiklah mari kita tutup juga semua info tentang mbak Susi ini. Jangan biarkan pria itu mendapatkan informasi apapun mengenai mommy." Gumam Kai sambil tangannya terus berada di atas keyboardnya.
Di kantornya Dani masih begitu frustasi karena informasi mengenai Sita sama sekali tidak ia dapatkan bahkan ia meminta pertolongan orang yang ahli dalam bidang tersebut. Namun nihil, "maaf tuan saya tidak bisa membobol akses nya. Ini sangat rumit dan saya menyerah. Informasi orang yang ada cari ditutup oleh seorang yang sangat profesional bahkan tingkatannya sangat jauh di atas saya. Oh iya anda tidak perlu membayar saya karena saya tidak berhasil mendapatkan apa yang anda inginkan."
Dani mencak rambutnya kasar saat mendengar ahli IT itu menjelaskan.
"Arghhh…. Siapa yang menutup akses informasi Sita. Mengapa dia menutupinya. Argh…..!!!"
Anton yang melihat tuannya frustasi jadi urung menceritakan kejadian yang dialami Susi.
"Maaf tuan kalau saya lancang. Waktu itu apakah tuan tahu selama hamil Bu Sita pernah bekerja dimana?"
Dani menjawab dengan gelengan kepala. Saat itu dia sudah kehilangan akal. Dia begitu gila dengan Mauren sehingga dia sama sekali tidak peduli dimana Sita dan apa yang sedang dikerjakannya. Matanya sudah buta telinganya sudah tuli dan tubuhnya lumpuh karena saat mendengar kabar dari orang tuanya bahwa Sita melahirkan pun hatinya sama sekali tidak tersentuh. Hanya dengan sebuah kalimat dari Mauren ia bahkan tidak pernah mengetahui seperti apa wajah anaknya.
Anton menghembuskan nafasnya kasar bahkan Dani pun bisa mendengar.
"Kau menyalahkanku An?"
"Bolehkah saya berkata jujur tuan?"
"Katakanlah."
"Iya. Saya sangat menyalahkan tuan. Bu Sita adalah wanita sempurna yang saya kenal. Dia sangat baik, pengertian. Saking pengertiannya bu sita tidak pernah mau bertanya kepada anda mengapa anda terlambat pulang, mengapa anda jarang menghubunginya saat tengah tugas diluar kota. Dan semua itu dijadikan bu mauren sebagai senjata bahwa bu sita tidak peduli, tidak cinta. Dan anehnya nada begitu percaya. Maaf tuan kalau saya lancang, bu Mauren itu bermain dibelakang and asudha lama. Susi yang memberitahu saya, dan jahatnya bu mauren dia ingin menjual Susi kepada pria tua juragan sawit. Beruntung tadi pagi Susi bisa kabur dari rumah bu Mauren."
Mendengar penuturan Anton, Dani membelalakkan kedua matanya. Bola matanya serasa mau keluar saking terkejutnya. Dadanya seperti dibakar api. Mauren ternyata wanita yang sangat licik dan jahat. Dani mengusap wajahnya kasar lalu sedetik kemudian dia menangis tersedu.
Sakit, ya Dani merasakan sakit yang teramat perih di hatinya. Ia sangat menyesali perbuatannya. Tapi nasi sudah jadi bubur. Semuanya tidak dapat diulang lagi. Semuanya tidak bisa kembali seperti dulu. Dani sangat tahu seperti apa Sita. Dani berharap bisa bertemu Sita dan melakukan hal yang ingin sekali ia lakukan yakni minta maaf.
🍀🍀🍀
JD Grup
Rama tetap berusaha fokus terhadap pekerjaan kantornya. Ada sebuah hal yang sangat mendesak yang harus segera diselesaikan. Penyelidikannya selama beberapa minggu ini sudah mulai memperlihatkan hasil.
"Gimana Ron, sudah tau kan siapa kelompok tikus kantor itu?"
"Iya bos sesuai dengan dugaan kita sebelumnya."
"Haish… ini sedikit menjadi pr. Soalnya diantara tikus itu ada teman ayah."
"Terus bagaimana bos. Kita tidak mungkin membiarkannya saja kan. Takutnya tuh tikus semakin ngerongrong bos."
"Kau benar. Kita coba dengan memberi peringatan dulu. Kalau mereka tetap seperti itu apa boleh buat aku akan bertindak kejam sambil kita mengumpulkan lebih banyak bukti. Coba kau sebarkan undangan untuk mengadakan rapat pemegang saham besok. Kita mulai dari sana."
"Siap bos laksanakan."
"Aku akan lihat bagaimana wajah pada tikus itu ketika remahan remahan makanan yang mereka makan berceceran." Ucap Rama tersenyum devil dan tatapan membunuh.
Etdah buset. Nih bos kenapa jadi berubah kejem gitu kalau mode serius. Hadeeeh jangan cari masalah deh ya. Bos bisa sangat berbeda saat dalam mode serius, gumam Roni bergidik ngeri melihat bos nya yang tengah menahan amarahnya.
Roni segera pergi untuk menyampaikan undangan kepada semua pemegang saham JD grup. Karena hal ini sangat mengkhawatirkan jika tidak segera ditangani. Benih benih koruptor akan semakin berkbang dma bis menghancurkan perusahaan kapan saja.
Sore itu selepas pulang dari perusahaan Rama memenuhi janjinya kepada ayah dan ibunya untuk bertemu dengan Ajeng. Sebenarnya Rama sangat enggan bertemu dengan Gadis centil itu. Gadi yang semasa sekolah selalu mengejar-ngejar Rama. Tidak sesuai namanya yang terkesan lembut dan anggun. Ajeng usianya 2 tahun dibawah Rama. Keluarga Rama dan Ajeng berteman dekat. Jadi Rama dan Ajeng sudah kenal dari kecil.
Mereka bertemu di sebuah kedai makan sederhana. Rama sengaja membuat janji di sana agar Ajeng kesal. Dan benar saja Ajeng sudah bersungut-sungut saat menunggu Rama. Rama tersenyum puas melihat rona kekesalan Ajeng.
"Eh Ajeng. Sudah dari tadi datangnya. Maaf ya aku ada rapat tadi jadi lama" Ucap Rama pura-pura peduli.
"Mas Rama. Nggak pa pa kok. Tenang aja." Jawab Ajeng sambil tersenyum yang dipaksakan.
Huh… kalau bukan karena perintah Papi aku beneran males buat nemuan mas Rama ditempat kayak gini. Kenapa coba Mas Rama kan orang kaya masa janjian di tempat kayak gini, eiyuuhh banget. Batin Ajeng. Ia merasa jijik berada di kedai makan itu.
Kedai makan tersebut sebenarnya tempat yang bersih dan makanannya enak hanya mang sederhana. Tempatnya selalu ramai, tapi Ajeng merasa tidak level makan ditempat seperti itu.
"Oh iya Kamu udah pesan makan." Rama pura-pura bertanya, ia sangat yakin gadis itu tidak akan mau makan di tempat seperti itu.
"Tidak usah mas. Sebelum kesini Ajeng sudah makan." Tolak Ajeng sesuai dengan prediksi Rama.
Rama pun tersenyum devil ia lalu memesan makanannya dan menikmatinya dengan lahap. Ajeng sungguh kesal. Dia hanya menemani Rama makan saja.
"Oh iya mas. Tentang…."
"Maaf Jeng. Aku rasa kita sudah dewasa untuk menentukan pilihan pasangan hidup kita masing-masing. Aku setuju bertemu denganmu bukan berarti aku menyetujui perjodohan ini. Aku hanya menghormati permintaan Ayah dan ibu juga papi mu. Aku harap kamu juga punya pemikiran yang sama."
Ajeng sangat kesal mendengar penuturan Rama. "Sial aku ditolak terang-terangan. Tidak… tidak bisa. Aku harus bisa ngedapetin Rama. Gila aja aku melepas pewaris JD grup yang duitnya nggak habis 7 turunan. Jika aku bisa jadi nyonya Rama itu akan sangat meningkatkan status sosialku." Batin Ajeng.
"Tapi mas apakah kita tidak bisa mencoba. Kamu tahu, aku menyukaimu dari dulu." Ajeng berusaha merayu Rama dengan tatapan manjanya. Bukannya tertarik Rama malah merasa jijik.
Haish dasar ulet bulu, bikin geli aja. Eh ulet bulu apa cacing tanah, hihhh, batin Rama.
"Maaf. Aku sudah punya pilihanku sendiri."
Ajeng sangat kesal. Ia pun berdiri lalu pergi dengan menghentakkan kakinya. Rama tersenyum puas. Ulat bulu harus segera disingkirkan jangan sampai membuat orang lain gatal-gatal dengan bulunya. Haish... hari kenapa semua berhubungan dengan binatang. Tikus kantor yang meresahkan dan Ulat bulu yang menggelikan, gumam Rama.
TBC.