Di sebuah Galaksi, tepatnya di atas Planet terbesar yang ditumbuhi oleh banyak rerumputan.
Terlihat seorang pemuda tengah berdiri menatap Awan Reinkarnasi, pemuda itu ialah, Dewa Angin, Feng Shan Jian.
“Semuanya terbunuh, perang antar planet benar-benar membunuh semuanya.” Feng Shan berkata dengan nada sedih.
“Awan ini, Konon dapat membawa seseorang menemukan kebahagiaan yang dicari. Semoga di kehidupan selanjutnya, aku bisa membuat sebuah keluarga besar dan membawa keseluruhan keluarga naik ke atas.”
Feng Shan Jian mengucapkan sumpah tersebut dengan keras. Dia memasuki awan reinkarnasi dan menghilang dalam sekejap.
Silahkan ikuti, Perjalanan dari Dewa Angin.
(Note : Author Masih Pemula Fantim. Jadi banyak kesalahan dan pastinya perlu revisi.)
Update 2 kali sehari, Waktu tidak menentu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusayni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 13
[Chapter 13.]
[Roh Elemen berkembang.]
[Silahkan Dibaca.]
Hutan Wujing, pepohonan yang hijau membuat hutan tersebut menjadi asri. Sosok anak kecil melintas melewati berbagai pohon-pohon yang rindang tersebut. Topeng aneh yang dipakai anak kecil itu memghilang, terlihat sosok mungil yang tampan, yaitu Xiao Fan.
Xiao Fan melesat menuju ke arah Utara, dirinya bertujuan untuk kembali ke gua masuk menuju Hutan Wujing. Dia selesai memberikan putri pertama kepada penjaga namun dirinya hanya meletakkan putri di bawah pohon dan melempar sebuah batu kecil ke arah prajurit agar mengerti.
Xiao Fan melihat bahwa prajurit dengan cepat membawa tuan putri menuju ke kamp dan salah satu dari mereka menuju ke dalam kediaman Tuan kota dari Gaoshan. Xiao Fan terus memantau, dia tidak mungkin meninggalkan begitu saja.
Di saat Xiao Fan melihat ada rombongan prajurit dari Kerajaan Ning. Hal itu membuat Xiao Fan yakin bahwa putri sudah aman. Dia pun berbalik dan pergi kembali ke tempat dia masuk Hutan Wujing sebelumnya.
Xiao Fan tiba di depan pintu gua jalan masuknya tadi. Dia masuk ke dalam, secara otomatis batu besar yang menghalangi gua bergeser menutup kembali ketika Xiao Fan sudah masuk ke dalam lorong gua.
Xiao Fan terus berjalan, dia menyebarkan persepsi angin miliknya. Persepsi angin adalah menyebarkan Qi berwujud angin, kemudian selama musuh masuk ke jangkauan persepsi tersebut, mereka tidak akan bisa leluasa dalam menyerang Xiao Fan.
Xiao Fan sendiri memiliki empat kemampuan dari teknik kultivasi yang dia gunakan. Teknik Kultivasi Xiao Fan adalah Ketenangan Angin. Namanya aneh karena itu buatan Xiao Fan sendiri dari hasil mengoleksi teknik-teknik kultivasi rendah.
Xiao Fan menamai teknik kultivasi tersebut bukan sembarangan, karena angin yang tenang dapat membahayakan alam sekitar, itu adalah kiasan yang selalu dia gunakan ketika di dunia sebelumnya.
Teknik Kultivasi ketenangan Angin, memiliki 5 kemampuan. Penguatan Angin, Bilah Angin, Persepsi Angin, Transformasi Angin, dan terakhir Angin Alam.
Masing-masing dari kemampuan itu tidak kuat, akan tetapi bagi pemegang yang ahli teknik itu akan menjadi ancaman. Seperti sebuah kiasan klasik, apapun yang tidak berguna jika dipoles oleh orang yang tepat pasti akan menjadi berguna.
Roh Elemen Xiao Fan hanya memiliki satu kemampuan untuk sekarang, itu adalah sangkar burung. Dia mengambil referensi dari sebuah buku kultivasi rendah dimana sangkar burung hanya digunakan untuk area, akan tetapi sangkar burung hanya bisa digunakan oleh teknik Kultivasi yang berkaitan dengan besi dan kayu.
Xiao Fan menyadari keunikan Roh Elemen. Kemampuan awal bisa ditentukan sendiri, akan tetapi kemampuan selanjutnya tergantung keberuntungan penggunanya. Hal itu menambah kesan minat Xiao Fan menjadi lebih jauh terhadap Roh Elemen.
Tiba di ujung jalan, Xiao Fan keluar dan menatap ke arah kursi goyang yang kosong. Xiao Fan kemudian merasakan ada orang di rak buku baris ke tiga dari kiri. Dia tahu orang itu siapa, orang itu adalah orang yang dia cari, Kakek Sha.
Kakek Sha yang sedang membaca buku, merasakan Xiao Fan masuk ke dalam tokonya. Dia menutup buku yang wujudnya tebal berwarna hijau tersebut. Kakek Sha mengembalikan buku ke tempat rak yang memiliki tulisan ‘Kehidupan.’
Kakek Sha berjalan menuju ke arah meja miliknya, dia berbelok dari tempat rak yang dia tuju berada. Kakek Sha dapat melihat seorang anak kecil yang duduk di depan meja miliknya, anak kecil itu tersenyum ketika melihat dirinya.
“Tuan Muda, selamat datang kembali.”
***
Xiao Fan menatap ke arah Kakek Sha, dirinya yang mendapatkan sapaan seperti itu hanya melambaikan tangannya dan berkata, “Seharusnya aku yang memberikan sapaan terlebih dahulu, bagaimanapun yang muda harus menghormati yang tua.”
Kakek Sha mendengar itu, dia tertawa kecil dan perlahan menuju ke kursinya. Dia duduk dan menggoyangkan kursi tersebut. “Jadi bagaimana keadaan disana, Tuan Muda?”
Xiao Fan menatap Kakek Sha yang sudah kembali ke kursi goyangnya, dia tersenyum dan menjawab, “Informasi tepat, apakah ada konflik yang terjadi dengan Kerajaan Ning?”
“Untuk masalah itu, saya kurang tahu, Tuan Muda. Hanya saja, aku mendengar perang akan pecah dengan Kerajaan tetangga.” Kakek Sha mengayunkan tangannya, buku di salah satu rak keluar.
Buku itu terbang menuju ke arah dirinya, kemudian buku itu jatuh tepat di depan Kakek Sha dan Xiao Fan. Buku itu jatuh di meja, Kakek Sha lalu memandang Xiao Fan dan berkata, “Itu adalah buku yang anda minta kemarin, Tuan Muda.”
Xiao Fan menatap buku tersebut dan mengangguk. “Terimakasih, Kakek Sha. Kalau begitu aku akan pergi terlebih dahulu, masih ada yang harus kulakukan hari ini.”
Xiao Fan turun dari kursinya, dia mengambil buku di depannya dan membawanya pergi. “Hati-hati di jalan, Tuan Muda.”
Xiao Fan mengangguk dan pergi. Kakek Sha menatap Xiao Fan yang sudah keluar dari toko, sudut mulutnya naik membentuk senyuman, dia melambaikan tangannya kembali sebuah angin memasuki sela-sela buku dan menciptakan sebuah nada yang merdu. Kakek Sha bersandar dan memejamkan matanya.
“Hidup itu benar-benar misterius, melangkah adalah pilihan, berhenti adalah hambatan. Semoga anda menemukan Kehidupan anda sendiri, Tuan Muda.”
Kursi bergoyang diiringi nada-nada yang indah. Seorang Kakek tua tertidur lelap, entah dia masih hidup atau sudah mati.
***
Xiao Fan berjalan menyusuri pasar. Dia hanya melihat-lihat sebentar sebelum tiba di rumahnya. Ketika Xiao Fan tiba di rumah, pintu masih terkunci yang berarti Ibunya masih di luar. Xiao Fan dengan ringan melompat di udara dan melewati kediaman miliknya.
Xiao Fan turun di tebing belakang rumah miliknya. Dia turun dan melihat bahwa matahari sudah melawati garis tengah yang berarti sudah memasuki siang hari. Xiao Fan mengabaikan hal itu dan dengan langkah cepat dia menyusuri Hutan Xiji untuk mencari pohon yang besar.
Xiao Fan akhirnya menemukan pohon tersebut, dia melihat bahwa daun-daun menghalangi sinar matahari, angin berhembus menambah kesan sejuk di tempat tersebut. Xiao Fan duduk dan dirinya mengeluarkan dua bola yang memiliki warna berbeda.
“Dua bola ini pasti Roh Elemen, akan tetapi kenapa warna keduanya berbeda, apakah setiap jenis Roh Elemen memiliki warna yang berbeda?” Xiao Fan masih bingung dan penasaran akan Roh Elemen tersebut.
Xiao Fan mencoba mengetes apakah dua bola itu akan bereaksi dengan energi roh atau tidak. Dengan aliran ringan, energi roh keluar dari telapak tangan kanan Xiao Fan. Bola berwarna putih yang berada di telapak tangan kanan Xiao Fan bereaksi.
Cahaya menyinari bola tersebut, Roh Elemen Xiao Fan keluar. Benang-benang keluar dan menutupi bola tersebut, perlahan-lahan Xiao Fan merasakan energi roh miliknya melonjak. Xiao Fan dengan cepat mengalirkan energi roh untuk menembus batas.
Cahaya putih menyelimuti Xiao Fan, seketika cahaya berubah menjadi kuning. Xiao Fan bisa merasakan bahwa energi rohnya sedikit lebih murni dari biasanya. Xiao Fan perlahan-lahan membuka matanya.
“Aku menembus batas dan sekarang Roh Elemen milikku berada di level 16.” Xiao Fan melihat ke arah telapak tangannya, simbol terlihat berbeda kembali. Garis gelombang sebelumnya mulai berbelok mengikuti lingkaran.
“Apakah aku mendapatkan kemampuan keduaku?” Xiao Fan bingung, apakah dirinya mendapatkan kemampuan baru? Xiao Fan mengeluarkan benang dari telapak tangannya.
Xiao Fan melihat bahwa benang-benang miliknya masih sama, hanya saja dirinya mendapatkan semacam informasi baru. Xiao Fan mencerna informasi tersebut dan tersenyum ketika selesai mencerna informasi itu.
“Jadi, itukah kemampuan baruku? Menarik, sungguh menarik. Aku akan mencoba ketika menghadapi seseorang nantinya.” Xiao Fan berkata dengan nada senang, dia benar-benar tidak menyangka akan mendapatkan kemampuan yang menarik.
Xiao Fan menatap ke arah bola biru di telapak tangan kirinya. Dia tersenyum dan meletakkan bola tersebut ke arah telapak tangan kanannya. Benang-benang dengan senang mengelilingi bola biru tersebut.
Xiao Fan seketika merasakan energi rohnya meningkat. Roh Elemen miliknya terus meningkat. “17....18....19...20..21...”
Xiao Fan menghitung tingkat dirinya naik, sampai akhirnya dia berhenti menghitung tepat di angka 22. Xiao Fan merasa bahwa sudah hampir seperempat jalan menuju ke pusat energi.
Xiao Fan kemudian membuka matanya dan melihat telapak tangannya kembali, hal yang pertama dia lihat adalah simbol tangan membentuk pusaran yang belum sempurna. Xiao Fan yakin bahwa bentuk untuk kali ini adalah pusaran.
“Energi Roh milikku melimpah sekarang. Aku harus membuat fondasi ku lebih kuat sebelum melakukan peningkatan.” Xiao Fan berkata dan berdiri dari duduknya.
Xiao Fan menatap langit yang sudah mulai sore, dia dengan cepat pergi menuju ke arah rumahnya. Rencana untuk selanjutnya, dia sudah menentukan. Dia bersiap-siap sebelum pergi ke Akademi 3 tahun dari sekarang.
Tiba di tebing belakang rumah, Xiao Fan melihat ada rombongan prajurit menuju ke arah kediaman Klan Xiao. Dengan ringan dia turun dari tebing untuk memantau apa yang dilakukan rombongan prajurit tersebut.
Xiao Fan tiba di belakang rumahnya, kemudian dia masuk ke dalam rumah dan berkata, “Aku pulan..g.”
Xiao Fan terkejut ketika melihat seorang pria dengan wanita di sebelahnya, di depan pria dan wanita itu adalah ayah dan ibu Xiao Fan. Ke-4 orang itu menatap ke arah Xiao Fan yang baru saja masuk ke dalam.
“Kau sudah pulang ternyata, Nak.” Ayahnya berkata dengan nada berat, Xiao Fan sedikit memiringkan kepalanya mendengar nada suara tersebut.
Pria dan wanita yang berada di depan Ayah dan Ibu Xiao Fan menatap ke arah anak kecil yang bingung tersebut. Kedua orang itu menatap sambil tersenyum manis. Ibu Xiao Fan, Xiao Lin mengeluarkan aura miliknya.
Xiao Lin menatap ke arah Xiao Fan dengan tatapan mengerikan. Xiao Fan sedikit merinding ketika merasakan tatapan tersebut, dia dengan cepat bertanya, “Ada apa sebenarnya? Ceritakan terlebih dahulu agar aku paham kenapa Ayah dan Ibu marah.”
Xiao Lin berdiri dan berjalan ke arah putranya tersebut, dia menatap dengan dingin dan bertanya dengan nada serius. “Fan’er, apakah kau pergi ke Hutan Wujing?”
[To be Continued.]
Silahkan Like, Comment, Share, Vote, dan tip koinnya.
Jangan lupa klik tombol Favorit agar tidak ketinggalan update terbaru.
Thank you Minna-san.