NovelToon NovelToon
Khanza Yang Malang

Khanza Yang Malang

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Lari Saat Hamil / Mengubah Takdir / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:55.2k
Nilai: 5
Nama Author: Alisha Chanel

Langit di atas kepalanya seakan runtuh saat pria yang dia cintai dengan tulus ternyata hanya menjadikan dia bahan taruhan semata.

Akankah Khanza pasrah pada keadaan? atau haruskah ia menuntut balas atas semua rasa sakit dihatinya?

Ikuti kisah Khanza selengkapnya ya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ada hikmahnya

"Kita makan dulu saja ya, mungkin kau akan merasa lebih baik setelah makan. setelah itu baru ke rumah budeku"

Ajak Hanum, Khanza iya, iya saja. Lagipula tempat ini masih asing baginya, tak tahu juga ia harus kemana. Jadi mengikuti apa kata Hanum saja.

"Pakde gudegnya dua ya" Ucap Hanum setelah mereka tiba di sebuah rumah makan sederhana.

Sebenarnya Hanum berbicara pada pemilik rumah makan tersebut dengan bahasa daerahnya, tapi agar semua mengerti kita pakai bahasa indonesia saja ^^.

Setelah 10 menit menunggu, makanan yang mereka pesan kini sudah tersaji di atas meja.

"Ayo makan, kali ini aku yang traktir. Kau tahu uangku masih banyak karna aku baru mendapat pesangon dari pabrik tempatku bekerja"

Ucap Hanum dengan wajah berbinarnya. Dan Khanzapun iya-iya saja agar cepat.

Kedua gadis cantik itu makan dengan begitu lahapnya. Khanza sudah melewati trimester pertama kehamilannya, jadi ia bisa makan apa saja tanpa merasa mual lagi sekarang.

Sesekali pengamen jalanan datang di sela-sela makan mereka. Dan Hanum tak pernah sungkan untuk memberi para pengamen itu sedikit uangnya.

"Gadis baik" Batin Khanza, bibirnya mengukir sebuah senyuman.

Jam sudah menunjukan pukul 08.00 malam saat khanza dan Hanum menyelesaikan makan malam mereka.

"Kita ke rumah budeku jalan kaki saja ya. Rumahnya tak jauh dari sini kok, cuma lima menit jalan kaki. Anggap saja kita sedang membakar kalori setelah makan"

Ucap Hanum. Dan lagi-lagi khanzapun iya-iya saja.

"Hanum, sudah berapa lama kau merantau di jakarta?"

Tanya Khanza.

"Entahlah, sejak aku lulus SMA aku sudah pergi merantau ke Ibu kota. Mungkin sekitar 5 tahunan"

Jawabnya sembari mengingat-ingat.

"Wah, kau sangat berani ya" Kagum Khanza.

Khanza sendiri sudah lama ingin pergi dari rumah orang tuanya, tapi ia tak pernah punya keberanian untuk melakukan itu. Dan keinginannya baru terwujud saat ayah dan ibu tirinya mengusir dia dari rumah. Jika tidak pasti sekarang Khanza masih tinggal di rumah itu, menjadi babu untuk ibu tirinya.

Huhf

Khanza menghembuskan napas lega, ada hikmahnya juga atas kemalangan yang menimpanya kini. Ia jadi terbebas dari ibu tirinya yang kejam itu.

"Itu rumah budeku"

Seru Hanum sembari menunjuk sebuah rumah yang paling besar di antara rumah-rumah lain yang ada di sekitarnya.

"Assalamualaikum, bude..."

Teriak Hanum sembari menggebrak-gebrak pagar rumah yang di gembok itu.

"Assalamualaikum, bu de." Seru Hanum lagi tangannya tak tinggal diam, tapi memencet bel yang tersedia di gerbang rumah bercat serba hijau itu.

"Kau ini berisik sekali, budemu ini tidak tuli Hanum"

Teriak Wanita paruh baya yang baru saja keluar dari rumah yang cukup mewah tersebut.

Ceklek

Pintu gerbangpun terbuka lebar.

"Ayo masuk!" Titah wanita bergaya hedon tersebut. Pakaian dan perhiasan yang melekat di tubuhnya membuat silau setiap mata yang memandangnya.

"Kangen..."

Lirih Hanum memeluk budenya dengan sangat erat.

"Ternyata kau masih ingat pulang juga, bude kira kau terkena amnesia sampai tak ingat jalan pulang"

Ucap Wanita itu sembari mengelus rambut coklat sebahu milik Hanum. Khanzapun tersenyum kikuk menyaksikan ke akraban mereka berdua.

"Siapa dia?"

Tanya budenya Hanum sembari menatap ke arah Khanza.

"Oh, dia ini down line pertamaku bude. Namanya Khanza"

Beritahu Hanum, Khanza meraih tangan kanan wanita paruh baya itu lalu mencium punggung tangannya dengan takzim.

"Namaku Khanza bude" Ucap Khanza ramah.

"Citra Astutik, panggil saja bude Citra"

Balas bude Citra tak kalah ramah dari Khanza, nada bicara bude citra pada Khanza sangatlah berbeda dengan nada bicaranya pada sang keponakan.

"Aih. Kenapa bicara sangat lembut kepadanya, sedangkan kepadaku tidak? Huhf!"

Hanum tak terima karna budenya itu pilih kasih.

"Jangan berisik ini sudah malam" Ucap bude citra sembari meletakan jari telunjuknya di atas bibir merahnya.

Huhf! Hanum hanya bisa menghembuskan napas berat.

1
Salsabila Arman
lanjut
Vivo Smart
Albian ,bukan dengan merusak masa depan orang kalau mau berbuat baik
Alisha Chanel: Betul kak 👍
total 1 replies
Alisha Chanel
Hari ini Author gak up dulu ya, solnya ada 2 anggota keluarga yang sakit. ^^
Salsabila Arman
lanjut
Cantika
Bagus
Supi Yan
🥹
Anita Jenius
7 like mendarat buatmu thor. semangat ya
Alisha Chanel: Terima kasih kak 😊
total 1 replies
Greenindya
aku tuh berharap albian taunya Khanza hamil anaknya pas udah 5 tahun
Anto D Cotto
mantap, lanjutkan thor
Anto D Cotto
lanjut thor
Anto D Cotto
menarik
Alisha Chanel
Selamat datang di karya terbaru aku, jangan lupa like and komennya ya^^
Alisha Chanel
Terima kasih sudah membaca karya ini, tinggalkan jejak kalian dengan cara like and komen sebanyak-banyaknya ya ^^
Alisha Chanel
lanjut besok ya kak^^
Anto D Cotto
lanjut thor
Alisha Chanel
Di usahakan up setiap hari ya, terima kasih sudah mampir ^^
Anto D Cotto
lanjut, crazy up thor
Anita Jenius
cicil sampai sini dulu kak.
3 like mendarat buatmu ya.
Alisha Chanel: Terima kasih sudah mampir 🙏🥰
total 1 replies
Anita Jenius
Salam kenal ya kak.
Alisha Chanel: salam kenal juga 💕
total 1 replies
Alisha Chanel
Selamat datang di karya baru aku, jangan lupa like and komen ya 🙏🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!