Wanita kuat dengan segala deritanya tapi dibalik itu semua ada pria yang selalu menemani dan mendukung di balik nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syizha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
awal baru
Perjalanan Akselia dan timnya dimulai dengan penuh ketegangan. Setiap langkah mereka terasa berat, seolah beban dunia berada di pundak mereka. Mereka tahu bahwa menghentikan Proyek Elysium hanyalah babak pertama dari perjuangan besar yang akan datang. Dunia yang telah dikelilingi oleh kebohongan, kontrol, dan manipulasi selama bertahun-tahun tidak akan berubah dalam semalam. Mereka akan menghadapi perlawanan yang tidak terduga, baik dari pihak yang masih terikat dengan sistem lama, maupun dari mereka yang hanya ingin mengisi kekosongan dengan kekuatan baru.
Mikael berjalan di samping Akselia, wajahnya masih terfokus pada misi yang ada di depan mereka. “Kau yakin ini akan berhasil?” tanyanya, nada suaranya lebih lembut dari biasanya, seolah sedang merenungkan beratnya langkah mereka.
Akselia mengangguk, meskipun dalam hatinya ada keraguan yang sulit disembunyikan. “Kita tidak punya pilihan lain, Mikael. Dunia ini sudah terlalu terbelah. Jika kita tidak mulai dengan benar, kita akan terjebak dalam siklus yang sama. Kita harus memberi mereka kesempatan untuk memilih, meskipun itu sulit.”
Reina berjalan di belakang mereka, melirik ke arah Akselia. “Dan bagaimana kita menghadapi mereka yang masih setia pada Proyek Elysium? Mereka yang percaya bahwa sistem ini adalah satu-satunya jalan?”
Akselia berhenti sejenak, memandang ke depan, dan melihat langit yang memudar menjadi senja. “Kita harus membuka mata mereka, Reina. Kalau kita hanya melawan, kita akan menjadi sama seperti mereka. Kita harus menunjukkan bahwa kebebasan dan pilihan itu bukan hal yang harus ditakuti. Itu adalah hak mereka.”
Mikael mengangkat alis, seolah berpikir lebih dalam. “Itu bukan hal yang mudah, Akselia. Mereka sudah lama hidup dalam bayang-bayang sistem itu. Bahkan mereka yang di luar sistem ini, ada banyak yang takut menghadapi kebebasan.”
Akselia merasakan kekhawatiran yang jelas dalam suara Mikael, namun dia juga tahu bahwa mereka harus tetap melangkah. Kebebasan bukanlah sesuatu yang bisa datang dengan mudah, tetapi itu adalah sesuatu yang harus diperjuangkan dengan penuh keyakinan.
Mereka melangkah lebih jauh, menuju pusat kota yang dulunya merupakan tempat kekuasaan Proyek Elysium. Bangunan-bangunan tinggi yang tampak megah, namun suram karena dampak dari sistem yang telah mengendalikan setiap sudut kehidupan mereka. Saat mereka memasuki area yang lebih ramai, Akselia merasakan ketegangan di udara. Orang-orang di sekitar mereka tidak terlalu banyak yang memperhatikan, namun ada aura cemas yang melingkupi setiap wajah yang mereka lihat.
Mikael mempercepat langkahnya, menuju sebuah pusat komunikasi yang berada di tengah kota. “Ini tempat yang tepat untuk memulai,” katanya. “Di sini kita bisa menghubungi kelompok yang masih bersembunyi, yang berjuang di luar radar Proyek Elysium.”
Reina mengangguk, melirik ke arah Akselia. “Kita harus hati-hati, Akselia. Sistem ini sudah jauh menyusup ke setiap lapisan masyarakat. Banyak yang akan berusaha menghentikan kita.”
Akselia hanya mengangguk, tatapannya tetap fokus ke depan. Pusat komunikasi itu adalah tempat mereka bisa menghubungi kelompok-kelompok perlawanan yang tersembunyi di seluruh dunia. Mereka membutuhkan dukungan untuk membangun kembali dunia yang telah porak-poranda. Tapi, Akselia juga tahu, tidak semua orang yang telah dipengaruhi oleh Proyek Elysium akan mudah menerima perubahan ini.
Saat mereka tiba di pusat komunikasi, mereka disambut dengan kelompok perlawanan yang tampaknya sudah menunggu kedatangan mereka. Seorang pria tinggi dengan rambut hitam runcing dan mata tajam, yang tampaknya menjadi pemimpin mereka, menyapa Akselia. “Akselia Ananta,” katanya, “kami mendengar tentang keberhasilanmu. Tapi, ini bukan akhir dari segalanya. Ini baru awal.”
Akselia menatap pria itu, merasakan ketegangan yang ada di dalam dirinya. “Kami membutuhkan bantuanmu,” jawab Akselia. “Kami harus membangun dunia ini kembali, dan kami tidak bisa melakukannya sendirian.”
Pria itu mengangguk pelan, tetapi wajahnya tetap serius. “Kami sudah berjuang lama, Akselia. Kami tahu betul apa yang kau maksud. Tapi Proyek Elysium tidak hanya meninggalkan kerusakan fisik, tetapi juga mental. Orang-orang telah lama dilatih untuk mempercayai sistem itu sebagai penyelamat mereka. Tidak mudah untuk mengubah pemikiran mereka dalam sekejap.”
Akselia mendalamkan tatapannya. Inilah kenyataan yang harus dihadapi. Mereka akan berhadapan dengan mereka yang tidak hanya takut kehilangan kendali, tetapi juga dengan mereka yang percaya bahwa Proyek Elysium adalah satu-satunya jalan untuk menghadapi masa depan.
“Tidak ada yang mudah, tetapi kita harus memulai,” kata Akselia, suaranya penuh tekad. “Kita harus memberi mereka kesempatan untuk memilih, seperti yang kita lakukan. Jika kita tidak mencoba, kita tidak akan pernah tahu apakah mereka bisa berubah.”
Pemimpin kelompok itu menatap Akselia dengan tatapan yang sulit dibaca, lalu mengangguk pelan. “Kami akan mendukungmu, Akselia. Tapi ingat, ini akan menjadi perjalanan panjang. Banyak yang akan menentang kita.”
Mikael dan Reina, yang mendengar percakapan itu, saling memandang. Mereka tahu betul bahwa apa yang mereka hadapi tidak akan pernah mudah. Namun, Akselia adalah pemimpin mereka, dan mereka akan mengikuti apa pun yang harus dilakukan untuk membawa kebebasan kembali.
Saat mereka mulai menyusun rencana untuk menghubungi lebih banyak kelompok perlawanan dan membangun jaringan yang lebih luas, Akselia merasa beban berat di pundaknya semakin terasa. Keputusan yang mereka ambil untuk menghentikan Proyek Elysium bukanlah akhir, melainkan awal dari sebuah perjalanan baru yang jauh lebih berbahaya. Mereka harus menghadapi sistem yang sudah terlalu lama mengakar dalam kehidupan mereka, dan yang lebih menakutkan, mereka harus melawan rasa takut yang telah merasuki setiap lapisan masyarakat.
Namun, Akselia tahu bahwa mereka tidak bisa berhenti. Kebebasan itu layak diperjuangkan, meskipun harus melalui jalan yang penuh penderitaan dan ketidakpastian. Keputusan mereka sudah dibuat, dan meskipun dunia di luar sana masih terbelah, mereka akan memberikan harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Perjalanan mereka baru saja dimulai.