[Sedikit Dewasa karena mengandung unsur Liberalisme. Cerita ini juga mengandung Romance dan Action]
Dua gadis dengan wajah identik dan kepribadian berbeda dipertemukan di tengah hujan yang mengguyur Kota Roma. Demi menyelidiki hubungan di antara mereka pun bertukar tempat. Pertukaran identitas ini membawa mereka bertemu dengan Gionardo Alano mafia tampan nan kaya raya serta Dominic Acardi, teman sekolah yang menaruh rasa pada salah satu dari mereka. Cerita mereka bergulir di antara banyaknya musuh yang mencoba menyerang membuat bahagia jauh dari genggaman. Bagaimana kelanjutkan kisah mereka? Simak cerita ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Calistatj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Keluarga Alano
Gio memasuki halaman rumah orang tuanya di Milan yang sangat besar dan megah dengan dagu terangkat. Rumah itu memilki3 lantai dan kolam renang pribadi di dalam dan luar ruangan. Ini adalah rumah yang ditempati ayah dan ibunya di masa pensiun mereka. Pelayan disini pun dua kali lipat lebih banyak dari pelayan di rumah Gio.
Di ruang tamu ayahnya sudah menunggunya. Begitu Gio masuk dia langsung berdiri memeluknya “Anakku”
Gio memeluk dan menepuk – nepuk punggung ayahnya. Ayahnya sudah berusia 50 tahun tapi masih memiliki ketampanan dan tubuh yang atletis. Buah jatuh tidak jauh dari pohonya, makanya Gio mewarisi ketampanan yang luar biasa dari ayah dan ibunya yang cantik jelita.
“Aku tahu kau datang membawa kabar baik”
“Tentu saja. Aku bisa melakukan semuanya dengan baik” Gio memberi kode pada bawahannya untuk membawa koper hitam yang didapatnya dari Timur Tengah.
Ayahnya menatap Gio penuh kebanggaan. Dia mendapatkan anak yang sangat hebat. Selain bisa mengelola bisnis ilegal mereka dengan baik, Gio memiliki kemampuan melindungi dan menjalankan setiap tugas yang ayahnya berikan. Semua misi yang seharusnya mustahil terlihat sangat mudah untuk lelaki itu.
“Apa yang kau inginkan sebagai hadiah?”
“Aku tidak menginginkan apa pun” Jawab Gio sambil tetap menyunggingkan senyum manis.
“Gio, my son” Seorang wanita paru baya turun dari lantai atas dan menghampiri Gio. Wanita ini memiliki mata indah berwarna biru dan hidung mancung. Itu ibunya. Ibunya langsung memeluk dan menghujani banyak ciuman untuk Gio.
“Mamma. Kau merindukanku?” Gio mengusap - usap punggung ibunya.
“Ya, sangat merindukanmu”
“Kau baik – baik saja? Papamu bilang kau pergi menjalankan misi berbahaya”
“Ya aku baik – baik saja”
“Lihatlah anak kita” Ayahnya mengangkat koper yang dibawa Gio “Dia berhasil melakukanya”
Mereka bertiga lalu duduk bersama dan mengobrol tentang beberapa hal sampai akhirnya ibunya mengatakan sesuatu yang membuat moodnya hancur
“Kau terlalu lama sendiri tidakkah ada wanita yang kau inginkan?”
“Aku baik – baik saja , Mamma. Singel e fantastico” Jawab Gio santai. Usianya baru 25 tahun. Wanita mudah didapatkan. Jadi, untuk apa Gio terburu - buru.
“Uhm.. Mamma ingin mengatakan hal ini kepadamu. Bagaimana jika kau mengencani beberapa putri teman Mamma? Mereka sangat cantik dan hebat”
Gio mengerang malas pasti ini adalah alasan kenapa ayahnya menyuruhnya kembali ke Milan. Misi itu mungkin hanya kedok. Dia menyukai wanita, tapi sepertinya ini akan menjadi lebih dari cinta satu malam atau friends with benefit bila orang tuanya sudah ikut campur. Berarti ini bukan hanya main – main melainkan hubungan serius yang diinginkan mereka.
“Aku tidak berminat. Aku akan cari yang sesuai dengan yang aku mau”
“Bagaimana seleramu? Kau tahu jika semua teman Mamma ingin menjodohkan anaknya denganmu”
“Aku tidak tahu dan aku sungguh tidak ingin tahu” Jawab Gio sejujurnya.
Ibunya mendengus kesal dia sangat ingin anaknya membawa wanita ke rumah. Dia menginginkan punya anak perempuan yang bisa diajak pergi belanja bersama, tapi Gionando tidak pernah membawa satu wanita pun kepadanya selama 25 tahun lelaki itu hidup di dunia. Gio selalu datang ke rumah sendiri diikuti beberapa pengawalnya termasuk Fransesco.
“Apakah kau menyukai wanita?” Akhirnya ayahnya angkat bicara setelah lama mengamati Gio yang terlihat keberatan dengan usul ibunya.
“Tentu saja!” Jawab Gio tegas.
Fransesco menyunggingkan senyum di belakang Gio. Dia tahu persis bagaimana Gio membuat perempuan yang bersamanya mendesah dan berteriak memanggil namanya. Dia juga tahu persis bagaimana lelaki itu selama ini berganti – ganti wanita sesuka hati hanya untuk kesenangan pribadi. Fransesco siap memberi list wanita yang bersama Gio kepada orang tuanya jika diminta. Jumlahnya mungkin akan membuat mereka tercengang.
“Hey Fransesco, apakah selama ini dia bersama wanita?” Ayahnya langsung memandang Fransesco yang hanya dibalas lelaki itu dengan anggukan kepala yang sopan dan sebuah senyum tipis di bibirnya.
“Siapa wanita itu?”
“Bukan siapa – siapa itu, mereka hanya teman menyenangkan” Gio mengibaskan tanganya di depan ayahnya. Tanda kalau pertanyaan itu sama sekali bukan pertanyaan penting.
“Huh?Bagaimana maksudnya?” ibunya mencoba memahami apa kata menyenangkan yang Gio maksud.
“Uhm, kami hanya…. Tidur bersama” Jawab Gio jujur. Dia sudah dewasa untuk apa menutupi hal seperti itu.
“Berhentilah bermain – main dan bawakan kami menantu yang baik” Kata ayahnya tegas.
“Aku akan berusaha” Kata Gio sambil tersenyum lebar “Lebih baik aku kembali ke Roma.. aku ada keperluan” Gio hanya ingin menyingkir dari sana secepatnya.
“Kembalilah lagi ke sini dengan membawa wanita yang kau inginkan. Sebelum Mamma menjodohkanmu dengan wanita yang tidak kau suka”
Perkataan Ibunya terdengar seperti nada ancaman untuknya. Dalam perjalanan kembali ke Milan “Segera temukan wanita itu” Kata Gio lagi. Wanita yang membuatnya tertarik pada pandangan pertama bisa menjadi solusi untuk kehidupan Gio yang sedang terlibat masalah seperti ini.
***
“Tuan apa kau baik - baik saja?” Kata Elena saat Gio memasuki rumahnya di Roma
“Tentu saja” Gio menjawab tanpa memandang perempuan itu.
“Aku sangat khawatir. Aku senang kau baik - baik saja”
Gio hanya mengiyakan dengan aggukan kepala
“Apa kau mau aku siapkan sesuatu?” Elena menawarkan. Dia masih berusaha menarik perhatian Gio.
“Ya…. menjauhlah dariku” Gio meninggalkan Elena dan masuk ke kamarnya. Dia ingin menghampiri Gio. Elena ingin berusaha lebih keras sampai Gio berbalik menyukainya. Dia sungguh - sungguh tidak bisa melupakan tatapan mengingingkan lelaki itu dan sentuhan yang membuatnya candu malam itu.
“Sudahlah Elena kerjakan pekerjaanmu yang lain” Kata Fransesco yang sudah berdiri di belakang Elena
“Dia benar - benar tidak terluka kan?” Tanya Elena sambil memandang Fransesco
“Dia sama sekali tidak terluka. Jagalah perilakumu, jika kau terus mengganggu aku akan memindahkanmu ke pabrik”
Mata Elena membulat “Kau tidak bisa menjauhkan aku darinya, sejak dia pertama kali menyentuhku aku sadar jika aku sangat menyukainya”
“Kau boleh menyukainya sesukamu, tapi kau tahu kalau dia sama sekali tidak menyukaimu” Fransesco meninggalkan Elena menuju kamarnya. Dia sangat lelah dengan perjalan dari Roma - Irak - Milan - Roma yang memakan banyak waktunya.
Elena menggigit bibirnya memikirkan apa yang harus dia lakukan untuk memenangkan hati Gionardo. Ataukah apa setidaknya ada kesempatan untuk dirinya?
Km jg semangattt