Kepergian wanitanya menyisakan luka yang teramat dalam bagi Agra. Dari sekian banyaknya waktu yang ia tunggu, hanya pertemuan yang ia harapkan,
Setelah pengingkaran janji yang sempat ia terima, pertemuan masih menjadi keinginannya dalam setiap tarikan nafasnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Misshunter_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hampir Saja
dengan rahang mengetat Agra menerjang tubuh Eren hingga jatuh tersungkur karena tidak siap dengan pukulan yang Agra berikan secara tiba tiba,
"Sialan. Jangan pernah menyentuhnya!!"
bugh..
Bugh..
Eren tak mau kalah, ia kembali memukul Agra tepat pada rahang tegasnya, membuat Agra kehilangan keseimbangan
"lebih baik lo mundur!! Karna sampai kapanpun Kiara akan menjadi milik gue!" ucap Eren
"Persetan dengan semua yang telah kalian lalui bersama. Karna Kiara tercipta hanya untuk gue!" sahut Agra tak kalah marah
"dia sudah tidur puluhan kali sama gua Agra! Dia bekas gua dan puluhan laki laki lainnya, lo akan sangat menyesal mendapat dia yang sudah dicecap sekujur tubuhnya tanpa cela!" ujar Eren memanasi, dan aksinya benar benar berhasil membuat Agra terpancing emosi
"ARGH!! BAJINGAN!!" ia terjang tubuh Eren membabi buta
security gedung berlari, melerai perkelahian Agra dan Eren. Keduanya sama sama diliputi rasa tidak terima dan amarah yang tak berkesudahan,
"KIARA MILIK GUA!!" teriak Agra beringas,
"KEPARAT!!" teriak Agra semakin marah
bugh.. bugh.. bugh..
Pukulan bertubi tubi dari Agra berhasil melumpuhkan Eren, ia terkapar dengan darah yang mengalir disudut bibirnya, sementara Agra termundur hingga punggungnya menghampiri Kiara yang juga ikut melerai dengan meneriakan Agra untuk menyudahi aksi brutalnya
meninggalkan Eren yang tengah dikerumuni orang orang, Agra memilih membawa Kiara untuk naik ke unit apartemen nya dengan perasaan marah
saat sampai di unit apartemen, Agra hempaskan genggaman tangannya dengan Kiara, ia mengacak rambutnya frustasi, mendongak dengan nafas memburu tak pasti, pandangannya menyapu sekitar, ingin ia lampiaskan tapi bukan untuk menyakiti Kiara, hingga langkahnya tertuju pada meja makan di area dapur,
"ARGH!!" Teriak Agra, ia sapu bersih meja makan dengan kedua tangannya itu hingga tercecer berserakan diatas lantai
"Agra.." panggil Kiara menghentikan, "udah cukup Gra, aku gak papa. Kamu datang disaat yang tepat gra" bujuk Kiara "dan aku sama dia bertemu secara tidak sengaja"
"aku gagal Ki, aku gagal jadi seseorang yang bisa kamu andalkan!!"
Kiara menggeleng kuat, kalau saja tadi Agra datang terlambat sedikit saja, entah apa yang akan Eren lakukan padanya,
Kiara hampiri Agra yang masih diselimuti amarah itu, ia genggam tangan Agra perlahan, saat menyadari tak ada penolakan Kiara dengan berani meringsek masuk dalam dekapan Agra, ia berusaha sebisa mungkin untuk menjadi penenang bagi Agra, ia usapi punggung kokoh itu perlahan,
sedetik kemudian Agra membalas merengkuh tubuh mungil Kiara dengan perasaan takut luar biasa. Ia takut Kiara akan meninggalkannya lagi dan memilih untuk bersama Eren,
kalau sampai itu terjadi, Agra bagaimana? Akan sehancur apalagi dia tanpa Kiara? Kemana lagi ia harus mencari wanita seperti Kiara'Nya yang tak mungkin ia temukan dalam diri siapapun
"jangan tinggalin aku Ki" ujarnya "aku gak bisa lagi kalau harus tanpa kamu. Kamu segalanya buat aku"
Agra rasakan kepala Kiara yang mengangguk didada bidangnya "aku janji. Aku pastikan aku gak akan kemana mana lagi tanpa kamu"
Agra bingkai wajah cantik wanitanya dengan kedua telapak tangan besarnya, Agra sedikit membungkuk, Kiara yang menyadari itu mendongak membiarkan Agra mendapatkan tenangnya dalam diri Kiara,
kecupan singkat yang Agra pinta, namun saat ia melihat wajah Kiara tanpa menolak, ia semakin membungkukan tubuhnya untuk bisa meraih bibir ranum Kiara yang sempat ia cecap, memagutnya penuh tuntutan hingga ia bawa tubuh Kiara untuk naik menggendongnya diperut Agra dengan melingkarkan kaki Kiara dipinggang Agra bak koala
Agra bawa tubuh mungil itu penuh damba menuju kamarnya tanpa melepaskan pagutannya,
merebahkan tubuh pasrah itu perlahan penuh kehati hatian, tangan nakalnya tidak tinggal diam meraih apapun yang bisa diraih, mencecap leher jenjangnya bergerak turun tanpa melupakan satu inci pun,
Suara lenguhan Kiara lolos dari bibir sexy nya, seketika langsung membuat Agra sadar. Menarik dirinya cepat, "aku.. Aku gak bisa ki" ia berjalan terburu buru sebelum khilaf kembali menyelimutinya Agra dengan cepat pergi kedalam kamar mandi, biar ia tuntaskan sendiri didalam sana,
meninggalkan Kiara dalam kepasrahan begitu saja, "haah" Kiara menghela nafas lelahnya. Tidak tidak Kiara tidak menginginkan yang satu itu, Kiara hanya merasa ia telah terlanjur dibuat terbang.
Kiara benahi baju dan rambut dengan jarinya, saat terdengar suara air yang mengalir deras dari dalam ruangan lembab itu,
tak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka, Agra muncul disana dengan wajah yang masih basah, mungkin sekalian membasuh muka pikir Kiara
Agra berjalan melewati Kiara begitu saja, sementara Kiara tak ingin repot repot bertanya, namun belum sempat Kiara menghampiri terdengar suara pintu masuk yang ditutup kuat,
Kiara pijat pelipisnya bingung, kenapa lagi? Bukannya dia yang memilih tidak melanjutkan? Sekarang dia yang marah? Oh ayolah,
Kiara bawa bokongnya untuk melihat kemana Agra pergi, tak ia temukan dimanapun termasuk dibalkon. "dia pulang? Sungguh?" tanya Kiara pada dirinya sendiri.
Kalaupun Agra mau, Kiara bisa memenuhi keinginan nya, toh Kiara sudah terlanjur hancurkan?
**
Agra berjalan tergesa gesa, melewati ayah dan bunda diruang televisi tanpa menoleh sedikitpun, ia menaiki tangga kamarnya menjadi tujuan Agra saat ini
sementara Kinanti yang melihat itu, merasa bersalah karena tadi siang ia sudah memarahi Agra, mungkinkah putra sulungnya marah padanya perihal tadi siang. "Yah.. Agra kenapa? Gak biasanya dia kaya gitu. Apa dia masih marah ya sama aku?"
"mungkin dia gak liat kita sayang"
Kinanti mendelik, "mana ada sih yah, orang kita segede ini masa Agra gak liat. Bunda keterlaluan ya yah?"
"bukannya kamu yang bilang sendiri itu cara kamu mendidik Agra? Jadi buat apa kamu merasa itu keterlaluan kalau kamu merasa tindakan kamu benar, hem?"
"tapi jujur aja yah, bunda merasa bersalah. Apa bunda susul Agra aja kekamarnya?"
"jangan!" cegah Ikram "udah biarin aja dia tenang, mungkin lagi cape atau ada masalah lain diluar pekerjaan, semisal masalah wanita mungkin"
mengingat kembali obrolan tadi siang dengan putranya, yang mengatakan kalau Agra baru saja melamar seorang wanita yang ia tunggu sedari lama, namun bukan itu yang mengganggu Ikram, hanya saja wanita yang Agra puja bisa Ikram katakan wanita nakal kan?
namun, Ikram tak akan mengatakan apapun pada istrinya. Biarkan itu menjadi persoalan Agra dengan Kinanti,
"serius jangan yah?"
Ikram menggeleng, "gak usah. Kamu kasih dia jeda ya" ia usapi rambut panjang Kinan yang terurai
sementara dikamar Agra, ia tengah tidur terlentang dengan menatap langit langit kamar, kembali mengingat apa yang telah ia lakukan pada Kiara dan hampir saja ia lupa akan janjinya pada sang papah kalau ia tak akan melakukan kesalahan yang sama dengan beliau.