menceritakan tentang pernikahan paksa antara Latifa siswi kelas 2 sma dengan Sandi seseorang yang sangat populer di kalangan kaum hawa. Sandi adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di unkversitasnya.
akankah kehidupan rumah tangga mereka baik-baik saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rill Ridho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bolos....
Santi tersenyum, " Kamu lihatkan , nak"kata Santi.
"Apa- apaan ini, siapa kalian?! " Teriak pria yang ada di samping Aulia. Ia berusaha menutupi tubuhnya dengan Aulia dengan selimut.
Sandi hanya diam, dia tidak bisa berkata - kata lagi. Ia pun memutuskan untuk pergi dari ruangan itu.
Santi menatap Aulia tajam, ia benar - benar jijik dengan gadis itu.
"Dasar tidak tahu malu" Ketus Santi kemudian ia membawa suaminya untuk pergi.
Sementara Aulia, ia pun sangat kaget dengan kedatangan Sandi dan keluarganya.
"Sayang mereka siapa, kenapa mereka bisa masuk kedalam kamar kita? " Tanya pria itu.
Aulia tidak menjawab, "Maaf, boleh kan kita hentikan ini. Aku ada urusan dadakan. " Kata Aulia yang hendak turun dari ranjang. Namun sayangnya pria itu tidak memberikannya izin.
"Tidak bisa kamu sudah janji akan menemaniku seharian ini, ayo kita lanjutkan! " Walau hatinya berkata lain Aulia pun dengan terpaksa menahan hatinya yang ingin mengejar Sandi sang kekasih.
"Maafkan aku San.. " batin Aulia meneteskan air mata.
***
Latifa dan kedua sahabatnya sedang menikmati makan siangnya di kantin. Mereka asyik mengobrol sambil tertawa, untuk sejenak Latifa bisa mengalihkan pikirannya dari permintaan mamanya.
"Eh eh kalian tahu gak, itu sih Karin anak kelas 11 C, ketahuan selingkuh sama cowok nya" Kata Zela berbisik.
"What?? Seriusan?? Astaga terus gimana... " Tanya Hana kepo.
"Alah palingan di baikin lagi tu sama si Diki, secara ya dia tu bucin parah sama sih Karin" Kata Tifa.
"No no no... Lo salah besar, sayangku" Balas Zela tersenyum.
"Si Diki ngamuk parah dan kabar nya ni ya... Dia sampe nampar tu Karin" Lanjut Zela.
"Buset, separah itu? Gue kira Diki gak bakal berani main tangan" Ucap Hana.
"Gila tu bocah, pacar selingkuh aja udah main tangan gitu. Gimana kalau istrinya yang ketahuan selingkuh nantinya" Latifa geleng - geleng kepala.
"Iya kan, emang ngeri sama cowok yang kayak gitu" Kata Hana.
"Tapi kalau dipikir - pikir nih ya, wajar aja gak sih kalau Diki bersikap gitu. Secara kita semua tahu gimana si Diki ngemanjain tu si Karin dan kalian jangan lupa kalau bulan lalu si Diki baru aja beliin si Karin mobil. Sambung Tifa.
"Bener - benar... Tapi mau gimana pun gue tetap gak suka sama cowok yang KDRT. " kata Hana, Zela dan Tifa mengangguk mengiyakan.
"Dengar ya... Nanti misalnya kita udah punya pacar, kita harus hati - hati dalam hal memilih. Jangan sampai salah pilih atau lo pada mau jadi perkedel kayak tu Karin. " Sambung Hana.
"Pokoknya kalian harus kenalkan cowok kalian kalian sama gue dan gue juga akan kenalkan cowok gue sama kalian. " Ujar Latifa.
"Berarti nanti lo bakal kenalkan suami lo sama kita? "Tanya Zela spontan.
" Suami? Suami siapa?"tanya Vino yang entah sejak kapan telah berdiri di samping Latifa.
"Zela mulut lo!!! "Ingin rasanya Latifa meremas mulut Zela. Salah besar baginya berbagi rahasia sama Zela, karena Zela adalah tipe orang yang ceplas ceplos.
Zela membekap mulutnya, " Maaf"ucapnya.
"Ayo katakan, apa maksud kata suami tadi? Apa Tifa udah punya pacar atau jangan - jangan Tifa udah di jodohin? " Tanya Vino dan ia juga berhasil menebak dengan benar.
"Lo ngomong apaan si Vin, gila aja gue di jodoh - jodohin. Lo kira keluarga gue sekuno itu apa. " Balas Tifa yang tidak suka dengan perkataan Vino.
"Makanya jelasin dong, biar gue gak berpikir yang enggak - enggak. " Kata Vino.
"Tunggu - tunggu... " Latifa berdiri dari duduknya dan berdiri di depan Vino.
"Emangnya apa urusannya ya sama lo, mau gue udah punya pacar atau suami itu urusan gua... Hubungannya sama lo itu apa? Dan apa hak lo nanya - nanya sama kita, ingat ya lo itu bukan siapa-siapanya kita. Jadi, jangan sok akrab! Oke!" Kata Tifa yang menatap Vino dengan tatapan tak suka.
"Ayo guys kita pergi, malas deket-deket sama tukang caper... " Tifa berlalu pergi begitu saja dan di susul oleh para sahabatnya.
Vino terdiam di tempat, ia menatap kepergian Tifa. "Apa lo sebenci itu sama gue , Fa. " Gumamnya.
_
Latifa dan kedua sahabatnya sampai di kelas dan mereka duduk di kursi masing.
Zela dan Hana saling pandang, mereka dapat merasakan perubahan mood sahabatnya itu.
"Fa, lo kenapa sih? Bukannya Vino emang selalu gitu ya, tumben lo kayak gini? " Tanya Hana.
"Gak tahu, kesel aja gue denger tu bocah" Kata Tifa.
"Han, udah nanti gue jelasin ya. " Bisik Zela pada Hana.
Hana mengangguk mengerti dan memilih diam, sementara Zela dia menatap Tifa dia tahu bagaimana perasaan sahabatnya itu saat ini.
"Gue cabut, lo berdua tolong urus izin buat gue" Kata Tifa dan beranjak dari duduknya. Ia pergi begitu saja meninggalkan Zela dan Hana yang kaget mendengar ucapannya.
"Dia kenapa sih? Gue yakin banget kalau ini bukan karena Vino, benerkan Zel?" Tanya Hana menatap Zela, meminta penjelasan.
"Sebenarnya Tifa.... " Zela menceritakan semuanya pada Hana.
"Gila, pantesan aja dia ngamuk gitu" Ujar Hana.
"Gimana kalau nanti kita temui tante Mita dan kita bantuin Tifa buat menolak ide gila ini" Kata Hana.
"Tc, apa lo becanda? " Tanya Zela.
"Lo tahu sendiri tante Mita itu orangnya gimana, bikin capek aja tau gak. " Balas Zela.
"Bener juga... Terus kita harus gimana? Gak mungkin kita biarin Tifa gitu aja. "
"Tahu ah, gue juga pusing" Zela melipat tangannya di atas meja dan merebahkan kepalanya.
***
Latifa pulang kerumahnya , tanpa bersuara ia masuk ke dalam kamar dan menguncinya.
"Tumben non Tifa pulang cepat? Dan kenapa wajahnya di tekuk gitu ya, apa dia sedang ada masalah? " Gumam Jumi yang melihat kepulangan nona mudanya itu.
Ting~
Jumi meronggo sakunya saat ponselnya bergetar.
Jangan kasih tahu mama kalau aku dirumah!!
Pesan itu dari Latifa, Jumi semakin penasaran dengan nona mudanya itu. Tidak biasanya nona mudahnya itu mengirim pesan seperti ini. Kecuali sedang ada hal yang mendesak.
"Jum, malam ini tolong masak lebih banyak ya" Kata Mita yang baru saja menghampirinya.
"Apa akan ada tamu, bu? "
"Iya, teman saya yang kemaren akan datang lagi dan kali ini aku ngundang mereka untuk makan malam."
"Baiklah bu, kalau gitu saya siapin semua bahannya ya, bu" Kata Juki dan hendak pergi ke dapur.
"Tunggu jum! " Jumi menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Mita.
"Iya ada apa, bu?"
"Itu tadi aku lihat ada mobil Tifa di depan, apa dia sudah pulang? "
Deg!!!
"Mampus, aku harus jawab apa??? ”batin Jumi.
-------------------------------------+TBC+---------------------------------