seorang gadis bertemu dengan iblis dan di bawa ke dunia bawah,apakah ini takdir gadis tersebut?
hanya untuk umur 17 ke atas 👐🏻
(jangan lupa like and komen ya)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 永島良太, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 7
liona mendengus, sedikit berjinjit dan tangannya terangkat.
Menghapus air mata Damon, lalu mengelus pipinya.
Damon tersentak, jantungnya...
berdetak cepat!
"Ya! Biarkan aku pergi!"
Damon memeluk liona dan mengangkatnya. Berputar dengan senang, kecuali liona.
"Aku bisa jatuh!!"
"Tidak akan!"
"Turunkan aku, Damon!!"
Di turunkan, liona mengelus dadanya. Menatap Damon sengit.
"Sialan. Lain kali aku tidak akan berbaik hati padamu."
"Hehe!"
Mereka duduk, menatap rumah² dan pemandangan langit gelap. Damon menopang kepalanya di pundak liona .
"Jangan bersandar padaku! Kamu itu berat!"
"Ehh~ lalu aku bersandar pada apa?"
"Bersandar di pohon saja sana!"
"Jauh sekali."
"Kalau begitu, tidak usah bersandar!"
"Tapi aku mau."
"Sial- Menyebalkan."
"Ehh! Kamu tidak jadi pulang?"
"Oh iya! Aku lupa."
Damon tertawa, mereka berdua berdiri.
Damon mengeluarkan botol kaca yang di berikan kentaur.
"Ini ramuan agar kamu aman berada di dunia atas."
"Untuk apa? Lagipula di atas, kan asalku."
"Walaupun berita kamu sebagai pengantinku belum tersebar kepada iblis di dunia atas, tetap saja mungkin ada 1 atau 2 iblis yang tau. Dan aku tidak mau pengantinku kenapa-kenapa sebelum menjadi milikku sepenuhnya."
"Aku bisa menjaga diriku sendiri."
"Dari iblis?"
Um.Mungkin?
"Tidak mungkin.
-Minum ini agar bauku dari tubuhmu tersamarkan. Karna seharian aku menempel padamu pasti aroma khas ku tercium dan mereka akan tahu."
"Baiklah... Apakah pahit?"
"Tentu. Ini ramuan bukan sirup."
"Itu tidak enak."
"Tidak ada ramuan yang enak, sayang."
"Aku harus meminumnya?"
"Memelototinya, babe." Damon tersenyum paksa.
liona terkekeh.
"Yaa aku hanya memastikan."
"Ini."
liona menerimanya dengan ragu.
"Harus?"
"iya!"
"Tunggu apalagi? Ayo minum."
"Tapi..."
Damon tiba-tiba menyeringai.
"Kamu mau membuatnya menjadi manis?"
"Tentu, kalau bisa."
"Bisa, sini."
liona mengembalikan botol kaca itu.
Damon membuka penutupnya lalu meminumnya. Tidak, tapi menahan di mulutnya.
Pahit memang, tapi...
Cup
liona kaget. Damon melumat bibir liona, menarik pinggang liona menempel ke tubuhnya.
Damon meremas bongkahan belakang liona hingga dia reflex memekik dan membuka mulutnya.
Damon menyalurkan ramuan itu ke mulut liona,awalnya liona tersedak.
Tapi Damon kembali memainkan lidah liona, menelusuri rongga mulut liona.
Lidah Damon menyentuh langit-langit mulut liona,liona merinding, kakinya lemas.
Terakhir, Damon menyesap bibir liona. Lalu melepasnya.
"Iblis sialan!"
"Tapi enak, kan?"
Damon menyeka saliva liona dengan ibu jarinya.
liona diam, mengalihkan wajahnya yang memerah.
"D-diam..."
"Imut!"
cup
Mencium pipi liona.
"Lepas! Sudah, kan? Aku mau pulang!"
"Baik baik."
Damon dengan enggan melepaskan liona. Wajahnya kembali lesu.
"Sayang... Kamu yakin mau pulang?"
"Tentu saja!"
"Hngg~..."
"Tidak usah sok sedih! Karena perjanjian itu aku akan kembali."
"24 jam itu lama... Apa aku kurangi saja, ya?"
"Kepalamu aku kurangi!"
"Hehe!" Damon mengangkat kedua tangannya berbentuk V.
"Jadi, sekarang aku harus apa?"
"Menunggu."
"Eh? Menunggu?"
"perintah"
"QUAESO"
Suara itu menggema di telinga liona juga Damon.
"A-apa itu?!"
"Itu perintah."
Tak lama, tubuh liona menghilang menjadi asap.
***
liona berdiri di hutan terakhir dia hilang dari dunia atas.
Terkejut, liona memandang kanan kiri. Sepi.
Suara menyebalkan yang mengganggunya belakangan ini hilang, sunyi, sepi. Seperti biasanya.
"Sudah, ya? Baiklah! Mari pulang, liona."
Meski liona merasa kosong, tapi pikirannya menepis itu. Ia lebih senang bisa pulang.
liona berjalan semangat menuju ke desanya, sial harus melewati desa calon suaminya dulu.
