NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Duchess Pemberani

Reinkarnasi Duchess Pemberani

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyesalan Suami / Fantasi Wanita
Popularitas:81k
Nilai: 5
Nama Author: Lily Dekranasda

Jasmine D'Orland, seorang duchess yang terkenal dengan karakter jahat, dituduh berselingkuh dan dihukum mati di tempat pemenggalan di depan raja, ratu, putra mahkota, bangsawan, dan rakyat Kerajaan Velmord.

Suaminya, Louise, yang sangat membencinya, memenggal kepala Jasmine dengan pedang tajamnya.

Sebelum kematiannya, Jasmine mengutuk mereka yang menyakitinya. Keluarganya yang terlambat hanya bisa menangisi kematiannya, sementara sebagian bersorak lega.

Namun, enam bulan sebelum kematian itu, Jasmine terlahir kembali, diberi kesempatan kedua untuk mengubah nasibnya yang tragis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dokumen Mahar Duchess Jasmine

Duchess Jasmine duduk di kursinya, dengan tenang menikmati sisa makanan ringan yang mulai dingin. Ia menyeruput teh perlahan, meski rasa teh itu sudah jauh dari nikmat. Sambil menunggu waktu makan malam, pikirannya melayang pada berbagai rencana yang akan ia jalankan. Namun, wajahnya tetap tenang dan berwibawa, seperti biasa.

Setelah beberapa saat, Jasmine mengetuk bel kecil di samping mejanya. Tak lama, kepala pelayan Harold muncul di ambang pintu, membungkuk hormat sebelum berbicara.

Harold dengan sopan berkata, "Anda memanggil saya, Duchess?"

Jasmine menatapnya dengan dingin, lalu berbicara dengan nada tegas, "Ya, Harold. Malam ini, aku ingin makan di ruang makan utama. Pastikan semuanya disiapkan dengan baik. Makan malam harus sempurna."

Harold mengangguk hormat, "Tentu, Duchess. Apakah ada permintaan khusus untuk menu makan malam Anda?"

Jasmine berpikir sejenak, "Tidak. Apa pun yang tersedia hari ini sudah cukup. Tapi pastikan semuanya dihidangkan dengan layak. Aku tidak ingin melihat makanan yang dibuat dengan setengah hati."

Harold membungkuk sedikit lebih dalam, "Baik, Duchess. Saya akan segera memberi tahu dapur untuk mempersiapkannya. Apakah Anda ingin diberitahu ketika semuanya sudah siap?"

Jasmine mengangguk perlahan, "Tentu saja. Beritahu aku ketika makan malam sudah siap. Sekarang, kau bisa pergi."

Harold dengan hormat, "Sebagaimana perintah Anda, Duchess."

Jasmine melambaikan tangannya dengan anggun, memberi tanda pada Harold untuk keluar. Setelah Harold pergi dengan pintu yang telah tertutup, ia kembali pergi ke ranjang empuk nya. Jasmine menatap jendela kamarnya yang mulai gelap. Ia menutup matanya sejenak, mencoba mengumpulkan energi sambil mengatur napas.

Beberapa lama kemudian terdengar ketukan di pintu kamar Jasmine.

Tok! Tok! Tok!

Duchess Jasmine terbangun dari tidurnya, mengumpulkan jiwa nya terlebih dahulu, "Masuk," ucapnya tenang namun tegas.

Pintu terbuka, dan kepala pelayan Harold muncul dengan tubuh membungkuk hormat seperti biasa. "Duchess, makan malam sudah siap di ruang makan utama. Sesuai permintaan Anda tadi."

Jasmine mengangguk pelan sambil melirik sekilas. "Baik. Kau bisa pergi dulu. Aku akan bersiap-siap sebelum turun."

"Sebagaimana perintah Anda, Duchess." Harold membungkuk lebih dalam sebelum melangkah keluar, menutup pintu dengan rapi di belakangnya.

Langkah kaki Harold perlahan menjauh, meninggalkan Jasmine sendiri di kamarnya. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan pikirannya yang sedikit tegang setelah hari yang panjang.

Setelah pintu kembali tertutup, Jasmine duduk perlahan dari ranjangnya. Tak lama kemudian, terdengar ketukan lain di pintu. Jasmine menoleh.

"Masuk," ucapnya, mengetahui siapa yang mengetuk kali ini.

Lianne muncul dengan napas sedikit terengah, terlihat baru saja kembali dari perjalanan. Jasmine memandangnya dengan sorot mata tajam namun tetap tenang. "Kau sudah kembali, Anne?" ujarnya sambil berjalan mendekati jendela. "Siapkan aku air mandi dulu. Setelah itu kita bicara."

Lianne menunduk hormat. "Baik, Yang Mulia. Saya akan menyiapkannya segera."

"Jangan lupa, pastikan airnya hangat, Anne. Aku tak ingin mandi air dingin malam ini." Jasmine melihatnya dengan senyum manisnya.

"Segera, Duchess," jawab Lianne cepat, lalu berbalik ke luar kamar untuk mempersiapkan apa yang diminta oleh majikannya.

Jasmine kembali duduk di kursinya, tangannya menyentuh sisi meja dengan gerakan pelan. Ia memandangi jendela yang memperlihatkan gelapnya malam. "Aku ingin melihat muka-muka para pelayan bermuka banyak ini sebentar lagi." ucapnya dalam hati.

Tak berselang lama, Lianne datang membawa ember besar air panas kedalam kamar mandi Duchess, lalu menuangkan air panas tersebut ke dalam bak yang telah di isi air dingin sebelumnya. Lianne memegang suhu nya agar tidak kepanasan maupun kedinginan. Setelah terasa pas, ia berjalan menuju sang Duchess.

"Yang Mulia, air mandinya sudah siap," suara Lianne terdengar penuh hormat.

Duchess Jasmine mengangguk dan melangkah menuju kamar mandi nya, di ikuti oleh pelayannya. Sesampainya di sana, Jasmine berdiri dan membiarkan pelayan pribadinya dengan sigap mulai membantu membuka pakaian yang dikenakannya. Lianne melakukannya dengan hati-hati, memastikan tidak ada rasa sakit pada tubuh Jasmine. Setelah selesai, ia memimpin Jasmine menuju bak mandi besar yang dipenuhi air hangat dengan aroma lembut dari pewangi favorit Duchess.

"Sudah kamu pastikan airnya tidak terlalu panas, Anne?" tanya Jasmine mengingatkan sambil memasukkan kakinya perlahan ke dalam air.

"Sudah saya periksa, Duchess. Harap Anda merasa nyaman," jawab Lianne dengan suara pelan, tetap berdiri tak jauh untuk berjaga-jaga jika Duchess membutuhkan sesuatu.

Jasmine menikmati mandi itu dalam keheningan, hanya suara air yang terdengar sesekali. Setelah merasa cukup, ia memberi isyarat kecil. Lianne mendekat, membantu Jasmine keluar dari bak mandi dengan sigap, lalu menyodorkan handuk lembut untuk mengeringkan tubuhnya.

"Ambilkan pewangi favoritku," Jasmine memerintah.

"Sudah saya siapkan, Yang Mulia," Lianne berkata sambil membuka botol kecil dan memijatkan pewangi ke kulit Duchess dengan gerakan lembut.

Setelah selesai, Lianne beralih mengambil pakaian yang sudah dipilih sebelumnya. "Yang Mulia, apakah pakaian santai ini sudah sesuai keinginan Anda?" ia bertanya sambil menunjukkan kain sederhana namun tetap elegan.

"Bagus. Tidak terlalu berat, bukan?" Jasmine menilai sekilas dan mengangguk setuju.

Lianne membantu memakaikan pakaian itu dengan cekatan. Saat tangannya sibuk mengikat pita di bagian belakang, Jasmine bertanya tanpa menoleh. "Bagaimana dengan perintah yang sudah kuberikan? Apakah sudah diselesaikan?"

Lianne menegakkan tubuhnya sedikit, tetap berada di belakang Jasmine. "Sudah, Duchess. Semua telah dikirimkan seperti perintah Anda. Tidak ada masalah sepanjang perjalanan."

"Bagus." Jasmine menoleh sedikit, menatap Lianne dengan tatapan penuh arti. "Tidak ada yang tahu, bukan?"

"Tidak ada, Duchess Saya memastikan tidak ada siapa pun, termasuk kepala pelayan, yang melihat isi amplop itu."

Jasmine tersenyum tipis, penuh kepuasan. "Kerja bagus, Anne. Kau memang pelayan yang luar biasa dan bisa diandalkan."

Lianne menunduk dengan hormat, merasa lega dan bangga mendapatkan pujian itu. "Terima kasih, Yang Mulia Duchess. Saya hanya melakukan tugas yang diberikan."

"Baiklah, sekarang bersihkan ruangan ini. Setelah itu, kau boleh beristirahat sebentar. Aku akan segera turun untuk makan malam." Jasmine melangkah ke depan cermin, merapikan rambutnya sendiri dengan perlahan.

"Segera, Duchess," jawab Lianne sebelum mulai membereskan perlengkapan yang digunakan tadi.

Duchess Jasmine berhenti melangkah, "Oh ya, Anne, ada sesuatu yang harus kau lakukan malam ini.” perintah Duchess Jasmine kepada Lianne.

Lianne menatap Jasmine penuh perhatian, mengetahui bahwa tugas yang akan diberikan pasti penting.

“Apa yang harus saya lakukan, Yang Mulia? Katakan saja, saya akan melakukannya.”

Jasmine menggeser tubuhnya sedikit, menatap langsung ke arah pelayan setianya. “Ambil dokumen mahar yang kubawa dari kediaman D’Orland. Dokumen itu ada di peti kecil di sudut ruangan ini. Setelah itu, kau harus memeriksa semua mahar yang ada di gudang penyimpanan dan di kamar ini.”

Lianne terlihat sedikit bingung, tetapi tidak berani menyela. Jasmine melanjutkan dengan nada yang lebih serius. “Cek semuanya, satu per satu. Pastikan tidak ada yang hilang atau diganti. Jika ada yang tidak sesuai dengan daftar di dokumen, kau catat semuanya dengan rinci.”

Lianne akhirnya memberanikan diri untuk bertanya. “Yang Mulia, apakah ada yang Anda curigai? Mengapa tiba-tiba ingin memeriksa mahar-mahar ini?”

Jasmine tersenyum tipis, tetapi matanya memancarkan kilatan dingin. “Curiga? Tentu saja. Bukankah kau tau, hampir semua pelayan disini tidak menyukai ku. Otomatis beberapa pelayan pasti akan merencanakan mengambil hingga menggantikan barang-barang ku yang ada disini. Bukankah kita seminggu berada di gereja?”

"Tentu saja, Duchess. Kita di gereja selama seminggu disana. Apa hubungannya?" tanya Lianne.

"Itulah saat nya mereka melancarkan aksi nya untuk mencuri barang yang kepunyaanku. Atau mungkin bisa jadi nanti dijadikan fitnahan untukku dikala si laki-laki brengsek itu datang," jawab Jasmine dengan tersenyum.

Lianne mengangguk, memahami betapa seriusnya situasi ini. “Baik, Yang Mulia. Saya akan segera melakukannya. Apakah saya perlu meminta bantuan pelayan lain?”

Jasmine menggeleng tegas. “Tidak. Aku tidak mempercayai siapa pun di istana ini kecuali kau. Jangan sampai ada yang tahu tentang ini, terutama Cecilia dan pengikutnya.”

Lianne terdiam sejenak, lalu berbicara dengan penuh tekad. “Dimengerti, Yang Mulia. Saya akan mulai dari dokumen di sudut ruangan.”

Lianne berjalan ke arah peti kecil yang disebut Jasmine, lalu membukanya dengan hati-hati. Di dalamnya terdapat beberapa dokumen yang terikat rapi. Ia mengambil dokumen mahar yang dimaksud, lalu membawanya ke meja kerja Jasmine. “Dokumen ini, Yang Mulia?”

Jasmine mengangguk, membuka dokumen itu dan membolak-balik isinya dengan teliti. Ia menunjukkan halaman yang memuat daftar lengkap mahar kepada Lianne. “Ini daftar mahar yang kubawa dari D’Orland. Kau hafalkan baik-baik. Gunakan ini sebagai acuan saat kau memeriksa nanti.”

Lianne mengamati daftar itu dengan seksama, lalu membungkuk hormat. “Saya mengerti, Yang Mulia. Saya akan memulai pemeriksaan dari gudang penyimpanan.”

Jasmine mengangguk, lalu menambahkan peringatan terakhir. “Anne, berhati-hatilah. Jangan sampai terlihat oleh orang lain.”

Lianne tersenyum tipis, mencoba menenangkan majikannya. “Tidak perlu khawatir, Yang Mulia. Saya akan melakukannya dengan sangat hati-hati.”

"Baiklah, aku pergi dulu ya," ucap Jasmine dan diangguki oleh Lianne.

Setelah semuanya selesai, Jasmine melangkah keluar dari kamar dengan anggun. Gaun santai yang ia kenakan memberikan kesan sederhana namun tetap menunjukkan wibawa seorang Duchess.

1
Lala Kusumah
semoga itu jodoh aslinya Jasmine D'Orland ya 🙏🙏😍😍
Dewi Dewi
lnjt thor
Moh Rifti
lanjut /Determined//Determined/
Grey
lanjuttt kak, semangat 🔥
kaylla salsabella
ealah Duke ...Duke punya otak kok otak udang
Ayu Padi
aaah calon ny jasmine nih kaisar.... beneer kn thor... request yaa boleh doong.. di jadikn satu2 ny ratu di hati dan istananya... jadi kaisar bucin..
Erni Nofiyanti
baru kelar bace novel yg satunya,Desi memang hebat.
bima jadi hancur
Yuni Alyssa
bau2 jodoh jasmine ini mah 😂😂
Erni Nofiyanti
calon suami Jasmin
ika yanti naibaho
next kak sat set ya kak
Grey
dan ya, saat Jasmine benar² tenang percayalah bukan kamu lagi tujuannya ☺
Grey
kalau nih kucing punya otak pasti tau makna dari kata² Jasmine kan? padahal udah dipertegas kalau dari pernikahan mereka hampir ga tersisa apapun tapi kok ya ga pintar² ini kucing. kenapa aku bilang kucing? yang ngikutin kontennya member WayV pasti tau kan nama kucing nya mereka😁
Sribundanya Gifran
thor agak dipercepat alurnya
lanjut up lagi thor
Ayu Septiani
Louise benar benar tidak peka bahkan bodoh. memberikan kesempatan pada pelakor untuk mendekat.
Aretha Shanum
lama2 bosan nih mau kemana alur jasmin nih, muterrrr2
Erni Nofiyanti
kenapa ngga cerai aja,lama bgettt
Grey
nih manusia satu ada kaca ga sih?
Sribundanya Gifran
lanjut
Hikam Sairi
pedes banget bawang merah nya Thor 😭😭😭😭😭😭
Poniti
lanjuuuuut thor 😍😍😍😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!