"Heh, bocil? Nanti setelah ini aku minta di traktir ya." Goda adrian.
"Adrian!? Mulai deh kamu?." Ketus shely.
"Nggak mau!?, om adrian banyak makannya." Tebak aqilla membuat semua orang di sana tertawa.
"Ye? Mana ada aku makan banyak!? Lagian yang kamu pesankan, semua makanan nya hanya seumil. Gimana nggak makan banyak,." Jawabnya asal.
"Iss maruk, om adrian nya." Ujar aqilla namun tangan adrian mulai usil. Ia pun mulai menarik pelan hijab aqilla.
"Bundaaaaa!?." Teriak aqilla yang taj terima, jika hijab nya ditarik.
"Aduh sayang ampuuunn!!!!?." Pekik adrian yang merasakan nyeri di pinggang, akibat cubitan ulfa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sherly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 9
.
.
Diluar ruangan seketika panik. Saat ulfa mondar-mandir di ruangan dan. Tak berselang lama dokter dan para suster pun datang. Dan membuat semua keluarganya seketika panik. Ulfa yang tadinya didalam kini diminta susternya untuk keluar ruangan.
"Kenapa fa shely." tanya bu ilma.
"Tan_hiks hiks." ulfa tak bisa berkata-kata kini langsung memeluk bu ilma. Namun bu ilma justru dibuat bingung padanya.
"Fa! Jawab tante! Kenapa shely didalam. Dia nggak apa-apa kan." tanya bu ilma lagi.
"Semoga saja tan. Tadi saat saya ingin meminta shely dan bercerita. Tiba- tiba jemarinya bergerak. Shely merespon tan. Shely meresponku hiks hiks." kini ulfa pun kembali memeluk bu ilma.
Bu ilma pun ikut serta. "Aku yakin kalau shely anak yang kuat dia anak perempuanku yang hebat." sambung bu ilma.
Berselang lama dokter pun keluar dari ruangan. Bibirnya melengkung.
"Pak buk? Anaknya sekarang sudah melewati masa kristis nya. Dan nanti akan segera di pindahkan keruang perawat. Namun kami akan masih memantau nya." ucap nya.
"Makasih dok." ujar bu ilma.
"Makasih dok apa kami boleh masuk." tanya ulfa penuh harap.
"Boleh tapi meskipun pasien sudah sadar. Namun pasien tidak boleh banyak bicara karna ia harus banyak beristirahat. Dan kami permisi dulu karna banyak pasien." kata dokter dewi yang kini sudah berpamitan. Dan berlalu meninggalkan keluarga pasien.
.
.
Pak malik dan bu ilma kini mereka tak sabar segera bertemu anaknya. Tak lupa mereka memakai baju khusus didalam ruangan.
Ulfa pun hendak masuk namun lengan nya dicekal. Hingga membuat ulfa terperajat. Karna tak ada orang lain selain ibu ilma dan pak malik. Saat ia berbalik matanya pun membola seketika.
"Ka-kamu?." ucapnya terbata-bata.
"Hay apakabar. Masak kamu nggak lihat kalau aku disini juga." tanyanya.
"Oh-eh-emm? Ngga tau aku kalau kamu ada disin. Toh aku kesini hanya untuk shely sahabatku ya. Dan maaf tolong lepaskan! Tanganku." tegasnya membuat adrian reflek melepaskan tangan nya.
"Tunggu!!." suara itupun kini membuat ulfa memberentikan langkahnya. Lalu berbalik dan melirik adrian sekilas. Jujur wajah nya memang terlihat judes cuek. Tapi hatinya sesungguhnya masih menginginkan nya.
"Aku boleh bicara sama kamu. Emm.. Sebentar saja lah boleh kan." ujarnya membuat ulfa melirik kedalam ruangan. Terlihat shely sudah ada ibu dan ayahnya. Mungkin sementara dirinya tak ingin mengganggu kedua orang tua shely. Yang sedang melepas kerinduan.
"Baik tapi sebentar saja ya?." jawabnya dan adrian pun mengangguk.
Mereka pun kini berjalan menyusuri lorong-lorong rumasakit. Kini adrian yang mentukan tempatnya. Dan ulfa hanya mengikuti nya dari belakang.
Tak butuh waktu lama mereka pun sampai. Di taman belakang rumasakit dan. Kini adrian meminta ulfa untuk duduk di kursi panjang.
"Mau ngomong apa cepat!." ucapnya ketus dengan tangan bersedekap dada.
"Awal mula aku mau meminta maaf. Dulu aku meninggalkan mu karna hanya mengejar semua mimpiku. Dan aku juga minta maaf jika dulu aku menyakiti mu. Jujur aku waktu itu sebelum pergi. Sempat mampir kerumah mu. Tapi apa yang aku dapat kamu sudah bertunangan dengan lelaki lain." paparnya yang seketika mengingat kejadian saat ulfa dilamar lelaki lain. Dan kini adrian kembali membuka luka lama. Padahal sejujurnya ia ingin menghilangkan rasa sakit itu. Namun cintanya yang terlalu besar mampu mengalahkan segalanya.
Disisi lain ulfa pun melongo. Sebab yang ia dengar padahal bukan dirinya. Namun itu orang lain.
"Udah bicaranya?." tanyanya dengan memasang wajah dingin.
"Ulfa? aku sayang sama kamu? Apapun segala usaha ku untuk menghapus perasaan ku sama kamu. Tapi semua itu tak bisa. Karna aku begitu dalam menyayangimu." terangnya lagi.
Namun ulfa justru memasang wajah datar. Meskipun menahan perih dalam hatinya.
"Kalau kamu sayang kenapa kamu pergi! Kenapa? Kenapa kamu justru memutuskan hubungan dengan sepihak! Drian? aku bukan lagi gadis bodoh seperti yang kamu kira. Dan mulai saat ini lupakan aku! Jangan pernah menemui ku lagi." Ujar ulfa berapi api. Sungguh ia tak ingin terluka lagi. Meskipun hatinya meminta untuk kembali kepelukannya. Namun sekuat mungkin ulfa menahan perasaannya. Ia ingin melihat sampai mana adrian mengejarnya.
"Oh ya. Aku lihat kamu sama jesika semakin dekat saja ya di singapore. Dan sepertinya dia cocok sama kamu."sambungnya sebelum melangkahkan kakinya.
Kini hati adrian sungguh terluka. Disaat ulfa yang dulu pernah mengisi hatinya. Hari ini justru ia yang ditinggalkan nya dan menangis dalam hati. Sejujurnya adrian sampe saat ini tidak ingin berdekatan dengan wanita manapun. Karna hati dan jiwanya hanya untuk seseorang yang selama ini sudah mengisi hatinya.
Dan saat ini dirinya sudah menorehkan luka pada wanita yang dicintai nya. 'Ulfa? Saat ini kamu mungkin membenciku. Tapi aku akan usahakan kebebcian itu akan perlahan pergi dari hatimu. Aku akan selalu mencintaimu.'batin adrian yang masih berdiri mematung dengan padangan kosong.
"Kamu kenapa kok disini?." ucap seseorang dari belakang punggung adrian. Saat adrian menoleh kini wajahnya langsung ditekuk.
"Andi? Kirain siapa? Kenapa?." tanyanya balik namun andi yang melihat bola mata kawannya. Mungkin ia sepertinya memendam kesedihan. Andi pun paham akan sikap sahabatnya. Lalu ia mendekati adrian duduk disampingnya.
"Ulfa? Hmmm. Dia itu wanita yang baik? Sholeha lagi dan dia juga sering jadi bincangan para anak muda di kampung. Dia juga pinter ngaji lelaki mana coba yang tak suka sama dia? Aku sendiri pun suka sama dia_" Saat andi melirik kearah adrian kini ia menatap sahabatnya. Mata adrian justru sudah memerah seperti menahan emosi. Andi pun justru malah terkekeh.
"Eits jangan emosi dulu brow. Jangan begitu lah lihatnya. Aku kan hanya ngomong apa adanya. Tapi lo masih sayang kan sama dia." sambung nya lagi membuat adrian tertunduk dan menganggukkan kepalanya. Membuat andi tersenyum lalu menepuk pundak sahabatnya.
"Tapi sekarang dia sudah benci sama aku an. Lalu dia juga kemarin pas kerumahnya ia sudah menerima lamaran orang lain." lirihnya. Andi yang mendengar itu pun sontak terkejut.
Karna setahunya kawan perempuan nya itu. Tidak pernah menerima lamaran siapapun. Karna andi yakin dia masih setia menunggu sahabatnya pulang dari singapore.
"Tunggu-tunggu? Tunangan? Lamaran? Maksut lo apa bro? Lo nggak ngarang cerita kan?." tanyanya yang membuat dirinya ikut bingung. Setau dia sahabat perempuan nya itu. Tidak pernah menerima lamaran orang lain. Lalu adrian pun ikut bingung dan menoleh kearah sahabatnya.
"Iya tunangan. Waktu itu aku hendak mau berikan cincin buat nya. Agar disaat aku merantau agar ada ikatan gitu. Tapi pas kerumahnya dan ingin berpammitan sama ulfa. Namun rumah nya sudah ada banyak orang. Dan ku lihat disitu ada ulfa dan calon tunangan nya. Ya aku tidak masuk lah lagian juga percuma dia kan sudah jadi milik orang lain." paparnya yang merasa kecewa.
Andi pun bingung ia juga mengingat kejadian waktu tahun lalu. Dan dimana dirinya di undang untuk menghadiri pertunangan seseorang. Namun seketika dirinya pun tersenyum. Lalu tertawa cekikikan.
Adrian yang merasakan jika andi sedang mengejeknya tiba-tiba.
Plakk..
Andi yang merasa punggung nya di pukul adrian. Ia meringis kesakitan lalu mengelus pundak. Yang tadi dipukulnya karna merasakan sensasi yang teramat perih. Namun masih juga cekikikan.
"Gila lo! sakitt ini bro! Huhf." ucapnya yang masih mengelus punggungnya.
"Lo yang gila! Sahabat lagi sedih malah di ketawain dasar sahabat jahat!. Sahabat laknat loh. Huh." andi justru tertawa lagi melihat sahabat nya. Lucu juga melihat kawannya ngambek.
"Gini ya bro? Gue mau bilang kalau yang lo lihat waktu dirumah ulfa ya?. Dia itu sepupu ulfa yang dari kalimantan. Dan dia mendapatkan calon lelakinya itu disini. Makanya dia mau nikah nya itu dirumah bulek nya. Bulek nya itu ya ibunya ulfa. Dan kamu tau calon suami nya adalah raditya mantan kekasihnya ulfa?." terangnya sontak membuat adrian terkejut. Dan kembali menatap sahabatnya apakah semua itu benar.
"Yakin bro itu bukan ulfa. Tapi dari postur tubuhnya kemarin persis dia. Apa mungkin aku yang salah lihat ya. Tapi kok hampir mirip ulfa loh." ujarnya sedikit tak percaya.
"Ya yaiyalah gimana nggak mirip. Orang sama sama satu darah mereka kembar. Jadi gini ulfa dan andin dia itu satu saudara. Tapi dia ikut ibu tirinya di kalimantan. Karna ibu tirinya itu adalah kakak dari ibunya ulfa begitu. Dan setahuku kakaknya tante sharoh itu tidak bisa memiliki anak. Jadi saat tante sharoh melahirkan kembar. Lalu tante miah meminta bayinya satu untuk dijadikan anaknya. Dan tante sharoh memberikan bayinya yang satu pada tante miah. Dan anaknya bernama andin. Begitu sih cerita dari ibu gue." kini adrian pun manggut manggut.
Sekarang ia paham kemarin yang ditemui nya berati bukan ulfa. Tapi melainkan kembaran kekasihnya. Dan kini ia harus mendapatkan ulfa kembali.
..
Bersambung..