NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Berbalut Dendam

Terjerat Cinta Berbalut Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / CEO / Konflik etika / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Laksamana_Biru

Berawal dari kesalahan yang Faiz Narendra lakukan di masa lalu, membuat hidup Keluarga Narendra terancam bahaya.

Berbagai teror, dan rentetan penyerangan dilakukan secara diam-diam, oleh pelaku misterius yang menaruh dendam kepadanya.


Namun bukan hanya pelaku misterius yang berusaha menghancurkan Keluarga Narendra.


Konflik perebutan pewaris keluarga, yang dilakukan oleh putra sulungnya, Devan Faiz Narendra, yang ingin menjadikan dia satu-satunya pewaris, meski ia harus membunuh Elvano Faiz Narendra, adik kandungnya sendiri.



Sedangkan Elvano yang mulai diam-diam menyelidiki siapa orang yang meneror keluarganya. Tidak sengaja dipertemukan, dengan gadis cantik bernama, Clarisa Zahra Amanda yang berasal dari keluarga sederhana, dan kurang kasih sayang dari ayahnya selama hidupnya.

Ayah Clarisa, Ferdi tidak pernah menyukai Clarisa sejak kecil, hanya karena Clarisa terlahir sebagai anak perempuan. Ferdi lebih menginginkan bayi laki-laki untuk meneruskan keturunannya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laksamana_Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Faiz duduk di ruang kerjanya yang tenang, hanya terdengar desiran angin yang menghembuskan daun-daun di luar jendela kaca.

Namun ketenangan itu langsung sirna, saat pandangannya tertuju pada surat ancaman yang tergeletak di atas mejanya.

Surat itu terlihat begitu menakutkan, dengan tulisan tangan yang tak dikenali dan kata-kata yang dipenuhi dengan ancaman.

Faiz menggenggam surat tersebut dengan gemetar, tangannya terasa dingin seolah tersentuh oleh sesuatu yang begitu menyeramkan.

Ia mengingat kembali saat pulang dari kantor semalam, Faiz di ikuti dan berakhir dihadang pengendara motor misterius, mereka memecahkan kaca pintu mobilnya dan meninggalkan sebuat surat ancaman.

3hari lagi seseorang di Keluarga Narendra akan mati 

Faiz tertegun dan bingung, siapa yang bisa melakukan hal seperti ini padanya. Ia tidak pernah bermasalah dengan siapapun, selama ini hidupnya berjalan dengan damai tanpa ada masalah yang berarti.

Namun, surat ancaman tersebut terasa begitu personal, begitu menyusup ke dalam kehidupannya tanpa seizinnya.

Ketakutan Faiz semakin merambat, dipenuhi dengan rasa cemas dan kekhawatiran akan keselamatan dirinya dan keluarganya.

Saat Faiz sedang sibuk dengan pemikirannya, pintu ruang kerja Faiz terbuka

Ceklek

"Ayah" panggil orang itu yang ternyata Elvano. "Ada apa El?" tanya Faiz sembari menyembunyikan kertas ancaman itu

Untuk saat ini ia tidak mau memberi tau siapapun tentang surat ancaman itu, karena takut membuat semua keluarga menjadi gelisah.

"El, bisa bicara sebentar sama ayah" tanya Elvano yang masih berdiri di depan pintu ruang kerja ayahnya.

"Tentu, masuk lah" ucap Faiz Elvano masuk dan duduk di kursi depan ayahnya, Faiz. Wajahnya terlihat sangat tegang dan gelisah, membuat Faiz langsung bertanya

"Ada apa, Elvano? Kenapa terlihat cemas seperti itu?" tanya Faiz yang penasaran melihat raut muka anak bungsunya itu.

Elvano menelan ludah sejenak sebelum akhirnya memutuskan untuk berbicara. "Ayah, sebenarnya ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengan ayah" ucap Elvano.

"Tentang apa?" tanya Faiz

"Ini tentang Kak Devan" balas Elvano Faiz langsung menarik nafas panjang, menunjukkan bahwa ia sudah mulai merasa tertarik dengan percakapan ini.

"Apa yang terjadi dengan Devan? Apakah dia baik-baik saja?" tanya Faiz. Elvano menggigit bibirnya sebentar sebelum akhirnya memulai ceritanya,

"Kak Devan ingin aku belajar ke luar negeri, ayah. Dia bilang itu adalah syarat agar aku bisa masuk ke perusahaan keluarga kita" ujar Elvano

Mendengar hal ini, Faiz mengangkat alisnya dengan kagum. "Benarkah? Devan memang selalu punya cara untuk membuatmu terdorong untuk sukses" ucap Faiz tersenyum bangga.

"Apa kamu setuju dengan rencana kakak mu?" tanya Faiz

"Iya ayah, mungkin" jawab Elvano yang masih ragu dengan keputusannya.

Namun demi bisa ikut masuk ke perusahaan keluargannya ia siap menghadapi semua rintangan yang ada.

"Tapi sayangnya, ayah tidak bisa membiarkanmu pergi ke luar negeri untuk saat ini" ucap Faiz menolak ide tersebut.

Pikirannya dipenuhi dengan surat ancaman yang baru saja ia terima semalam.

Isinya begitu jelas, bahwa seseorang sedang mengincar anggota Keluarga Narendra, dan membuat Faiz harus menjaga mereka , dan tidak mengijinkan mereka pergi tanpa pengawasannya.

"Kenapa ayah melarang ku?" tanya Elvano yang heran dengan ayahnya.

Bukannya diawal percakapan tadi Faiz terlihat seperti menyetujuinya, namun sekarang ia malah melarangnya.

"Bukannya jawaban kamu tadi terdengar seperti sedang ragu-ragu kan?" tanya balik Faiz yang sebenarnya mencari alibi untuk menutupi rasa cemasnya.

Mendengar pertanyaan ayahnya membuat Elvano terdiam sejenak , bukan karena dia tidak ingin, atau tidak bersemangat.

Tapi jujur ia masih merasa bingung dengan perkataan dan permintaan kakaknya, agar Elvano pergi ke luar negeri, jika Elvano benar-benar ingin masuk Perusahaan Narendra.

"Ya sudah, lebih baik kamu fokus saja kuliah disini, dan masalah kamu bisa masuk ke perusahaan keluarga kita itu urusan ayah" ucap Faiz

"Ingat ini perusahaan milik ayah, jadi ayah yang berhak menentukan siapa yang berhak masuk atau tidak" lanjutnya dengan tegas.

"Jadi menurut ayah. El pantas tidak masuk ke perusahaan itu?" tanya Elvano penasaran membuat Faiz tersenyum.

"Kamu putra ayah El, kamu berhak untuk masuk ke perusahaan ayah. Tapi bukan karena semata-mata kamu anak ayah, dan kamu bebas leluasa bekerja disana tapi-" Faiz menjeda perkataannya.

"Tapi apa Yah?" tanya Elvano

"Tapi kamu memang lebih berbakat di banding dengan kakak mu, dan ayah yakin Perusahaan Narendra Grup akan berjaya jika kamu yang menjadi CEO setelah ayah" ucap Faiz tersenyum bangga.

Namun, tanpa disadari, ada seseorang yang sedang berada di balik pintu ruang ruang kerja Faiz.

Sosok itu mendengarkan percakapan mereka dengan seksama, wajahnya penuh dengan rasa cemburu dan dendam.

"Cih, dasar" geram orang itu sambil mengepalkan kedua tangannya, yang ternyata orang tersebut adalah Devan, yang sedari tadi ingin masuk ke ruang kerja Faiz untuk membicarakan masalah kantor. Namun terhenti ketika ia mendengar suara obrolan mereka.

Devan dari dulu selalu saja tidak diakui oleh ayahnya. Dia merasa bahwa dirinya sebenarnya lebih berbakat daripada Elvano, namun selalu kalah perlakuan dalam keluarga.

Devan merasa bahwa dia adalah yang seharusnya menjadi pewaris perusahaan keluarga itu, bukan Elvano. Rasa cemburu dan dendamnya pun semakin merasuk di dalam dirinya.

"Elvano Faiz Narendra, akan aku bunuh kamu cepat atau lambat" gumam Devan tersenyum licik dan berbalik meninggalkan ruang kerja ayahnya.

Rencananya sekarang berubah, awalnya ia hanya ingin menjauhkan Elvano dari keluarga Narendra dan membiarkannya hidup, namun sekarang ia memilih untuk membunuh adiknya sendiri.

***********************

Clarisa sedang berada di kafe tempat Reva bekerja paruh waktu. Ia masuk kedalam kafe , dan melihat sahabatnya tengah membersihkan piring kotor di meja yang tidak jauh dari tempat Clara berdiri.

"Reva!" panggil Clarisa membuat pemilik nama itu menoleh ke arahnya.

"Hai Cla, lo kok bisa ada disini?" tanya Reva sambil berjalan ke arah Clarisa.

"Gue cuma ingin minum kopi dan mau ngajak lo ngobrol sebentar, bisa kan?" tanya Clarisa

"Emm, bisa kok lagi kerjaan ku tinggal dikit lagi kelar" balas Reva.

Mereka berjalan menuju meja yang terletak di sudut kafe, tempat yang cukup sepi dan tenang. Clarisa memesan sepiring kue dan secangkir kopi, sementara Reva menyiapkan pesanannya.

"Ni pesanannya?" ucap Reva sambil menaruh pesanan Clarisa dan duduk di kursi depannya.

"Oke, makasih. Oh Iya, sebenarnya gue datang ke sini karena ada sesuatu yang ingin gue bicarakan dengan lo. Boleh kan?" tanya

"Apa tuh?" tanya Clarisa

"Jadi begini, gue tadi denger dari temen-temen kalau lo kerja paruh waktu di kafe ini. Makanya ni, gue kesini karena tertarik untuk melamar pekerjaan juga di kafe ini" ujar Clarisa.

"Wah, serius? Gue doakan semoga lo bisa diterima. Tapi biasanya sih manajernya yang ambil keputusan akhir" balas Reva

"Iya, makanya gue minta tolong ke lo untuk memberitahu manajer tentang keinginan gue ini. Gue yakin dengan referensi dari lo, kesempatan gue lebih besar" pinta Clarisa meminta bantuan Reva

"Oke gampang, gue akan berusaha membantu lo. Tapi sebelum itu, ada sesuatu yang ingin gue tanyakan?" tanya Reva

"Apa lo yakin bisa menangani pekerjaan di sini? Karena pekerjaan di kafe ini cukup melelahkan?" lanjutnya

"Gue siap Rev, tenang aja. Soalnya Gue butuh banget pekerjaan ini" jawab Clarisa

"Oke siap gue ngerti. Gue akan bicarakan dengan manajer tentang hal ini. Semoga sukses ya, Cla" ujar Reva memberi semangat,.

"Iya, makasih Rev", balas Clarisa tersenyum

1
Abu Bakar Siddiq
ceritanya keren
gak bisa berkata kata banyak
Abu Bakar Siddiq
banyak cari inspirasi lagi
Maximilian Jenius
Jangan berhenti menulis, ceritamu bagus banget!
Webcomics fan #2
Tidak bisa berhenti
Rubí 33-12
Gak bisa lupain cerita yang dilukiskan oleh author.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!