NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Duchess Pemberani

Reinkarnasi Duchess Pemberani

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyesalan Suami / Fantasi Wanita
Popularitas:72.4k
Nilai: 5
Nama Author: Lily Dekranasda

Jasmine D'Orland, seorang duchess yang terkenal dengan karakter jahat, dituduh berselingkuh dan dihukum mati di tempat pemenggalan di depan raja, ratu, putra mahkota, bangsawan, dan rakyat Kerajaan Velmord.

Suaminya, Louise, yang sangat membencinya, memenggal kepala Jasmine dengan pedang tajamnya.

Sebelum kematiannya, Jasmine mengutuk mereka yang menyakitinya. Keluarganya yang terlambat hanya bisa menangisi kematiannya, sementara sebagian bersorak lega.

Namun, enam bulan sebelum kematian itu, Jasmine terlahir kembali, diberi kesempatan kedua untuk mengubah nasibnya yang tragis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Persiapan Ke Kediaman D'Orland

Pagi itu, mentari yang lembut mulai menyusup masuk melalui celah tirai kamar Duchess Jasmine. Namun, suasana pagi yang biasanya tenang berubah ketika pelayan setia Jasmine, Lianne, memasuki kamar majikannya.

“Yang Mulia Duchess, sudah pagi, Mari bangun.” suara lembut Lianne menggema di ruangan. Ia membuka tirai lebar-lebar, membiarkan cahaya masuk ke dalam kamar yang besar namun terasa dingin itu. Namun, saat matanya tertuju pada wajah majikannya, ia tertegun.

“Mata Anda yang mulia…” Lianne menutupi mulutnya dengan tangan, kaget melihat bengkak di sekitar mata Jasmine. “Apakah Anda tidak tidur semalam, Duchess? Apa yang terjadi?”

Jasmine yang masih berbaring hanya menghela napas panjang. “Tidak apa-apa, Anne. Jangan terlalu dipikirkan. Aku hanya sedikit terlalu banyak berpikir tadi malam.”

Namun, Lianne tidak puas dengan jawaban itu. Ia tahu ada sesuatu yang mengganggu majikannya. Tanpa banyak bicara, ia bergegas keluar dari kamar. Jasmine hanya mengangkat alis, bingung dengan tindakan tiba-tiba pelayannya

Tak lama kemudian, Lianne kembali dengan membawa kain bersih dan beberapa es batu yang dibungkus dengan kain lainnya. Ia mendekati Jasmine dengan langkah hati-hati.

“Yang Mulia, izinkan saya membantu,” kata Lianne. Tanpa menunggu jawaban, ia menempelkan kain dingin itu di sekitar mata Jasmine. Jasmine sedikit terkejut dengan sensasi dingin yang tiba-tiba, namun ia membiarkan Lianne melanjutkan.

Kita perlu mengurangi pembengkakan ini. Mata Anda akan terlihat lebih baik setelah ini,” ujar Lianne sambil terus menekan lembut kain itu di wajah Jasmine.

Jasmine hanya mengangguk pelan. Dalam keheningan, ia merasakan perhatian Lianne yang tulus. Namun, perhatian itu juga membuatnya merasa sedikit bersalah. Pelayan ini sudah banyak berkorban untuknya, bahkan ketika ia sendiri terkadang merasa tak layak untuk mendapatkan perhatian berlebihan seperti ini.

Setelah sekitar sepuluh menit, Lianne menarik kembali kain tersebut. “Saya akan membuang ini dan mengambilkan air hangat untuk Anda cuci muka, Yang Mulia.”

Namun sebelum pergi, Lianne berkata, “Oh, saya hampir lupa. Kepala Pelayan Harold sudah menyiapkan semua kebutuhan Anda seperti yang Anda minta semalam. Dan… apakah benar hari ini Anda akan pergi ke kediaman keluarga D’Orland, Duchess?”

Pertanyaan itu membuat Jasmine terdiam. Ia menunduk sejenak, memikirkan jawaban yang tepat. Namun, sebelum ia menjawab, Lianne melanjutkan, “Sudah lama sekali sejak Anda menikah, Anda tidak pernah menemui keluarga Anda. Bahkan ketika mereka datang ke sini, Anda selalu menolak menemui mereka. Saya tahu ini bukan urusan saya, tapi mereka pasti sangat merindukan Anda.”

Nada suara Lianne begitu lembut, namun penuh rasa penasaran. Jasmine menarik napas dalam-dalam, lalu duduk di tepi ranjang. Ia menatap pelayan setianya itu dengan mata yang kini sedikit lebih segar.

“Aku tahu mereka merindukanku, Anne. Tapi aku tidak bisa. Bukan karena aku tidak ingin… Aku hanya tidak tahu bagaimana harus menghadapi mereka.” Jasmine mengalihkan pandangannya ke jendela. “Aku tahu mereka pasti kecewa padaku. Pernikahan ini adalah sebuah kesalahan besar. Jika aku membiarkan mereka melihatku seperti ini, hanya akan ada lebih banyak kesedihan.”

Lianne menatap majikannya dengan mata berkaca-kaca. “Yang Mulia, Anda terlalu keras pada diri sendiri. Anda selalu memikirkan kebahagiaan orang lain, tapi melupakan kebahagiaan Anda sendiri. Saya yakin keluarga Anda hanya ingin melihat Anda bahagia, bukan menyalahkan Anda atas apa yang terjadi.”

Jasmine tersenyum tipis, namun senyuman itu penuh rasa pahit. “Anne, kau tidak tahu betapa aku berharap kata-katamu itu benar. Tapi aku tidak yakin aku bisa melakukannya. Terlalu banyak yang telah terjadi. Terlalu banyak luka yang kusembunyikan.”

Lianne mendekati Jasmine dan menggenggam tangannya. “Yang Mulia Duchess, saya percaya, jika Anda memiliki keberanian untuk berdiri di hadapan keluarga D'Orland hari ini. Saya tetap akan berada di sisi Anda.”

Jasmine menatap Lianne dengan mata yang sedikit memerah. “Terima kasih, Anne. Kau adalah satu-satunya yang selalu mendukungku.”

Setelah beberapa saat, Jasmine menghela napas dan berdiri. “Siapkan aku air mandi, Anne. Setelah itu, aku ingin bersiap-siap untuk pergi ke kediaman D'Orland.”

Lianne mengangguk dengan penuh semangat. “Tentu, Yang Mulia Duchess. Saya akan memastikan air hangat telah siap hanya dalam beberapa menit saja.”

Beberapa saat kemudian, Lianne kembali ke kamar dan mengabari Jasmine bahwa air mandinya telah siap.

Dengan sigap, Lianne membantu Jasmine membuka pakaiannya dan masuk ke dalam bak mandi. Ia dengan hati-hati menuangkan air hangat ke tubuh majikannya. Setelah itu, ia mengeluarkan botol pewangi kesukaan Jasmine dan meneteskan beberapa tetes ke dalam air.

“Aroma ini selalu mengingatkan saya pada taman bunga dikediaman D'Orland di musim semi,” ujar Lianne sambil tersenyum kecil.

Jasmine tersenyum tipis. “Pewangi ini adalah salah satu hal yang masih membuatku merasa seperti diriku sendiri. Setidaknya, aku masih memiliki sesuatu yang bisa membuatku nyaman dan selalu mengingatkanku jika aku merupakan bagian keluarga D'Orland.”

Setelah mandi selesai, Lianne membantu Jasmine berpakaian. Jasmine mengenakan gaun sederhana namun anggun berwarna biru muda dengan sentuhan renda putih di bagian ujung lengan dan rok. Gaun itu tidak terlalu berat, memberikan kenyamanan yang ia butuhkan untuk perjalanan panjang hari ini.

Lianne membawa peralatan rambut dan aksesoris ke sisi meja rias. Dengan hati-hati, ia mulai menyisir rambut emas milik Jasmine yang panjang dan tebal. “Rambut Anda selalu begitu indah, Duchess. Warna emas ini seperti cahaya matahari pagi,” ujar Lianne dengan penuh kekaguman.

Jasmine hanya tersenyum kecil. Ia tahu Lianne selalu tulus dalam setiap kata yang diucapkannya, dan itu membuatnya merasa sedikit lebih baik.

“Anne, aku ingin rambutku diurai hari ini. Sesuatu yang sederhana tapi tetap anggun. Aku tidak ingin terlalu banyak perhatian tertuju padaku,” Jasmine berkata sambil menatap pantulan dirinya di cermin.

“Baik, Duchess Saya tahu gaya yang tepat untuk Anda.” Lianne mulai menata rambut Jasmine dengan cekatan. Ia memilih gaya "Loose Waves with Floral Crown", di mana rambut Jasmine dibiarkan terurai dengan gelombang lembut, memberikan kesan alami namun elegan.

...Model Rambut Duchess Jasmine...

Setelah menyelesaikan gelombang di rambut Jasmine, Lianne mengambil sebuah flower crown kecil yang telah ia persiapkan sebelumnya. Flower crown tersebut terbuat dari bunga-bunga kecil berwarna pastel, seperti merah muda lembut dan putih, yang disusun dengan rapi di atas daun hijau segar.

Lianne dengan lembut menempatkan flower crown itu di atas kepala Jasmine, membiarkan beberapa helai rambut jatuh ke depan untuk menambah kesan natural.

Jasmine menatap dirinya di cermin. Flower crown itu benar-benar memperindah rambutnya yang terurai, memberikan tampilan yang lembut namun tetap memancarkan kewibawaan seorang Duchess.

“Ini… sempurna,” ujar Jasmine lirih, sedikit terkejut dengan hasil akhirnya. “Kau selalu tahu bagaimana membuatku terlihat cantik, Anne.”

“Karena Anda memang sudah cantik, Yang Mulia,” balas Lianne dengan senyum tulus.

Jasmine menyentuh flower crown itu dengan lembut. “Aku suka ini. Terima kasih, Anne.”

Lianne, yang memang sudah menyiapkan peralatan makeup, segera mendekat begitu selesai menata rambut Jasmine. Ia memulai dengan riasan sederhana namun elegan, sesuai dengan permintaan Jasmine yang tidak ingin terlalu mencolok.

“Yang Mulia, izinkan saya memberikan sentuhan natural, agar wajah Anda tampak segar sepanjang perjalanan,” ujar Lianne sambil mulai bekerja.

“Lakukan yang terbaik,” balas Jasmine sambil menutup matanya sejenak.

Setelah beberapa menit kemudian, “Sudah selesai, Yang Mulia,” kata Lianne sambil tersenyum bangga.

Jasmine menatap dirinya di cermin. Wajahnya terlihat segar, natural, namun tetap anggun. Ia mengangguk pelan. “Bagus, Anne. Kau selalu tahu apa yang aku inginkan. Ini cukup baik untuk perjalanan ke kediaman D’Orland,” Jasmine berkata sambil bangkit dari kursi. Ia memandang Lianne dengan penuh penghargaan. “Kau benar-benar pelayan terbaikku, Anne.”

Lianne membungkuk sedikit. “Terima kasih, Duchess.”

Duchess Jasmine Clair melangkah keluar dari kamarnya dengan anggun. Lianne berada di sisinya, membawa tas tangan kecil yang disiapkan untuk perjalanan. Kepala pelayan, Harold, berdiri di depan pintu, memberikan penghormatan dalam-dalam. Pelayan lainnya yang berada di koridor, baik yang netral maupun yang memusuhi sang Duchess, sejenak terdiam, terpana oleh kecantikan wanita itu.

Harold menunduk hormat, namun dalam hati ia berkata, "Yang Mulia Duke Louise pasti akan terpesona jika melihat kecantikan Duchess seperti ini. Dulu, entah mengapa, penampilan Duchess selalu terlihat terlalu glamour dan norak. Namun kini, auranya begitu memukau, keanggunannya sulit ditandingi. Bahkan wanita yang dicintai Duke Louise Clair, Cecilia Thorne, tak ada apa-apanya dibandingkan Duchess Jasmine Clair saat ini. Tidak ada perempuan lain di kerajaan Kingswell yang mampu menyamai kecantikan ini."

Namun, para pelayan yang memusuhi Jasmine tidak bisa menyembunyikan rasa iri dan kesal mereka. Dalam hati, berbagai umpatan mulai terlintas. Bahkan pelayan yang menjadi mata-mata Lady Cecilia Thorne, juga tampak kesal.

"Dasar wanita sombong! Dandanannya hanya untuk pamer!"

"Cantik memang, tapi itu hanya luarnya saja. lagipula Duke pasti tidak akan peduli dengannya!"

"Apa bagusnya dia? Wanita yang tak tahu diri, tak pantas jadi Duchess!"

"Beraninya dia berjalan seanggun itu, seperti dia lebih mulia dari siapa pun di sini! Siap-siap saja jika lady Cecilia datang, kau tak ada apa-apa nya Duchess."

Jasmine berjalan melewati mereka tanpa menoleh, tetapi tatapan tajamnya cukup untuk membuat siapa pun merasa ditelanjangi. Ia berhenti sejenak, berdiri di hadapan kepala pelayan.

“Harold,” ucapnya dengan nada tegas namun anggun. “Kereta sudah siap?”

Harold terkejut dari lamunannya. “Sudah, Duchess. Segala persiapan telah kami selesaikan sesuai permintaan Anda.”

“Bagus.” Jasmine memandang sekeliling, matanya menyoroti setiap pelayan yang berdiri di koridor.

Jasmine melangkah dengan anggun di belakang kepala pelayan Harold, diiringi oleh Lianne yang setia di sampingnya. Di belakang mereka, beberapa pelayan mengikuti dengan penuh rasa hormat, meski sebagian tetap menyimpan rasa iri yang mendalam.

1
Lafaigh Ufaufi
hajar saja kata kata si duke,biar mampus dia,lemot banget cara berfikirnya..greget nich yg baca,hanya autor yg bisa sabar he
Lafaigh Ufaufi
pingin aku jambak si duke,yg lemot itu...hiii..gemes dech
Bonny Liberty
ku lempar pake 💣
Bonny Liberty
ku lempar palanya pake 🦴
Narti Narti
selalu mengesankan thor lanjut
Narti Narti
AQ hadir thor, semoga sehat selalu
Rossy Annabelle
rasanya tuh pengen nonjok q😬
Moh Rifti
next.../Determined//Determined//Kiss//Kiss//Kiss/
Ayu Septiani
good job Jasmine..... lawan terus argumen dari louise. egonya terlalu tinggi
Ayu Septiani
louise memang bodoh. matahatinya buta tidak bisa melihat kebenaran
ika yanti naibaho
terima kasih up nya/Smile/
ika yanti naibaho
next ya kak terima kasih up nya
Sribundanya Gifran
lanjut up lagi thor
kaylla salsabella
lanjut thor 🥰🥰
Chen Nadari
wahh ketemu karya baru mu Thor... sukses sll/Kiss/
Grey
lanjuttt kak, semangat
Dinda Siti
geram sekali aku thor bacanya, bikin si louise menyesal thor, jangan sampai si jasmine luluh sama dia thor/Angry//Angry//Angry//Angry/
Poniti
lanjuuuuttttyy
DC
Masih bodoh ternyata Louise
Wulan Bahrain
,manrap jasmin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!