Istri Rahasia Sang Cassanova

Jam dinding menunjukkan jam empat pagi, dan mata seorang wanita mulai tebuka terasa sakit yang teramat sangat pada bagian bawahnya dan tubuhnya bagai remuk redam.

Wanita itu memandang langit langit di sebuah kamar dengan cahaya temaram lampu tidur,dia menoleh ke arah samping terlihat seorang pria yang tertidur pulas dengan mendekap tubuhnya.

Kepingan kepingan kejadian yang menimpanya semalam mulai muncul bagai kaset kusut yang berputar di otaknya, dia hanya bisa menangis dalam diam,karena sang suami yang tak penah menganggapnya bahkan menyebutnya sebagai wanita jal*ng telah berhasil merenggut kesuciannya dengan paksa.

Dia memandang wajah pria itu, memindai dalam hati sangat membencinya,dan bersumpah akan pergi jauh dari pria itu, apalagi setelah dia mendapatkan perlakuan bejat dari pria itu yang berstatus suaminya ,rasa bencinya bertambah. Dia tak sanggup jika suatu hari ada benih dari pria itu,dan tak menerimanya dan tidak mau mengambil resiko terburuknya jika pria itu akan menghilangkannya.

Dengan perlahan dia turun dari tempat tidurnya, walaupun tubuhnya yang sangat remuk dan bawahnya yang terasa sangat sakit, dia memungut bajunya yang berserakan di lantai dan melihat baju yang dia pakai sudah tak berbentuk akhinya dia mengambil sebuah kaos dan hoody untuk dia ganti.

Setelah selesai membersihkan diri dia buru-buru keluar dari apartemen itu dan menghububgi seseorang.

Disaat ini masih dikatakan sangat pagi, karena masih setengah lima pagi.

" Ha.. hallo kak "

"................"

" Tolong Lila kak,cuma kakak yang Lila percaya"

".................."

" Tolong bawakan aku pakaian secukupnya, dan kakak juga mas Riko kembali ke Surabaya sekarang.. "

" .............."

" Nanti aku ceritakan kak, aku kirim alamatnya.. makasih...

" Aku harus segera pergi dari sini, aku nggak sanggup lagi untuk mendapatkan penghinaan lagi, apalagi jika dia tumbuh di rahimku... apa jadinya nasib nya... aku takut dia akan menghilangkannya.. " batin Lila dengan masih tersedu di sebuah taman.

Tak lama terlihat Nadia dan Riko sudah ada di taman itu dengan mengendarai mobilnya.

" Lila...!! " seru Nadia saat melihat Lila yang duduk di kursi taman dengan membenamkan wajahnya di antara pahanya.

" Kakak... aku takut... hiks hiks.. " Lila menghambur ke dalam pelukan kakaknya dan menangis pilu..

" Duduk dulu La, kamu yakin sama keputusan kamu..? Kakak nggak mau kamu tersiksa juga, apalagi Hani...

" Dek...!! tiba-tiba suara Riko menghentikan perkataan sang istri.

" Baiklah, sekarang kita masuk mobil dan.. tugas mas menangani semuanya.. " ucap Nadia memandang sang suami

" Baiklah, biar nanti teman ku mengatasi semuanya" jawab Riko

Mereka melangkah kedalam mobil dan dengan cepat mobil itu meninggalkan taman.

Sementara saat ini sudah menunjukkan waktu jam sepuluh pagi, ada seorang pria yang baru terbangun dari tidurnya.

Dia membuka matanya dan mengedarkan pandangannya, kepalanya masih terasa berat dan juga pusing.

Dia ingin bangkit dari tempat tidurnya, namun saat dia membuka selimut yang menutupi Tubuhnya dan sekilas melihat kesamping, pandangannya terpaku pada sesuatu yang ada di sprei nya.

Terlihat noda darah, yang sudah mulai mengering,dan melihat itu hati nya mencelos jantungnya berdetak dengan cepat.

Deg..

Potongan demi potongan kejadian yang terjadi dengan nya pada malam tadi, membuat hatinya sakit.

" Lila.. " gumam Ray

Ray mengusap sprei itu, sprei yang dimana bekas darah yang dia yakini milik Lila sang istri, walaupun dia sedang dalam pengaruh Obat perang*ang namun, dia tak salah mengenali sosok yang dia cari selama ini.

" Lila... La... Dalila...!! Laaaa...!! teriak Ray dia mencari keberadaan Istrinya

Namun saat dia menjelajah seluruh ruangan apartemennya,tak ada sosok yang dia cari.

Ray dengan cepat dia membersihkan dirinya, saat dia sedang berada di bawah guyuran shower, terasa punggungnya terasa perih.

Bayangan dimana dia memohon untuk di lepaskan, berputar putar di otak Ray, saat itu Ray tak sedikitpun melepaskan istrinya itu, hingga Phitonnya sudah berhasil Memporakporandakan nya dan hasil karya terlihat jelas di punggungnya, bekas cakaran dan di bahu memar dan Ray ingat itu Lila yang melakukannya dengan menggigitnya.

" Maafin aku La.. hiks hiks.. " gumam Ray dengan meninju tembok kamar mandi menangis dalam guyuran air baru kali ini dia merasa sangat menyesal dengan apa yang dia lakukan, merasa sangat bersalah dengan apa yang terjadi semalam

.

.

.

Setelah makan siang, Ray baru sampai di kantornya dan dengan langka gagah namun terlihat sangat dingin, lain dari biasanya.

Sampai di ruang kerjanya, Mike yang langsung masuk kedalam ruang kerja Ray.

" Bos.., maaf ini informasi yang anda minta.. " ucap Mike mengulurkan tangannya memberikan amplop coklat pada Ray.

" Kenapa lo nyuruh Lila ke apartement? gw kan bilang bawain Ja*ang bukan dia..!! sentak Ray dengan tatapan tajam

" Sorry boss, sekarang ijinkan saya berbicara layak nya sahabat anda.. " ucap Mike dan Mike menghembuskan kasar nafasnya

" Ray lo pernah mikir nggak, kalau gw bawa ja*ang yah.. kalau lo inget pake sarung, kalau nggak? lo mau punya anak yang maknya nggak bener, walaupun kita nggak bisa ngehakimi seseorang karena kerjaannya jadi kupu kupu, tapi.. setidaknya lo menanam benih di rahim bini lo, yang halal bagi lo!! " terang Mike dengan mode serius.

" Tapi, gw sudah kasar sama Lila Mike, dan gw inget dia sangat benci gw.. dan gw inget banget tatapan matanya saat terluka, kecewa, sakit hati.. semua kesedihan itu ada di wajahnya semalam " ujar Ray dengan memyandarkan punggungnya di kursi kebesarannya.

" Trus, Lila sekarang di apartemen dong? tanya Mike dan Ray menggeleng.

" Tadi gw udah kerumahnya juga nggak ada, trus ke rumah om Danu juga nggak ada, yang ada gw di ceramahin sama tante Maya,di RS dia baru ngajuin resign " jawab Ray.

" Trus sekarang gimana? tanya Mike masih mode o*n nya.

" Lo masa nggak ngerti juga, cari dia.. gw mau minta maaf sama dia" ucap Ray lirih.

" Oke.. gw serahin ke Dewa biar dia cari dimana istri lo" jawab Mike

Lantas dia meninggalkan ruangan Ray, setelah Mike keluar.. Ray membuka amplop yang di berikan Mike padanya dan dengan perubahan ekspresi wajah Ray berubah-ubah.

" Sial*an ternyata jal*ng itu yang buat masalah, awas saja kau... gara-gara kau, aku bertindak tak sepentasnya pada Lila. " gumam Ray dengan meremas kertas itu, dan mengeratkan giginya yang merasa geram dengan kelakuan mantan patner ranj*ng nya.

.

.

.

Sementara di tempat berbeda, kini Lila sedang beraada di sebuah rumah besar yang ada di daerah Surabaya.

Dirumah Nadia dan Riko kini Lila berada, Lila yang terasa lelah karena kegiatan panas semalam dan belum benar-benar tidur akhirnya sampai di rumah Nadia dia langsung masuk kamar dan membersihkan dirinya langsung tertidur pulas.

Bersambung