NovelToon NovelToon
Batalyon Pulau Karang

Batalyon Pulau Karang

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Pengawal
Popularitas:26.3k
Nilai: 5
Nama Author: Bojone_Batman

Berawal dari pertemuan tidak sengaja dengan seorang gadis yang disangka adalah seorang wanita malam malah membuat Letnan Rico semakin terjebak masalah karena ternyata gadis tersebut adalah anak gadis seorang Panglima hingga membuat Panglima marah karena pengaduan fiktif sang putri.

Panglima memutasi Letnan Rico ke sebuah pelosok negeri sebagai hukumannya setelah menikahkan sang putri dengan Letnan Rico namun tidak ada yang mengira putri Panglima masih menjalin hubungan dengan kekasihnya yang notebene adalah sahabat Letnan Rico.

Mampukah Letnan Rico mendidik sang istri yang masih sangat labil. Bagaimana nasih sahabat Letnan Rico selanjutnya??? Apakah hatinya sanggup merelakan sang kekasih?? Siapakah dia??

Konflik, Skip jika tidak sanggup..!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35. Ngambek.

Nindy menyingkirkan tangan Bang Danar yang memeluknya. Agaknya Nindy begitu sakit hati dengan kejadian tadi meskipun Bang Danar sudah ratusan kali meminta maaf.

"Abang minta maaf, dek..!!"

"Berapa kali lagi Abang minta maaf??? Kemarin dengan Kei, sekarang dengan Ina. Apakah Nindy harus menawarkan sebiji kerang di hadapan para laki-laki atau mungkin Bang Prasa yang Abang cemburui itu agar mereka bisa menikmatinya juga???" Ujar Nindy.

Sebenarnya ada rasa marah dalam hati Bang Danar tapi dirinya juga tidak bisa menyalahkan kekesalan sang istri. Bang Danar menyadari kecerobohannya.

Nindy menutup telinganya dengan bantal, ia tidak mau mendengar lagi penjelasan Bang Danar.

...

Sungguh malam celaka ini membuat Bang Danar menjadi pusing tujuh keliling. Kemarin malam dirinya tidak bisa tidur karena Nindy begitu menginginkan liburan. Malam ini lagi-lagi Bang Danar tidak bisa tidur karena Nindy marah padanya. Ia hanya bisa mengacak-acak rambutnya karena gelisah tidak bisa memejamkan matanya.

Bang Danar mengurut pangkal hidungnya memikirkan betapa beratnya hari ini. Kenapa selalu ada wanita yang membuatnya mati kutu seperti ini.

-_-_-_-_-

Adzan subuh sudah terdengar. Ia terbangun dari tidurnya yang hanya sekitar satu jam lamanya tapi Nindy sudah tidak lagi ada di sampingnya.

Bang Danar segera menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Saat kembali dari kamar mandi, tak sengaja Bang Danar berpapasan dengan Nindy yang sudah mengenakan mukenanya.

Ingin sekali Bang Danar menyentuhnya tapi Nindy menarik tangannya dengan kesal. Tak tau lagi harus bagaimana, Bang Danar mendorong Nindy ke sudut dinding.

"Kita bicara, kita selesaikan masalah ini..!!" Kata Bang Danar. "Dada Abang sesak kamu diamkan seperti ini. Abang tidak tau harus bagaimana."

"Bisa ya Abang kesal seperti ini padahal semarah itu Abang sama Nindy waktu Bang Prasa ada di kamar hotel. Apakah saat itu Nindy membalasnya?? Nindy pun tidak pernah tau Abang memasang kamera cctv di kamar." Jawab Nindy.

Bang Danar tertegun, perasaannya jelas terbolak balik namun saat itu amarahnya memang menggelegak. Ingin menjawab tapi tidak ada kata sanggahan apapun.

"Abang salah. Hukum Abang..!!" Ujar Bang Danar lirih.

Di saat itu masih melancarkan bujukan, terdengar suara Mama meminta Bi Sarti untuk meninggalkan rumah tapi tidak dengan Ina yang masih bersikeras disana.

"Ayo sholat dulu..!!" Ajak Bang Danar karena waktu sholat subuh sudah tiba.

:

Nindy tetap mencium punggung tangan Bang Danar usai sholat. Bang Danar pun mengecup sayang kening sang istri yang mungkin masih setengah hati.

Selesai melipat mukena, sarung dan sajadah.. Bang Danar menggandeng tangan Nindy keluar dari mushola kecil dan ternyata perdebatan Ina dan Papa Harso masih belum berakhir.

"Ibu saya juga mengabdi lama disini, hanya karena salah paham seperti ini lantas Bapak bisa mengusir kami seenaknya seperti binatang???" Kata Ina lantang. "Biarkan kami disini, tidak di upah pun tidak masalah."

"Setiap yang bekerja disini pasti akan mendapatkan penghargaan yang pantas. Tapi ternyata kamu memang keterlaluan, Ina." Sambar Mama.

"Saya sudah bilang, semua hanya salah paham. Kenapa masalah seperti ini di besar-besarkan???" Protes Ina sekali lagi.

Lirikan mata Ina beralih pada Bang Danar yang sudah menggandeng Nindy.

"Itu.. Nindy baik-baik saja." Tunjuk Ina dan Bi Sarti sungguh malu dengan kelakuan putrinya.

"Kamu bilang apa, Ina??? Panggil yang sopan..!!" Tegur Bi Sarti.

"Umurnya masih jauh di bawahku, Bu. Haruskah aku merendah???"

Lama kelamaan Bang Danar muak dengan situasi tersebut apalagi Ina terkesan tidak menghormati istrinya yang sebenarnya tidak pernah gila hormat.

"Lalu kenapa kalau masih jauh di bawahmu?? Apakah tidak pantas berada mendampingi saya??? Atau kamu memang sengaja 'gatal' untuk menarik perhatian saya?" Ucap Bang Danar tanpa basa-basi.

Seketika wajah ini berubah menjadi merah padam. Di hadapan semua orang Bang Danar memakinya.

"Bahkan saat kamu tidak memakai sehelai benang pun, saya tidak tertarik. Silakan keluar dari rumah orang tua saya..!!" Usir Bang Danar.

Bi Sarti menangis sejadi-jadinya kemudian menyeret Ina sekuatnya. Dengan kode mata, Bang Danar meminta petugas piket jaga di rumahnya untuk membantu Bi Sarti.

"Baang.. kenapa begitu ngomongnya????" Tegur Nindy.

"Abang salah lagi????? Mau bagaimana menyadarkan manusia macam Ina. Kamu ngambek sama Abang tapi tidak mau juga Abang kasar sama dia, apa perlu Abang seret dia ke kamar???" Nada suara Bang Danar naik satu oktaf karena masih terbawa emosi.

"Daanaaaarr.. kebiasaan kamu..!!!!" Papa Harso balik membentak putranya.

Bang Danar memejamkan matanya sejenak lalu melepaskan genggaman tangannya pada Nindy. Perasaannya berantakan dan kacau balau. Ia menuju taman belakang rumah lalu menyulut rokoknya.

"Tolong buatkan saya kopi pahit, Mbok..!!" Pinta Bang Danar pada Si Mbok.

"Nggih Den Mas." Si Mbok segera menuju dapur untuk membuat kopi.

"Ya Tuhan, kapan Danar bisa berubah. Dia benar-benar pemarah sekali." Gumam Papa Harso.

Mama Delia sigap mengajak Nindy duduk kemudian mengusap perutnya. Beliau tau di pagi buta ini Nindy sudah begitu tegang dengan keributan.

"Nindy hanya tidak ingin Abang berucap yang merendahkan perempuan, Ma." Kata Nindy sampai sedih.

"Mama paham, sayang..!!!"

:

Bang Danar menyeruput kopi hitamnya. Perasaannya masih kesal karena seorang Ina.

"Bang..!!"

"Tidak usah kesini kalau hanya ingin membahas Ina. Abang nggak selera ribut sama kamu." Omel Bang Danar.

"Sebenarnya yang perempuan itu Abang atau Nindy?? Kenapa Abang ngambek??? Nggak usah ngetest do'a istri." Nindy pun tak kalah kesal karena Bang Danar terus mengomelinya. Dengan langkah besar Nindy meninggalkan Bang Danar.

Marah Bang Danar mungkin masih ada tapi marah itu mendadak berubah menjadi kekhawatiran melihat Nindy berjalan setengah berlari bahkan melewati tepi kolam ikan kesayangan Papa Harso.

"Jalan pelan, dek..!!"

Nindy tidak menggubris dan tetap lanjut berjalan. Bang Danar pun panik dan mengikuti langkah Nindy.

Tangan Bang Danar berusaha meraih lengan Nindy tapi siapa sangka Nindy berjalan menyimpang hingga Bang Danar terpeleset dan tercebur ke dalam kolam.

byuuuurr..

"Astagfirullah, Danaaar..!!! Ikan Mas Papaaa..!!" Pekik Papa.

.

.

.

.

1
sri wulandari
duh bertugas apalagi bang danar smg baik2 sj.. kok firasatku jelek y.. hmmm
Septi Astuti
aku deg2an... semoga bang Danar baik2 aj
dyah EkaPratiwi
semoga tidak terjadi apa2 sama bang danar
Mika Saja
🤭🤭🤭kirain ada hubungannya dengan bang Dallas,,
Mika Saja
untung macan tutulnya nurut,akhirnya kesampan ngidamnya,sampai dibela2in dr jau dr pulau karang....mba nara semangatttt
Mika Saja
ko ucapanmu menyedihkqn sekali bang danar
Rini Haryas Sulistyo
Smangat menulis kak Nara, hasil karyamu sll sy ikuti, krn ceritanya sll menarik, terima kasih utk up nya🙏🏼♥️
Nabil Abshor
Recomend bgt buat dibaca, selalu suka sama critanya mbak nara,,,, semangat ya,,,, succes sehat² sll,,,, lopeyu,,, 🥰🥰🥰
sri wulandari
semangat kak
dyah EkaPratiwi
seluruh cerita kakak bagus banget, semangat kak
Ratna dewi pravitasari
asli cerita kak nara tuh seru banget semuanya ada berasa masuk kedlm dunianya sehat² kak nara ... sehat bang danar dan bumil nindy /Kiss/
Lendra malayu
bang dhanar n Nindy nikmatilah masa2 bahagia ini /Kiss//Rose/
dyah EkaPratiwi
semoga g ada penghalang mereka bahagia
putri
🥰🥰🥰🥰
Lendra malayu
kak Nara,, aku ikut melowww /Sob//Sob/
Mika Saja
🤣🤣🤣🤣🤣🤣bang danar ternuta paa harso lbh sayang ikan mas nya dr pd dirimu,,apa lg klo dibandingkan bang danar dan nindy papa harso dan mama harso kalah telak krna mrka lbh syang ke nindy
Mika Saja
ah....ina....ng sdh ada niat berkali2 km,,,,betul tindakan pak harso memng hrs tegas sm pelakor
NURHIDA MUJUR
Biasa
NURHIDA MUJUR
Buruk
Nabil Abshor: gak usah baca kalau g suka, nulis juga butuh extra tenaga dan fikiran. main kasih bintang 1. minimal jika kamu tidak suka,gak usah dibaca,g usah koment,like,apalagi kasih bintang.tinggalin aja. udah,,,,
total 1 replies
dyah EkaPratiwi
hahaha sabar opa, pakmil lagi puyeng
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!