NovelToon NovelToon
Cinta Kita Belum Usai

Cinta Kita Belum Usai

Status: tamat
Genre:Tamat / Single Mom / Anak Genius / Anak Kembar / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:6.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yoyota

Raisa memiliki prinsip untuk tidak memiliki anak setelah menikah. Awalnya Edgar, suaminya menerima prinsip Raisa itu. Tapi setelah 6 tahun pernikahan, Edgar mendapatkan tekanan dari keluarganya mengenai keturunan. Edgar pun goyah dan hubungan mereka berakhir dengan perceraian.

Tanpa disadari Raisa, ternyata dia mengandung setelah diceraikan. Segalanya tak lagi sama dengan prinsipnya. Dia menjadi single mother dari dua gadis kembarnya. Dia selalu bersembunyi dari keluarga Gautama karena merasa keluarga itu telah membenci dirinya.

Sampai suatu ketika, mereka dipertemukan lagi tanpa sengaja. Di saat itu, Edgar sadar kalau dirinya telah menjadi seorang ayah ketika ia sedang merencanakan pernikahan dengan kekasihnya yang baru.

Akankah kehadiran dua gadis kecil itu mampu mempersatukan mereka kembali?

Follow Ig : @yoyotaa_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yoyota, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 25

"Mami!" teriak si kembar ketika masuk ke dalam ruangan rawat Raisa. Si kembar menangis sesegukan melihat orang yang disayangi terluka.

"Mami, huhu, pasti sakit, kan, Mi?" tanya Mia sambil terus menangis.

"Nggak terlalu sakit kok sayang. Mami masih bisa bergerak."

"Jangan aneh-aneh deh Mba!"

Roni langsung melarang Raisa melakukan apapun yang bisa membuat Raisa bertambah parah lukanya. Dia sudah mendengar penjelasan dari dokter tentang kondisi Raisa. Raisa memang tak mengalami luka yang serius, hanya saja, lukanya yang masih basah tetap harus dijaga agar cepat kering.

"Om, Mia mau duduk di dekat Mami, bisa bantu Mia?"

Roni pun menggendong Mia lalu mendudukkannya di ranjang Raisa.

"Mi, pokoknya selama Mami sakit, aku tidak akan merepotkan Mami. Aku tidak akan bertanya dimana barang-barangku. Makanya Mami cepat sembuh ya."

"Halah, paling nanti Om Ron yang akan kamu repotkan, kamu mah ngomong doang bisanya!" celetuk Kia yang tadinya menangis malah jadi kesal.

"Kia! Jangan menanggapi ucapanku! Aku lagi menghibur Mami, supaya Mami cepat pulang ke rumah."

Mendengar hal itu Kia pun juga meminta Roni menggendongnya dan mendudukkan dirinya di sisi ranjang Raisa yang satunya.

"Mi, emang Mami mau menginap disini? Mami nggak pulang ke rumah?"

"Iya sayang, maaf ya Mami belum bisa pulang. Tapi, Mami yakin Om kalian akan menjaga kalian dengan baik."

Keduanya langsung menunduk dan bersedih.

"Kenapa putri-putri cantik Mami jadi bersedih lagi?"

"Nggak ada Mami, nggak seru," ucap Mia.

"Bukannya Mami ini galak dan terlalu banyak mengatur? Kalian bisa lebih leluasa karena Mami tak ada di rumah."

Keduanya tak menjawab dan malah merebahkan dirinya di samping kanan dan kiri Raisa.

"Tidak bisakah kita ikut tidur disini Mi?" tanya Mia.

"Emang kalian mau? Disini nggak ada Barbie ataupun buku. Emang kalian tidak akan bosan?"

Keduanya sontak langsung menggeleng.

"Kan ada Om Ron, Mi. Kita bisa minta bantuan untuk diambilkan Barbie atau buku. Iya kan, Om?"

Roni mengangguk saja, karena dirinya pun tak tega melihat keponakannya yang sepertinya memang tak ingin jauh dari Raisa yang sedang sakit.

"Tuh, Mami lihat sendiri kan? Om Ron Mau, jadi kita akan menginap disini."

"Iya, iya, kalian boleh menginap disini," ucap Raisa sambil mengelus puncak kepala keduanya.

Tanpa sadar, si kembar malah ketiduran di ranjang Raisa. Roni yang melihat itu jadi merasa khawatir. Ketika ingin memindahkan di kembar ke sofa, Raisa melarangnya.

"Biarkan saja mereka disini. Mereka tidak akan menyentuh lukaku kok."

"Tapi Mba ... "

"Jangan khawatir Ron."

"Baiklah, kalau nanti Mba merasakan sakit bilang ya?"

Raisa mengangguk.

"Maafkan aku ya, karena aku, pasti kamu jadi izin kerja hari ini."

"Justru aku akan marah kalau Mba nggak ngabarin aku sama sekali. Baru mendengar kabar saat aku akan menjemput si kembar membuat aku jadi takut dan khawatir Mba. Apalagi ketika aku mendengar penjelasan dokter tadi yang ternyata Mba kecelakaan di pagi hari. Aku merasa jadi tambah sedih Mba, aku terus memikirkan, Mba sama siapa belum aku dan si kembar datang. Siapa yang menolong Mba dan masih banyak pikiran lainnya."

"Karena itulah aku sengaja tidak memberitahukan ke kamu dulu."

"Jangan begitu, Mba."

"Aku hanya tidak enak selalu merepotkan kamu, Ron."

"Sudah aku bilang, saling merepotkan sesama keluarga itu tidak masalah Mba."

"Hm," jawab Raisa.

*

*

Malam telah larut, angin malam berhembus begitu kencang menusuk ke dalam tubuh Edgar. Dia berdiri termenung di balkon kamarnya sambil membayangkan wajah anak kembar Raisa yang begitu mirip dengannya. Dia langsung berpikir kalau kedua anak kembar itu adalah anak-anaknya. Meski tanpa test DNA sekalipun Edgar sangat yakin akan itu. Tapi kenapa? Kenapa Raisa menyembunyikan ini semua? Kenapa Raisa tak datang dan meminta pengakuan darinya?

Karena itu juga, Edgar jadi merasa, mungkin saja Raisa belum menikah sama sekali setelah berpisah dengannya. Pikirannya jadi kalut, ia ingin sebuah pengakuan dan kejujuran dari mulut Raisa sendiri. Tapi, sepertinya akan sulit.

"Sebenarnya apa yang ada di pikiran kamu, Raisa?"

Tok tok tok

Pintu kamar Edgar diketuk.

"Masuk aja," ucap Edgar mempersilahkan masuk orang yang mengetuk pintunya.

"Kamu lagi banyak pikiran, Gar?"

Rupanya Mama Ola lah yang masuk ke dalam kamar Edgar. Dia membawa beberapa contoh undangan pernikahan untuk dipilih oleh Edgar. Karena melihat putranya, dan sepertinya waktunya tidak tepat, Mama Ola menaruhnya di atas meja dan menghampiri Edgar yang ada di balkon.

"Apa yang sedang kamu pikirkan? Apa kamu takut karena akan segera menikah? Atau kamu gugup? Coba cerita ke Mama."

Edgar masih terdiam. Mungkin dirinya bimbang antara mau cerita atau tidak. Tapi mungkin untuk sekarang lebih baik dia sendiri saja yang mengetahuinya. Padahal, sebenarnya Elsa pun sudah tahu.

"Nggak ada yang aku pikirkan kok, Ma. Cuma agak bosan aja."

"Kamu pikir Mama bisa dibodohi?"

"Aku sedang tak ingin bercerita Ma."

"Baiklah kalau begitu, Mama tadi meletakkan beberapa contoh undangan, pilihlah mana yang lebih kamu suka. Meskipun kamu telah sudah menyerahkan semua ini ke Tamara, Tamara tetap ingin ada campur tanganmu di dalam pernikahan kalian. Jadi pilihlah, dan beri tahu Mama besok."

Mama Ola keluar dari kamar Edgar dan menutup pintunya.

Edgar menghela napasnya. Entah kenapa dirinya jadi merasa seperti di ujung jurang. Mau maju pasti tetap jatuh, mau mundur pun pasti jatuh juga.

"Apa keputusanku selama ini memang salah?"

*

*

Esok harinya, Raisa tak menyangka dirinya akan dijenguk oleh Pak Baskoro, orang yang terkenal karena bisnis di bidang konstruksinya.

"Semoga cepat sembuh, saya mendengar kamu dirawat dari putra saya. Saya bersyukur karena putra saya lah yang menolongmu. Mungkin saja semesta memang sengaja menakdirkan kalian bertemu."

Dalam keadaan Raisa sakit saja, Pak Baskoro masih terus ingin mendekatkan dirinya dengan Bian, putra dari Pak Baskoro.

"Saya sangat berterimakasih karena putra Bapak sudah menolong saya."

Raisa sengaja tak menanggapi kalimat terakhir dari ucapan Pak Baskoro karena memang dirinya tak ingin memberikan harapan palsu.

"Apa kamu tidak tertarik dengan putra saya setelah dua kali bertemu?" tanya Pak Baskoro lagi.

"Putra Bapak tampan dan mapan. Dia memiliki senyum yang manis dan ramah seperti Bapak. Tapi, saya tidak menyukainya. Maaf, sekali lagi saya minta maaf."

Pak Baskoro tersenyum tipis, tapi dia tak marah sama sekali ke Raisa.

"Mungkin kamu tidak menyukainya karena belum mengenalnya, cobalah untuk saling mengenal dulu. Setelah itu, saya tidak akan mempromosikan putra saya lagi."

"Maaf Pak, saya benar-benar tak berniat memulai hubungan dengan pria mana pun. Saya ingin fokus membesarkan anak-anak saya."

"Baiklah, baiklah. Makanlah dengan baik dan dengarkan perkataan dokter supaya kamu cepat keluar dari rumah sakit."

Raisa mengangguk lalu melihat kepergian Pak Baskoro dari ruangannya. Tak berselang lama dari itu, pintu ruang rawat Raisa terbuka lagi. Raisa pikir itu Pak Baskoro yang kelupaan sesuatu, tapi ternyata bukan.

"Ternyata kamu belum punya suami lagi ya? Seberapa banyak orang tua yang menginginkan kamu menjadi menantu mereka?"

*

*

TBC

Yuk bisa yuk, 75 like dan 25 komentar di bab ini. Kalau kesampaian, aku bakalan update 1 bab lagi.

1
Chandralia
TBC tapi tamat.../Casual/
desi aryaradensi
maju mundur cantik...
Risna Wati
aku suka cerita nya,
Mazree Gati
endingya ga asik
Mazree Gati
bahagia tak harus memiliki,,,ga setuju klo rujuk
Mazree Gati
jgn sampai rujuk ya,, klo sampai rujuk unsubcrib
Esananda
thor pliss jgn buat aku semakin nangis..😭😭😭😭
niktut ugis
hallo Bimo emang kamu lupa siapa ortu si kembar ya...si papi pengusaha si mami koki handal
niktut ugis
Pamela lebih suka bunga deposito dari pada serbuk bunga...Bimo harus tau hal ini
Ani Basiati
lanjut
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
EDGAR RAISA
Julham Simatupang
iya dong
Julham Simatupang
bagus
Julham Simatupang
saya suka cerita nya
Julham Simatupang
lanjut
Syifa Shofia
seruuuu
2llOlO85_Maria Krisna wea
☺️☺️
Rinamaryana 29
cerita nya seru, jadi ikut deg degan
Regita Adelesmana
semoga Edgar tak berubah pikiran untuk menikahi Tamara
Mazree Gati: setuju biar pembaca ga kecewa klo sampai rujuk sama raisa
total 1 replies
Surya Arum
Mami hebattt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!