Dunia Sakura atau kerap dipanggil Rara, hancur seketika saat video dia yang digerebek sedang tidur dengan bos nya tersebar. Tagar sleeping with my boss, langsung viral di dunia Maya.
Rara tak tahu kenapa malam itu dia bisa mabuk, padahal seingatnya tidak minum alkohol. Mungkinkah ada seseorang yang sengaja menjebaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22
Siang bolong, Bu Mariam mendapatkan surprise, dia kedatangan sang menantu yang kini tampil cantik dengan balutan gamis syar'i. Rara memang sengaja melepas cadarnya begitu masuk rumah, takut mertuanya tak mengenalinya. Bukannya kagum dengan penampilan baru Rara, Bu Mariam malah melemparkan tatapan mengejek, entah apa maksudnya.
"Ngapain kamu kesini?" tanya Bu Mariam ketus.
"Bang Jovan hari ini pulang, jadi saya kesini untuk bertemu dengannya." Rara meraih tangan sang ibu mertua lalu menciumnya, tak peduli jika wanita itu terlihat seperti ogah dicium tangannya. Baginya, orang tua Jovan tetap harus dia hormati bagaimana pun mereka memperlakukannya.
"Dia sudah ada Dista, gak perlu kamu. Mending pulang deh, kamu cuma merusak suasana kalau disini."
"Tapi hari ini, jatah saya bersama Bang Jovan. Harusnya antara saya dan Dista, masing-masing punya waktu seminggu-seminggu menurut perjanjian, tapi karena menikah dan honeymoon, Dista sudah mendapatkan jatah delapan hari, melebihi yang seharusnya."
"Astaga!" Bu Mariam tersenyum simpul. "Perhitungan banget sih kamu. Wajar dong, Dista dapat waktu lebih banyak, dia wanita yang dicintai Jovan, bukan seperti kamu, wanita yang cuma terpaksa dinikahi karena hamil."
Rara meremat gamisnya. Meski bibirnya tersenyum, sesungguhnya hatinya terluka mendengar itu. Apa kedatangannya kemari memang suatu kesalahan? Harusnya tadi dia menuruti saran Mamanya, untuk menunggu Jovan di rumah saja.
"Ini bukan masalah perhitungan, atau siapa yang lebih dicinta, tapi masalah keadilan. Saya tak mau Bang Jovan berdosa karena sudah dzolim pada salah satu istrinya."
"Udah deh, pulang sana, tunggu di rumah kamu. Nanti Jovan juga pasti ke sana kalau ingat kamu, kalau enggak, ya pasrah saja terima nasib," Bu Mariam tersenyum mengejek dengan kedua lengan dilipat di dada.
"Rara."
Rara dan Bu Mariam menoleh mendengar suara Pak Yahya. Pria itu keluar setelah diberi tahu pembantu jika ada Rara di ruang tamu. Agak terkejut juga dia dengan kedatangan Rara.
"Pah," sapa Rara sembari mendekati pria itu dan mencium tangannya.
"Gimana kabar cucu papa?" Pak Yahya melihat ke arah perut Rara yang masih datar.
"Rara belum sempat periksa, Pah. Bang Jovan belum ada waktu."
"Ya kamu periksa sendiri dong, manja banget," celetuk Bu Mariam.
"Bang Jovan sudah janji, sepulang dari honeymoon, dia akan mengantarkan Rara periksa."
Suara mobil, membuat ketiga orang yang tengah berdebat itu mengakhiri obrolan. Mereka sama-sama keluar karena yakin yang datang adalah Jovan dan Dista. Ternyata benar dugaan mereka, yang datang adalah pengantin baru tersebut.
"Bang," Sambil tersenyum, Rara langsung menghampiri Jovan dan mencium tangannya.
"Kamu ada disini, kirain masih di pondok," Jovan rasanya masih tak percaya Rara ada di rumahnya. Dia terpukau, memperhatikan penampilan baru Rara. Istrinya itu terlihat makin cantik. Melihat itu, buru-buru Dista mendekati Jovan dan memeluk lengannya.
"Kamu ngapain disini, Ra?" tanya Dista ketus, tatapannya kentara sekali, menunjukkan raut tidak suka.
"Ini juga rumah suami aku, Dis. Apa harus aku jawab, ngapain aku ada disini?"
Dista berdecak sebal mendengar jawaban Rara.
"Sayang, gimana honeymoon nya?" Bu Mariam menyambut kedatangan anak dan menantu kesayangannya tersebut. Dia langsung cipika cipiki dengan Dista.
"Seru abis pokoknya, Mah," sahut Dista bersemangat. "Pokoknya selama honeymoon, Mas Jovan nempel terus sama aku, gak mau lepas," dia kembali bergelayut manja di lengan Jovan sambil melirik Rara. Niatnya sudah jelas, ingin membuat madunya itu cemburu. "Mas Jovan romantis banget. Selama disana, aku di treat like a queen pokoknya."
"Kamu pasti capek, Bang, masuk yuk, istirahat," Rara menarik lengan Jovan hingga tangan Dista terlepas begitu saja."
"Ra, kamu apa-apaan sih?" protes Dista.
"Sekarang jatah aku sama Bang Jovan, Dis."
"Ya tapi gak kayak gini juga dong, maksa banget. Kami baru pulang honeymoon, bisa kan, jatah kamu mulai besok saja."
"Gak bisa!" sahut Rara tegas, tanpa mau ditawar.
"Mas," Dista berjalan ke arah lain, menarik tangan Jovan yang sebelahnya. "Kamu masih sama aku kan, hari ini?" rengeknya manja.
"Udah masuk jatahnya Rara, Dis," Jovan melepas tangan Dista. "Ayo Ra, masuk, aku capek banget."
Rara tersenyum miring ke arah Dista lalu melangkah bersama Jovan menuju rumah. Sengaja dia menggandeng mesra lengan Jovan sambil menyandarkan kepala di bahunya agar Dista cemburu.
"Tunggu!" teriak Dista yang masih belum rela Jovan bersama Rara. Dia berjalan cepat lalu berhenti di depan Jovan. "Kamar kamu, adalah kamar kita, jadi jangan bawa Rara kesana. Aku gak rela ranjang kita disentuh Rara," dia menatap Rara sengit.
"Ada kamar lain lagikan di rumah ini?" Rara bertanya pada Jovan. "Aku gak masalah di kamar manapun asal sama kamu," dia mengeratkan belitan tangannya di lengan Jovan.
"Kita istirahat di kamar tamu aja," ajak Jovan.
Rara mengangguk, lalu keduanya melanjutkan langkah.
"Aww... " Rara tiba-tiba berhenti berjalan, meringis sambil memegangi perut.
"Ada apa?" Jovan terlihat panik.
"Gak tahu, Bang, kayak kram gitu. Sakit."
"Apa perlu ke rumah sakit?"
Rara menggeleng. "Cuma butuh istirahat kayaknya." Diluar dugaan Rara, Jovan tiba-tiba mengangkat tubuhnya, menggendongnya ala bridal style. Kesempatan itu tak disia-siakan Rara, dia langsung mengalungkan kedua lengannya di leher Jovan.
Dista sampai melongo dibuatnya. Dia menghentakkan kakinya kesal. "Rara kenapa ada disini sih, Mah?"
"Dia tiba-tiba datang, Mama usir gak mau."
"Dia jadi ngambil Mas Jovan dari aku."
"Kamu harus cepat hamil, Sayang, biar bisa mengambil seluruh perhatian Jovan."
sana sini udah kek WC umum istri tersayang Jovan...
nikmati hasil jebakanmu Dista...
goyang gih sampe gempor 🤣🤣🤣🤣
astaghfirullah, rasain lu. malu banget dah kalau tubuh jg sdh dikonsumsi publik
kpok dista..
ganyian yg masuk perangkap fino..
kalo mau ngelayani pasti ngancam nyebarin video dista dan bastian..
bahaya punya koleksi video syur pribadi..
kalo kecopetan atau kerampokan kan bisa disebarin orang lain..