Araa frendzone Berlin mau tak mau harus menukar posisi mengantikan kakak tirinya Catlin frendzone Berlin untuk menikah dengan CEO sekaligus mafia berdarah dingin🥶.
Aston zesnard Phoenix lelaki berusia 30 tahun yang kini duduk di bangku kebesarannya menawarkan pernikahan kepada Lelaki tua yang perusahaannya di ambang kebangkrutan.
Bima frendzone Berlin tidak memiliki cara lain menyelamatkan perusahaannya kecuali dengan menerima penawaran lelaki di hadapannya ini.
Haruskah dia menyerahkan satu putrinya??
Lalu siapa putri yang akan menjadi istri aston??
Bagaimana ceritanya? Yuk ikuti novel mom lin sekarang dan nikmati alurnya jangan lupa like komen dan vote💋💋💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momy ji ji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26
First kiss.
Mobil Aston melaju dengan sangat cepat hingga tak terasa, mereka sudah memasuki Mansion. Jack membukakan pintu mobilnya, kemudian, keduanya melangkah masuk. di pintu utama, disana hanya ada para pelayan. Bi Dini sama sekali tidak terlihat batang hidungnya.
"Dimana Bi Dini?" Tanya Aston pada para pelayan tersebut.
"Beliau memanggil Nona untuk ikut turun Tuan, tapi dari tadi... mereka belum juga turun." Balas salah satu di antara mereka.
Tanpa mempedulikan apapun, Aston melangkah dengan sangat cepat. Kaki panjangnya itu tidak begitu sulit untuk segera membawanya sampai ke kamarnya.
Aston membuka pintu itu dengan keras dan masuk kedalam, Jack mengikuti. Karena merasa sesuatu yang tidak beres sedang terjadi di dalam sana.
"Tuan........ " Ucap Bi Dini pucat.
"Apa yang terjadi?" Tanya Aston, serius menatap wajah pucat wanita paru baya didepannya.
"Saya memanggil Nona untuk turun menyambut Anda Tuan, tapi Nona ternyata sedang berada di dalam kamar Mandi. Saya menunggu sampai lima belas menit berlalu tapi Nona tidak keluar, Saya sudah memanggil. namun, tak ada sahutan apapun dari dalam sana Tuan." Balas Bi Dini sudah terlihat ketakutan sekarang, jangan sampai hal buruk terjadi pada Araa didalam sana.
"Apaaa!!!!!!!," Tutur Aston ikut kaget mendengar ucapan kepala pelayannya itu.
Dengan kekuatan penuh Aston mendobrak pintu kamar mandi dengan sangat kuat, Rupanya kekuatannya tidak cukup untuk dinding kaca didepannya.
"Tuan.... Anda bisa terluka, biar saya saja." Ucap Jack khawatir dengan tindakan Aston.
"Shitttt, dasar bodoh. Dia menekan tombol itu. Bagaimana bisa membukanya, kalau remote disini dibawah sekalian kedalam." Umpat Aston kesal sekaligus khawatir, Remote khusus untuk diluar, rupanya Araa dengan tidak sengaja membawanya masuk ke dalam sana. Padahal Remote untuk didalam ruangan itu juga ada.
"Jack!!!, ambil Remote cadangan kamar mandi ini. Segera!!!," Aston baru menyadari ternyata masih ada satu Remote cadangan yang disimpannya.
"Baik Tuan." Jack melangkah dengan cepat di ruangan khusus semua kunci yang diletakkan disana.
Setelah berhasil mendapatkannya, dia kembali ke dalam kamar Aston. Dan memberikan kunci tersebut.
Aston menekan salah satu tombol, hingga pintu itu berhasil terbuka. Dengan perasaan yang sulit diartikan dia hendak melangkah masuk kedalam sana.
"Mau apa kamu ikut masuk Jack!," Tutur Aston menyadari bukan hanya langkahnya, tapi Jack juga hendak masuk kedalam sana.
"Eh... Tuan." Jack seketika menyadari tindakannya.
"Keluar sekarang juga. Bi Dini, jangan lupa tutup pintu kamarnya, Istriku bisa saja tidak memakai baju." Ucapnya kemudian masuk tanpa memperdulikan dua orang yang sedang salah tingkah mendengar ucapannya.
Aston mendekati Bathup, wanita yang membuat dirinya di penuhi rasa khawatir dan cemas. Beberapa menit lalu, Sedang menutup matanya dengan tubuh terendam air.
Perlahan Aston mendekat dan mencium Aroma harum strawberry itu menyeruak di indra penciumannya.
"Araaa..... bangun, Heiii... astaga ternyata dia tertidur disini." Aston menatap wajah basah itu dengan menelisik.
dia menyentuh pipi Araa dan menggoyangkannya beberapa kali, namun, wanita itu tak kunjung membuka matanya.
"Maaf Aku terpaksa." Ucap Aston kemudian mengosongkan Bathup kemudian meraih Bathrobe dan memainkannya di tubuh Araa. itu dilakukannya sambil menutup kedua bola matanya.
bagaimanapun, Aston, tidak ingin berbuat melebihi batasnya, untuk menyakiti Araa. sebisanya dia melakukan hal itu tanpa mencuri sesuatu yang ada pada tubuh wanita didepannya ini, walau seutuhnya tubuh itu adalah miliknya.
Setelah Bathrobe berhasil dipakaikan ditubuh Araa, Aston mengangkatnya dan membawanya keluar dari dalam kamar mandi itu. menuju ranjang, dengan perlahan agar Sang pemilik tubuh tidak merasakan sakit. Aston meletakkan tubuh Araa dengan sangat hati-hati.
"Bagaimana bisa, kamu tidur dengan kondisi seperti tadi." Ucap Aston menatap wajah Araa yang sedang terlelap.
"Aku menyukai aroma ini......, Pipinya kenapa bisa merah begini." Aston menusuk beberapa kali menggunakan tangannya di kedua pipi Araa dengan gemas.
tidak menyadari kalau tindakannya itu sedikit kuat dan kasar, membuat Araa terganggu dalam tidurnya. Araa seketika membuka matanya ketika merasakan sesuatu sedang mengusiknya.
"Akhhh!!!!!!!!!!!!!!!!!!!," Teriak Araa sangat kuat, hingga menggema seisi kamar.
Aston sontak kaget hingga berdiri dari duduknya. dan salah tingkah dengan perbuatannya barusan.
"Apa yang barusan Tuan lakukan, Tuan ingin melecehkan saya ya?. mentang-mentang saya sedang tidur, Tuan malah nyari kesempatan." Umpat Araa meraih selimut menutupi tubuhnya, kesadarannya belum terkumpul sepenuhnya saat ini. dia malah dibuat kaget dengan posisi antara dirinya dan Aston.
"Siapa yang nyari kesempatan, halumu tingkah tinggi sepertinya. Tu.... Semut mengigit pipimu sampai merah begitu, saya hanya menolong. Dasar tidak tahu berterimakasih." balas Aston merangkai karangannya sendiri.
"Oh... begitu ya, maaf ya Tuan, saya sudah menuduh sembarangan. lagian Tuan pasti tidak berselera melihatku, iyakan." ucap Araa malu menyadari kalau dia sudah salah.
"Otakmu mulai pintar rupanya." Balas Aston singkat, masih pada posisinya.
"Iya Tuan, saya sudah menyadari kalau Tuan sepertinya tidak Normal seperti pria pada Um-um-nya...." Araa keceplosan, segera dia menutup mulutnya.
"Kamu bilang apa!!!!!!!!," Aston sudah berapi-api saat ini. dia lantas naik ke atas ranjang dan menindih perut Araa sambil bertumpu menggunakan kedua lututnya.
"Tuan.........!, " Teriak Araa takut.
"Katakan sekali lagi, ucapanmu barusan!!!!!!!," Ungkit Aston menatap tajam pemilik wajah yang terlihat ketakutan saat ini.
Araa menggeleng takut menatap raut wajah Aston yang terlihat sangat menakutkan baginya.
"Saya bilang katakan!!!!!!!," teriak Aston mengagetkan Araa.
"T-u-an..... saya.... saya mengatakan kalau Tuan tidak Normal seperti pria pada umumnya. karena, selama ini. Tuan kan tidak tertarik padaku." Ucap Araa dengan berani.
"Baiklah, kamu yang meminta. Araa Zesnard Phoenix." Ucap Aston kemudian mendaratkan bibirnya menyentuh bibir Araa.
Aston menggesek bibirnya di bibir Araa dengan pelan. kemudian, Aston melumatnya dengan lembut penuh perasaan. Araa sontak kaget dan mendorong tubuh Aston, namun, tenaganya terkalahkan dengan tangan kekar Aston. yang sudah menekan tangannya untuk tak memberontak.
Araa terlihat kesulitan mendapat serangan dadakan itu. Aston melakukannya dengan baik, kemudian melepaskan ciuman itu saat menyadari kalau Araa hampir kehabisan nafas.
"Ini hukuman untukmu, karena sudah mengatai hal konyol seperti tadi." Ucap Aston memandangi wajah Araa kini sudah bersemu merah. semakin merah hingga wajah putih itu berubah bak kepiting rebus.
"Banyak wanita menginginkan ciuman ini, berterimakasihlah padaku nanti." Ucap Aston lagi.
"sekarang ganti bajumu, kenapa bisa tidur di Bathup kayak tadi. sudah kayak orang mati saja." Ucap Aston kemudian turun dari ranjang itu dan keluar dari kamarnya begitu saja.
yang ditinggalkan sedang berperan dengan kejadian yang barusan terjadi padanya. ciuman, ciuman, itu ciuman pertamanya.
"Dasar Gilaaa.... Mesum..... Maniak...., benar-benar manusia sinting. bukannya minta maaf sudah lancang mengambil ciuman pertamaku, malah berbangga diri, siapa juga yang ingin dicium olehmu." Umpat Araa menatap pintu kamar yang sudah terkunci rapat itu.
"Araaa.... huhuhu.... Bibirmu sudah ngak suci lagi." Araa langsung menangis begitu saja, menyadari kalau kesuciannya direnggut, walau sebatas ciuman.
bersambung...................
hihihi akhirnya First Kiss terjadi juga, yang baca Bab ini komen yah😆. jangan lupa like komen dan Vote wkwk.