Author Almighty

“Siapa kau?” Gabrielle memicingkan matanya.

Tangan kuat yang menyergap pergelangan tangan Gabrielle itu adalah milik seorang pria berpenampilan dewa—mengenakan hanfu sutra putih berlapis jubah sutra emas dan rompi armor berhias pelindung bahu, dada, tangan, kaki, dan mahkota memukau dari emas yang sama.

Pejabat Emas! pekik Gabrielle dalam hatinya. Kemudian menurunkan pandangannya ke bawah untuk melihat pelat yang menggelantung di ikat pinggang pria itu.

Dewa Pendisiplinan.

Bersamaan dengan itu, sejumlah malaikat ketertiban mendarat di sekeliling, dipimpin Jenderal Surgawi.

Dan seketika, seluruh tempat di sekeliling mereka menjadi hening. Waktu berhenti dan seluruh gerakan membeku terkunci.

Gabrielle mengerjap dengan gelisah. Wajahnya sontak menegang. Gawat, pikirnya.

“Dewi Jian, mencampuri urusan dunia fana adalah tabu dalam dunia dewa!” Dewa Pendisiplinan menegur Gabrielle.

Tidak bisa! pikir Gabrielle, nalurinya memberitahu, "Misi ini tak boleh gagal!"

Gabrielle memaksa dirinya berpikir cepat, sambil mencoba mengulur waktu dengan omong kosongnya. “Yang lemah yang memiliki tabu, aku tak memiliki tabu!” cibirnya. Terbang bebas di enam alam adalah kekuatan dasarku, katanya dalam hati. Kemudian menjejakkan satu kakinya dan memantulkan diri, melambungkan tubuhnya ke atas.

GRAAAKKK!

Sepasang sayap berwarna biru dan putih berderak keluar dari punggungnya.

Para tentara langit serentak terperangah.

Wuah! serunya dalam hati. Ternyata bakat dasarku lumayan hebat. Kemudian terbang menukik ke arah protagonis wanita, meraup pinggang gadis itu dan melarikannya ke sembarang arah.

WUUUSSSSHHH!

Angin kencang meledak dari kepakan sayapnya, dan seketika seluruh gerakan kembali terjadi. Waktu berjalan lagi.

"Apa yang terjadi?" Orang banyak mulai bergumam. Beberapa terlihat syok mendapati badai yang tiba-tiba menderu di sekeliling mereka.

"Kenapa tiba-tiba ada angin ribut?" pekik beberapa orang.

"Gadis itu menghilang!" Salah satu pemuda yang mengeroyok Lu Xi Yuan berteriak dengan terkejut. Lalu semua orang mendadak panik.

"Tempat ini tak beres!" pekik pemuda lainnya. "Gadis itu jelemaan iblis!"

Suasana berubah gaduh. Orang banyak itu mulai terpencar, berlarian dengan ketakutan.

Pada waktu yang sama, Gabrielle sudah melambung tinggi ke awang-awang dan menghilang entah ke mana, Dewa Pendisiplinan dan para tentara langit juga sudah menghilang.

KWAAAAAAAAAAAAKK!

Lengkingan suara burung phoenix terlontar dari mulut Gabrielle ketika ia mencoba mengatakan sesuatu.

Apa yang terjadi? pekik Gabrielle dalam hatinya. Kemudian tertunduk memeriksa dirinya dan menjerit sejadi-jadinya.

KWAAAAAAAAAAAAAAAK!

Tubuhnya telah berubah menjadi seekor phoenix raksasa berwarna biru Prusia dengan bulu dada berwarna putih halus. Kedua cakarnya seperti campuran logam baja hitam dan emas dengan kuku tajam seperti pisau belati.

“Sistem sialan, kenapa tak bilang kalau terbang bebas itu artinya menjadi unggas?!” teriak Gabrielle dengan sengit. Tapi lagi-lagi yang keluar dari mulutnya hanya lengkingan suara burung.

KWAAAAAAAAAAAAAAAKKK!

Betul-betul sialan! gerutu Gabrielle dalam hatinya.

DING!

“Selamat!” Sistem Editor akhirnya muncul. “Berhasil menyelesaikan misi: adegan yang dirahasiakan. Lokasi: Biro Astronomi. 1000 poin ditambahkan!”

“Wah! Adegan yang dirahasiakan 1000 poin?” seru Gabrielle dengan gembira. “Kalau begitu, rugi sedikit juga tidak menyesal,” katanya bersemangat.

“Mengubah alur, poin B ditambah 100.” Sistem Editor menambahkan. “Menjadi tunggangan spiritual protagonis wanita, poin B ditambah 500. Total poin B Anda sekarang 51.500!”

“APAAAA?!” Gabrielle meradang.

DING!

Sebuah toten berbentuk simbol misterius bercahaya berwarna biru laut tercipta pada dahinya. Bersamaan dengan itu, pola yang sama juga tercipta di dahi protagonis wanita. Lalu kedua pola itu berkedip-kedip seperti saling berinteraksi.

“KENAPA JADI TUNGGANGAN?!” Gabrielle berteriak nyalang.

KWAAAAAAAAAAAAAAAKKK!

Lengkingan nyaring suara phoenix membahana ke awang-awang.

Setelah terbang cukup jauh, Gabrielle tiba-tiba teringat suatu tempat. Ia melayangkan pandang ke bawah dan menemukan sebuah bukit batu tinggi menjulang yang ujungnya terlihat seperti menara sebuah kastil.

DING!

Bilah notifikasi muncul di atas bukit itu, “Reruntuhan Kuno Kuil Pilar Naga.”

Itu dia! pikir Gabrielle. Itu adalah lokasi harta karun ilahi dalam novelnya. Satu-satunya artefak kuno yang dibutuhkan protagonis pria dan protagonis wanita untuk meningkatkan kultivasi mereka berada di reruntuhan itu. Harta karun langka yang akan membuat protagonis wanita mengorbankan dirinya.

Lebih baik memberikannya di awal sebelum dia bertemu dengan protagonis pria! Gabrielle memutuskan. Dengan begitu, pengorbanan tak perlu dilakukan. “Harta karun ilahi ini milikmu, Lu Xi Yuan!” katanya pada protagonis wanita. Tapi lagi-lagi yang keluar dari paruhnya hanya suara lengkingan phoenix.

KWAAAAAAAAAAAAAAAKKK!

Gabrielle menukik ke arah bukit itu dan menurunkan protagonis wanita di sana. “Di sini ada harta karun ilahi yang paling kau butuhkan, temukan harta karun itu,” katanya pada Lu Xi Yuan.

Tapi tentu saja suara yang dihasilkan hanya suara berkaok, dan protagonis wanita hanya tergagap memandanginya.

“Haish!” Gabrielle mengerang frustrasi, kemudian menjejakkan kakinya, melambungkan tubuhnya lagi ke udara dan terbang tinggi ke awang-awang. Lalu menghilang di balik awan.

Protagonis wanita mematung dengan kepala mendongak, menerawang lapisan awan di mana Gabrielle menghilang. “Burung Gaib Surgawi?” desisnya dengan ekspresi takjub.

Pola di dahinya menyala berkedut-kedut.

Gadis itu meraba dahinya dan terperangah dengan gembira. “Rune Perjanjian!” serunya penuh semangat. “Baiklah!” katanya seraya mengepalkan tangannya penuh tekad. “Karena tungganganku begitu istimewa, aku akan berusaha menjadi istimewa juga. Aku harus menjadi lebih kuat, karena hanya dengan begitu aku bisa sepadan dengan tungganganku. Aku akan giat berlatih mulai sekarang!” janjinya pada diri sendiri.

Ia mengedar pandang ke sekeliling dan tersenyum antusias. “Tempat ini lumayan bagus untuk berlatih tertutup,” katanya optimis. Kemudian mencari tempat untuk bermeditasi.

Tak jauh dari situ, ia menemukan sebuah gua di kaki gunung terdekat, sebuah sungai berair bening mengalir di depannya. Sangat cocok untuk menjadi tempat tinggal selama berlatih, pikirnya. Kemudian mulai menata tempat itu sebagai tempat tinggal.

Sementara itu, di Alam Langit…

Seorang Jenderal Surgawi diutus bersama pasukan tentara langit untuk menangkap Gabrielle.

Biro Astronomi yang biasa tenang dan hening selama ribuan tahun, terusik oleh kegaduhan.

Gabrielle belum kembali ke Biro Astronomi, dan para tentara langit menggeledah seluruh tempat.

“Apa lagi ulahnya kali ini?” erang Dewa Kematian sembari menggeleng-geleng.

“Sudah lama Biro Astronomi tidak seramai ini,” timpal Dewa Kelahiran seraya tersenyum samar.

“Sebenarnya dia pergi ke mana?” Dewa Jodoh mengusap-usap janggutnya dengan dahi berkerut-kerut.

“Departemen Perubahan Takdir!” seru salah satu malaikat pelindung di dekat pilar.

Jenderal Surgawi mengerling ke arahnya. Kemudian memanggil keluar semua pasukan. “Semuanya! Kita ke Departemen Perubahan Takdir!” instruksinya.

Para tentara langit kembali ke aula utama dan mengakhiri penggeledahan. Kemudian semuanya terbang serentak menuju Departemen Perubahan Takdir.

Dewa Jodoh menoleh ke arah malaikat pelindung tadi sambil menggerak-gerakkan telunjuknya dengan campuran ekspresi antara mencela dan berterima kasih.

Malaikat itu membungkuk dengan kedua tangan tertaut di depan wajah seraya tersenyum simpul.

“Sebenarnya dia pergi ke mana?” ulang Dewa Jodoh sekali lagi.

Kali ini tak ada yang menjawab!

Pada waktu yang sama, Gabrielle yang masih kebingungan antara harus ke mana dan harus bagaimana, belum juga memahami cara mengubah kembali wujudnya ke bentuk manusia, hanya terbang gelisah tak tentu arah sembari misuh-misuh.

“Bagaimanapun aku ini adalah Dewi Pendisiplinan Bahari. Mana boleh jadi tunggangan manusia?” gerutunya sambil melayang-layang tak jelas di langit tertinggi, mondar-mandir antara alam langit dan alam spiritual, meninggalkan suara lengkingan nyaring yang terdengar sedih menyayat hati.

KWAAAAAAAAAAAAAAAKKK!

KWAAAAAAAAAAAAAAAAAKKK…!

“Sistem bobrok sialan ini…!”

Di tengah kegusarannya, bayang-bayang Bei Tang Moran yang menggelantung di rantai berkelebat berkali-kali, menambah berantakan isi kepalanya.

Mungkin sebaiknya kucari dia saja! pikirnya. Dia adalah Dewa Reinkarnasi, pasti tahu cara mengubah wujud sialan ini!

Ia meliukkan tubuhnya dan melesat kembali menuju alam spiritual, tapi begitu sampai di langit kediaman Bei Tang Moran, kebimbangan menyergap dirinya lagi.

Bagaimana kalau dia tidak mengenaliku? pikirnya.

Kemudian membumbung tinggi hingga mencapai nebula.

“Wuaaaaaahhh!” serunya dengan takjub. Seketika wajahnya berubah dengan cepat. Pemandangan itu berhasil mengalihkan seluruh dunianya yang sedang kacau balau.

Untuk sesaat ia dicekam euforia gila, terbang bebas seakan sedang menari di Langit Di Luar Langit.

KWAAAAAAAAAAAAAAAKKK…!

Lengkingan suaranya terdengar sedikit lebih ringan dan ceria, sementara tubuhnya melambung lebih tinggi lagi, dan… sampai di Serambi Ketua.

Gabrielle terbang berputar di atas serambi itu, mengamati bangunan kecil terpencil di tengah-tengah lautan awan berwarna-warni bertabur serbuk cahaya berkelap-kelip.

Apakah ini Serambi Ketua? pikirnya tidak begitu yakin.

Setelah mengamati dalam waktu yang lama, ia akhirnya yakin yang ditemukannya adalah Serambi Ketua.

Tidak salah lagi! katanya dalam hati. Gazebo di Nebula hanya ada satu…

Seketika Gabrielle lupa bahwa satu-satunya penghuni nebula adalah Host Bei Tang Moran!

Karena terlalu gembira, ia menukik penuh semangat dan menyeruak ke arah gazebo itu.

WUUUSSSSHHH!

Ledakan cahaya berwarna emas berbentuk lingkaran berpendar ke sekeliling gazebo, melontarkan energi tekanan mahadahsyat yang menyapu segala sesuatu di sekitarnya dalam radius ribuan meter.

Gabrielle tak terpengaruh!

Tapi karena terkejut dan tiba-tiba teringat siapa penghuni kuil itu, Gabrielle tersentak dan jatuh terjengkang dengan cara memalukan.

BRUAAAAAK!

DING!

Dalam keadaan itu, Sistem Editor tiba-tiba muncul. “Anda telah memicu misi baru. Misi kedua adegan yang dirahasiakan. Lokasi: Paviliun Reinkarnasi.”

“#$!@~”