"maaf Tuan Muda, karena kesalahpahaman ini. Anda harus menikahi saya." Ucap Carine Anastasya Conwer dengan tatapan sendu.
"Aku tidak butuh maafmu Carine Anastasya, nama palsumu itu tidak bisa mengelabuiku. dan satu lagi, jangan mimpi untuk menjadi istri spesialku. kau bukan tipe, selera, dan wanita yang kucintai. paham!" Tekan Reno Zesnard Phoenix dengan mata menatap tajam.
"Baik Tuan, saya tahu posisi saya." Ujar Carine Anastasya Conwer seraya menundukkan kepala.
Notes: biar tidak bingung, dianjurkan untuk baca novel pertama dengan judul 👉SUAMIKU CEO TAMPAN BERDARAH MAFIA. agar ceritanya nyambung dan teman-teman tidak bertanya-tanya untuk beberapa isi cerita yang mungkin tak dijelaskan secara rincih, termasuk beberapa tokoh cerita yang tak di detail kan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momy ji ji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tuan Muda??
Setelah berbincang dengan Alan, Reno berlalu ke kamar untuk beristirahat. Hari ini cukup melelahkan. dan setibanya di kamar, Reno menarik selimut yang menutupi tubuh Carine dan membiarkan Carine tidur tanpa selimut. Lalu Reno menutup tubuhnya dengan selimut seorang diri.
Hampir di jam tiga pagi, suhu dingin mulai meningkat drastis. Hal itu membuat Carine merintih kedinginan, Reno yang terbangun karena mendengar napas keras Carine, “heii bangun!”suruh Reno menggerakan tubuh carine kuat. “bangun!!” teriak Reno dengan suara meninggi.
“Tuan Muda, apa yang anda inginkan di malam-malam begini.” Tutur Carine mengucek matanya beberapa kali. “pakai ini!” Reno melempar selimut ke wajah Carine. selimut cadangan yang Ia ambil di dalam lemari, Reno enggan untuk memakai satu selimut dengan Carine.
“ya ampun Tuan Muda. Hanya ini saja anda membangunkan saya.” gerutu carine dengan wajah jengkel. “heh, napas badakmu itu mengganggu tidurku tau gak.” Timpal Reno tak suka.
“itu pakai dan tidur, gausah banyak omong.” Ujar Reno mulai naik Kembali ke atas tempat tidurnya.
“padahal kan Anda tinggal pakaikan saya, tanpa harus membangunkan segala.” Tutur Carine melirik Tuan Muda dengan ekor mata. sambil tangannya menarik selimut menutupi tubuhnya.
Reno yang baru menaruh kepala di bantalnya dengan posisi memunggungi Carine langsung berbalik dan menatap Carine intens, “kau bilang apa?” kata Reno memicingkan matanya. “pakainkan kamu selimut?, aku bukan pelayanmu!. Aku Tuan Muda phoenix. Berani sekali kamu menyuruhku.” Ujar Reno dengan nada tidak suka.
“Tuan Muda!” kini suara Carine menimpali ucapan Reno dengan menaikan sebelah alisnya, “kenapa?” tanya Reno dengan wajah menukik tajam. “ya, anda Tuan Muda, kalau gitu saya tidur Tuan Muda.” Tutur Carine setelahnya dan mulai membelakangi Reno. Carine mengukir senyum, pasti Tuan Muda kesal, Batinnya.
Reno yang masih menatap pergerakan Carine diam-diam mengulas senyum tipis, lalu dia juga Kembali tidur. Akhirnya kedua orang itu menemui mimpinya masing-masing.
Keesokan harinya…..
Carine yang bangun lebih awal, setelah membersihkan diri. Carine memilih untuk membuat sarapan pagi didapur, berkutat dengan para pelayan yang juga sedang menyiapkan sarapan untuk Tuan Muda.
Di dalam kamar, Reno menggeliat pelan kemudian bangun. Ia melirik jam di dinding sudah pukul jam tujuh pagi dan Ia akan ke kantor di jam delapan nanti. dengan segera Reno menuju kamar mandi. Baru saja tiba di dalam kamar mandi. Reno memerhatikan sebuah benda yang tergantung di hanger, segitiga berwarna merah dengan bra yang memperlihatkan dua pembungkus gunung indah yang entah milik siapa. “shit! Siapa yang menaruh benda Keramat ini disini.” Umpat Reno, juniornya seolah merespon keinginnya. Berdiri tegak dibawah sana yang siap menerkam mangsa. apalagi dirinya sudah tidak bergulat begitu lama. Ya, sekitar dua bulanan kalau dihitung.
“apa ini miliknya.” Ucap Reno meraih Bra merah mencolok dan memerhatikannya dengan seksama, “dia punya ukuran yang lumayan juga rupanya,” tutur Reno menelan saliva dengan pikiran menerawang, memikirkan besarnya buah dada Carine sesuai dengan pembungkusnya ini.
“kurang ajar, dia sedang mempermainkanku?. Sudah kubilang tubuh jeleknya itu tidak membuatku berselera.” Ujar Reno jadi kesal lagi, Reno melempar bra Carine ke sembarang tempat. Ia akan memanggil pelayan untuk menyingkirkan benda itu dari kamar mandinya
Setelah selesai mandi dan memakai setelan kantor, Reno menuju lantai satu dan melangkah menuju meja makan yang sudah ada Carine disana. “dasar wanita jorok! Lain kali jangan menaruh sembarangan pakaian dalammu di kamar mandi.” Ujar Reno sembari meraih piring untuknya sendiri.
“maaf Tuan Muda, saya lupa.” Tutur Carine menyantap nasi goreng buatanya. Pasti otak mesum anda itu traveling ke mana-mana kan Tuan Muda. Batin Carine puas mengerjai Tuan Muda. Carine memang sengaja melakukan hal itu.
“hmmmm, makan apa?” tanya Reno melihat Carine yang makan sangat lahap. Carine menunjukan isi piringnya tanpa mau menjawab pertanyaan Tuan Muda. “mana punya ku?” tanya Reno yang melihat menu di atas meja, tapi tidak ada nasi goreng seperti yang sedang di makan Carine saat ini.
“tidak ada.” Jawab Carine mulai makan dengan ekspresi dibuat-buat, seolah nasi gorengnya makanan yang paling enak saat ini. “ini saya yang buat sendiri, kalau Tuan Muda mau minta ke pelayan.”tutur Carine dengan berani, toh, pria itu tidak minta dibikinkan juga.
Reno kesal, lalu mengambil kasar piring Carine, “Tuan Muda apa yang anda lakukan? Kembalikan nasi goreng saya,” ucap Carine dengan mulut yang masih penuh. Melihat Tuan Muda duduk dikursinya dan menyantap makanan Carine.
‘heii Tuan Muda, itu bekas mulutku.’ Teriak Carine dalam hati. Sembari menatap Tuan Muda dengan tatapan aneh.
“makan yang lain,” jawab Reno masih menyantap makanannya. Reno mengulas senyum melihat wajah kesal Carine.
‘dasar Tuan Muda nyebelin, tidak sadar apa, kalau dia sedang menikmati bekas mulutku.’ Batin Carine mengumpat.
Setelah sesi sarapan pagi yang menyebalkan, kini Carine juga sudah berpakaian rapih. menggunakan kemeja polos berwarnah biru muda dengan celana jeans putih sembari menenteng purse di tanganya, rambutnya tergerai indah, hanya menggunakan make up tipis. Carine berdiri di depan pintu mansion menunggu seseorang mengantar mobilnya ke mansion Taun Muda.
Reno dan Alan yang kebetulan baru keluar dan akan berangkat ke kantor, berpapasan dengan Carine di depan pintu utama. Carine menyingkir ke samping untuk membiarkan dua tubuh tinggi itu melangkah keluar.
“mau kemana kamu?” tanya Reno menatap nanar penampilan Carine yang sudah terlihat berbeda dari yang tadi wanita itu kenakan.
“bertemu seeorang Tuan Muda,” jawab Carine acuh tak acuh sembari menatap layar ponselnya. Tidak memperdulikan tatapan menajam Tuan Muda.
“siapa?” tanya Reno penasaran.
“teman lama.” Jawab Carine lagi. Masih sibuk menatap layar ponselnya tanpa mau menoleh ke Tuan Muda.
“iya siapa? Bodoh atau bagaimana kamu itu.” Sebal Reno, kan bisa langsung katakan siapa orangnya, atau nama misalkan.
“Maxilian Tuan Muda.” Jawab carine sembari menatap wajah Tuan Muda.
Setelah mendengar nama yang diucapkan oleh Carine, Reno lantas meninggalkannya begitu saja, sekertaris Alan menyapa Nonanya sekilas kemudian mengikuti Langkah Tuan Muda. Membuka pintu mobil Tuan Muda lalu Reno pun masuk kedalam. Setelah Alan ikut masuk dan duduk dikursi kemudi. “Alan cari tahu siapa Maxilian,” ujar Reno menatap Carine dari kaca mobil.
“baik Tuan Muda,” jawab Alan seraya tersenyum simpul. “langsung ke kantor atau anda ingin singgah ke suatu tempat terlebih dahulu Tuan Muda.” Ujar Alan.
Disaat yang bersamaan, mobil Carine memarkir di depan mobil Tuan Muda. “kita ikuti dia.” Ujar Reno kemudian diangguk Alan.
Carine masuk ke dalam mobilnya. “ke restorant ini kim,” tutur Carine ke asistennya. Kemudian mobilnya melaju di depan tanpa sadar di ikuti Tuan Muda. Karena sedari awal Carine tak memperdulikan keberadaan pria itu.
...Bersambung……....