Wonderful Angela

Drrrd drrrd drrrd

Ponsel Angela bergetar, ada sebuah panggilan masuk dari Kenan.

"Hallo..." sapa Angela kala sambungan telepon mulai terhubung.

"Hallo Angela, kamu sudah sampai mana?" tanya Kenan dari ujung telepon.

"Ini aku baru mau berangkat." jawab Angela.

"Mau aku jemput?" Kenan menawarkan.

"Tidak usah! Kita ketemu di bioskop saja!" tolak Angela dengan tegas.

Tidak mungkin Angela membiarkan Kenan datang ke rumah. Karna papa Edward bisa membunuhnya kalau ia sampai tahu Angela akan jalan dengan seorang pria.

"Ok. Aku tunggu kamu di bioskop ya." ucap Kenan sebelum menutup sambungan teleponnya.

"Ok." balas Angela.

Angela tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya berdiri, padahal telepon dari Kenan sudah berakhir sejak beberapa menit yang lalu. Gadis itu merasa bingung dengan apa yang harus ia lakukan sekarang.

"Aduh, bagaimana ini? Aku harus ngasih alasan apa supaya papa mengizinkan aku pergi keluar?" gumam Angela sembari meremat ujung-ujung jarinya.

Sebenarnya Angela sudah siap untuk pergi, tapi gadis itu masih bingung harus memberi alasan apa pada sang papa agar ia diizinkan pergi keluar rumah. Apalagi di malam hari seperti ini.

"Ah, Aku tahu!" Seru gadis bermata biru itu saat mendapatkan sebuah ide cemerlang.

"Aku bilang saja mau nonton pertandingan pencak silat Khalisa. Pasti papa mengizinkan." cicit Angela dengan mata berbinarnya. Kemudian Angela berjalan mendekati sang papa yang sedang sibuk memainkan ponselnya dengan perasaan tak menentu.

"Pah, Angela boleh gak nonton pertandingan Khalisa? Malam ini Khalisa ikut pertandingan pencak silat tingkat nasional. Jadi Angela mau kasih dia semangat." dusta Angela dengan begitu meyakinkan.

"Iya boleh, tapi pulangnya jangan terlalu malam! Salam dari papa buat Khalisa." ujar Edward tanpa menatap ke arah Angela sama sekali.

"Beneran pah?" tanya Angela memastikan. Angela tak menyangka akan semudah itu meminta izin pada sang papa yang terkesan tegas dan disiplin.

"Tentu saja boleh, Khalisa kan sahabat kamu dari kecil. Masa kamu tidak datang memberi dukungan di hari bersejarah dia."

Deg!

Angela merasa tersentil saat mendengar ucapan sang papa. Bukannya datang memberi dukungan untuk Khalisa, Angela malah menggunakan nama sahabat baiknya itu agar diizinkan pergi keluar.

"Iya pah, terima kasih. Angela pamit dulu ya." gadis itu mencium punggung tangan sang papa dengan takzim.

"Tapi ingat, pulangnya jangan malam-malam! Jam 22.00 malam kamu harus sudah sampai di rumah." Pesan pria berahang tegas itu.

"Siap pah." Angela menganggukan kepalanya dengan patuh. Kemudian segera pergi ke bioskop dengan menggunakan taksi online yang sudah ia pesan sebelumnya.

"Yes! Berhasil." seru gadis cantik itu saat taksi online yang dikendarainya sudah berjarak lumayan jauh dari rumah.

"Maafin aku Khalisa. Aku terpaksa memakai nama kamu supaya papa mengizinkan aku pergi ke luar." cicit Angela disertai senyuman yang tersungging di bibir pink alaminya.

***

***

20 menit kemudian, Angela tiba di bioskop XXX. Kenan sudah tiba lebih dulu di sana, pria itu menyambut kedatangan Angela dengan senyumnya yang lebar.

"Akhirnya kamu datang juga." ucap Kenan setelah cukup lama menunggu.

"Sorry ya aku terlambat. Kamu udah lama nunggu ya?" tanya Angel dengan napas terengah-engah karna habis berlarian dari area parkir menuju gedung bioskop.

"Gak kok, aku juga baru dateng." dusta Kenan. Padahal ia sudah menunggu hampir satu jam lamanya.

"Ayo masuk! Filmnya sudah dimulai dari tadi loh." ajak Kenan, kemudian mereka berdua masuk gedung bioskop sembari bergandengan tangan.

Kenan sudah membeli tiket sebelumnya jadi mereka hanya tinggal masuk saja. Sebuah film berganre romantis sengaja Kenan pilih dengan harapan hubungannya dengan Angela bisa berakhir romantis seperti film yang akan mereka tonton kali ini.

Waktu berlalu begitu cepat. Setelah film yang mereka tonton selesai, Angela dan Kenan segera keluar dari gedung bioskop dengan wajah sumringah.

"Filmnya keren banget ya, bikin melting." ucap Angela dengan wajah yang merona merah. Gadis itu terbayang adegan romantis antara pemeran pria dan wanita yang baru saja ia tonton di film.

Keputusan Kenan memilih film berganre romantis sangatlah tepat karna Angela sangat menyukai film tersebut.

"Jadi kamu suka film berganre romantis ya?" tanya Kenan.

"Gak juga sih, biasanya aku lebih suka nonton film horor." balas Angela.

"Kalau begitu lain kali kita nonton film horor aja. Pas adegan setannya keluar kamu boleh peluk aku kok supaya gak takut." ucap Kenan diakhiri senyum smirknya.

"Yakin? Yang ada kamu yang bakal ketakutan nanti." ledek Angela. Ia yakin Kenan tak akan seberani itu.

"Kalau begitu aku yang akan peluk kamu." goda Kenan. Keduanya saling menatap penuh arti.

"Aku harus pulang." Angela memutuskan tatapan itu lebih dulu.

Jam sudah menunjukan pukul 21.30 malam, Angela sudah berjanji pada sang papa untuk tidak pulang terlalu larut.

"Baiklah, tapi aku akan mengantar kamu pulang karna ini sudah malam. Aku takut terjadi sesuatu kalau kamu pulang sendirian." modus pria itu yang sebenarnya ingin menghabiskan waktu lebih lama dengan Angela.

"Hem. Tapi kamu turunin aku di depan minimarket dekat rumah aku aja ya. Jangan sampai depan rumah." pinta Angela.

"Kenapa begitu?" Kenan mengerutkan dahinya karna merasa aneh dengan permintaan Angela.

"Karna aku gak mau papa aku marah. Papa pasti marah kalau tahu aku diantar pulang sama cowok." balas Angela apa adanya.

"Baiklah." Kenan tak ingin membantah, yang penting ia bisa mengantar Angela pulang.

Angela dan Kenan kembali bergandengan tangan sembari melangkah menuju arah parkiran.

"Kenapa berhenti?" tanya Angela saat pria itu tiba-tiba menghentikan langkahnya.

"Angela, apa kamu sudah ada jawaban atas pertanyaan aku tadi siang?" tanya Kenan sembari menatap netra biru gadis cantik di hadapannya. Angela hanya tersenyum tanpa memberi jawaban.

"Kalau diam berarti jawabannya iya, sekarang kamu resmi jadi pacar aku." tegas kenan, sembari menggenggam tangan Angela erat.

"Mana bisa begitu, akukan belum memberi jawaban."

Angela sampai mengernyitkan dahinya saat mendengar pernyataan Kenan yang terkesan memaksa.

Sebenarnya Angela sangat ingin berkata "Iya" tapi larangan dari sang papa yang melarang dirinya untuk pacaran, cukup membuatnya ragu.

"Bisa dong sayang, apa sih yang tidak bisa dalam cinta?" Kenan menirukan ucapan tokoh pemeran pria dalam film yang baru saja mereka tonton.

"Ya ampun Kenan romantis banget sih, kalau begini caranya aku mana bisa nolak." batin Angela dengan wajah yang sudah merona merah.

Angela terpesona dengan ucapan serta ketampanan pria di hadapannya itu.

"Baiklah, aku mau jadi pacar kamu." lirih Angela sembari menundukan.

Kenan mendekatkan posisi mereka hingga kini wajah mereka hanya berjarak satu jengkal saja, membuat Angela bisa merasakan aroma napas Kenan yang beraroma mint menerpa wajahnya.

"I love you Angela." Kenan membenamkan bibirnya di bibir pink alami milik Angela dengan lembut. Kedua insan yang sedang dimabuk cinta itu saling bertukar saliva penuh dengan cinta dan kehangatan.

Bersambung.