Elise, Luca dan Rein. Mereka tumbuh besar disebuah panti asuhan. Kehidupan serba terbatas dan tidak dapat melakukan apa-apa selain hanya bertahan hidup. Tapi mereka memiliki cita-cita dan juga mimpi yang besar tidak mau hanya pasrah dan hidup saja. Apalah arti hidup tanpa sebuah kebebasan dan kenyamanan? Dengan segala keterbatasannya apakah mereka mampu mewujudkannya? Masa depan yang mereka impikan? Bagaimana mereka bisa melepaskan belenggu itu? Uang adalah jawabannya.
Inilah kisah mereka. Semoga kalian mau mendengarkannya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yeffa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3. Petualangan Part 1
Suasana damai setelah dua hari yang lalu Elise berbaikan. Hari-hari pun terasa menyenangkan. Seperti hari-hari lainnya, Elise pun makan malam bersama lagi dengan perasaan senang. Semua anak fokus pada makanan yang ada didepannya. Menikmati makanan yang tersedia ala kadarnya. Hanya tersedia sup encer disini dengan satu dua potongan kentang berukuran kecil. Rasanya pun hambar. Tidak ada lauk pauk. Atau apapun itu. gelas-gelas hanya terisi air putih. Anak-anak lain terlihat menikmati. Yah, karna hanya makanan ini saja yang selama ini mereka makan sedangkan Elise yang sudah menikmati lumayan banyak rasa makanan modern merasa ini penyiksaan tapi mau bagaimana lagi. Hanya ini yang tersedia. Elise menyuap sup encer itu dengan malas. Menatap sekitar yg masih terlihat lahap menikmati sup encer.
"Rasanya hambar." Bisik Rein kepada Luca.
"Mau bagaimana lagi. Hanya ini yang tersedia bukan? Kentangku belum tumbuh. Mungkin butuh beberapa Minggu lagi baru bisa kita panen. Semoga saja panen besar." Luca menatap sup encer dengan pasrah.
"Bukankah lebih baik berburu rusa. Kudengar dihutan Murbo banyak rusa liar berkeliaran disana." Bisik Rein menimpali.
"Bagaimana jika kita berburu besok. Saat kerja bakti berlangsung." Sambung Elise. Dibalas anggukan Luca. Sepakat, besok mereka akan berburu.
Makan malam selesai dengan cepat. Anak-anak berhamburan masuk kedalam kamar yang masing masing dihuni oleh 3-4 anak. Tidak ada hal yang bisa dilakukan saat malam hari selain tidur atau berbincang dengan teman sekamar. Karena cahaya lilin yang redup membuat segalanya terbatas. Ini pula yang Elise sebalkan. Disini tidak ada listrik dimana mereka hanya bisa mengandalkan cahaya matahari ataupun lilin. Elise menguap beberapa kali mendengar mereka yang masih sibuk membahas rencana perburuan esok hari. Suara mereka mulai terdengar seperti berbisik ditelinganya hingga malam larut malam. Elise mendengus kesal atas diskriminasi ini, mereka tidak membiarkan dirinya untuk ikut menyiapkan strategi. Elise tidur di kasur paling ujung diantara tiga kasur yang dijejerkan hingga akhirnya Elise memutuskan untuk tidur lebih dulu karena terlalu lelah tanpa mendengar kan lagi apa rencana panjang mereka. Yah walaupun sebenarnya rencana itu sangatlah sederhana. Rencana yang mungkin hanya terdengar seperti candaan bagi orang dewasa tapi dengan berani mereka lakukan.
****
Desa yang Elise tinggali bernama Carugon. Desa yang memiliki begitu banyak mitos yang tersebar dikalangan masyarakat desa. Desa ini juga dikelilingi tembok setinggi seratus meter dan luasnya hampir 500km² yang membentuk sebuah kotak persegi jika dilihat dari atas. Dengan dipusatnya terdapat rumah bangsawan yang berwenang atas keseluruhan desa ini. Jika tidak salah bermarga count. Diluar itu dibagian Timur terdapat lapangan luas sebelum akhirnya terdapat sungai kecil yang mengalir entah darimana sampai mana. Elise dan anak panti lainnya belum pernah menjelajahi dunia luar selain panti. Karena sebenernya tidak ada anak yang boleh keluar panti tanpa seizin ibu kepala dan didampingi oleh wali. Biasanya yang menjadi wali adalah Carla atau staff lainnya. Salah satu pengasuh di panti yang masih muda dan juga baik hati.
Tujuan mereka saat ini adalah hutan Murbo. Hutan Murbo terletak di Utara, desa Carugon, berbatasan dengan beberapa pegunungan mistis.Luasnya yang tidak terhingga karena belum ada yang bisa mengetahui ujung hutan hingga saat ini. Hutan lebat dengan pohon-pohon menjulang tinggi, sungai-sungai yang berliku-liku, dan gua-gua gelap. Bersuhu lembap dan misterius, dengan kabut tebal yang sering menghantui. Terdapat pohon-pohon kuno seperti Kayu Putih, Beringin, dan Kamper, serta tanaman liar seperti Lumut Suci dan Bunga Bayang.
Konon katanya terdapat berbagai Makhluk di Hutan Murbo Seperti Naga Api,Makhluk legendaris yang menjaga hutan dari kejahatan. Kucing Bayang, Makhluk kecil yang dapat berubah menjadi bayangan. Burung Raksasa, Burung dengan sayap lebar yang dapat mengangkat manusia. Ular raksasa yang dapat mengendalikan air. Goblin,Makhluk kecil yang suka bermain trik dan mencuri. Peri Hutan, Makhluk kecil yang menjaga keseimbangan alam. Roh Hutan, Makhluk tak kasat mata yang menjaga hutan dari kehancuran.
Konon disana juga terdapat Tempat-Tempat Penting seperti Pohon Tua, Pohon kuno yang dianggap suci oleh penduduk desa. Gua Misterius, Gua yang diisi dengan kristal-kristal yang bersinar. Sungai Ajaib, Sungai yang airnya dapat menyembuhkan penyakit. Danau Terlarang,Danau yang dianggap tabu oleh penduduk desa.
Dengar-dengar banyak hewan buas dan juga tanaman herba disana. Banyak petualang lepas mencari uang disana. Beberapa anak panti yang sudah dewasa sebelum Elise dan teman seangkatannya masuk juga menjadi petualang ataupun buruh di salah satu bar atau butik.
Dibagian barat terdapat distrik mewah dan pusat perbelanjaan bagi para bangsawan di desa ini melakukan perbelanjaan atau yang lainnya. Diluar tembok hanya terdapat jalan menuju area desa sekitar dan jalan desa menuju ibukota. Bisa dibilang itu kawasan elit dimana rakyat jelata seperti mereka dilarang pergi kesana. Kemudian dibagian selatan berbanding terbalik dengan barat yang merupakan area bangsawan.
Bagian selatan dihuni oleh masyarakat miskin dan kumuh. Dimana tempat penjudian, prostitusi dan kejahatan lainnya beredar bebas disana. Jadi jika dibandingkan anak panti asuhan dengan orang diwilayah selatan status anak-anak di panti hanya lebih baik sedikiiit saja dibanding mereka. Semua informasi ini Elise dapat dari buku cerita yang dibacakan Carla beberapa waktu lalu saat Elise mendengarkan kisah dan sejarah desa Carugon.
Hutan Murbo itulah tujuan Elise dan lainnya, Sejak tadi pagi Luca dan Rein rusuh sendiri. Menyiapkan tas kecil dan mencuri pisau dapur serta beberapa potong roti untuk makan siang persiapan untuk pergi kehutan. Rencananya mereka akan pergi melalui lubang kecil yang sudah mereka gali jauh jauh hari didekat pohon besar dibelakang panti. Memang area itu jarang terjangkau oleh orang panti karena tidak ada apapun disana. Dan anak-anak takut kepada pohon itu karena banyak desas desus bahwa pohon itu berhantu dan menyeramkan. Jadilah mereka melakukan itu. Saat ini semua orang sedang sibuk melakukan bersih-bersih sedangkan mereka izin beralasan sakit perut. Jadilah mereka diharuskan berdiam diri di kamar saja. Sementara Elise tetap pergi untuk melakukan kerja bakti. Elise tidak bisa ijin dengan hal yang sama jadinya Elise harus mencari alasan sendiri agar dirinya bisa tetap ikut. Elise bergerak perlahan tapi pasti dengan menyapu. Menyapu halaman hingga dekat panti seraya mengendap-endap pergi ke pohon besar itu.
Rein dan Luca sudah disana lebih dulu. Menatap sekitar, meyakinkan bahwa semuanya baik-baik saja. Tidak ada yang melihat pergerakan mereka. Awalnya Elise fikir bagaimana mereka bisa tidak ketahuan ada disana. Saat melihat jendela kamarnya yang terbuka lebar dengan tali menjuntai di atas pohon dirinya pun tersadar. Astaga Rein dan Luca melemparkan tali dari jendela ke pohon yang jaraknya 3 meter dari dahan pohon besar itu. Kemudian meluncur dari dahan ke tanah dengan tali lainnya. Sungguh cerdik dan berbahaya. Heiii.. sungguh tidak layak ditiru anak-anak apalagi umurnya 5 tahun.
"Ayo bergegas sebelum ketahuan." Ucapnya pelan. Elise masih mengawasi dari jauh dibalik semak-semak takut ketahuan oleh orang-orang yang masih berlalu lalang disudut panti yang terlihat dari semak-semak.