NovelToon NovelToon
Marriage With CEO

Marriage With CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Pelakor jahat
Popularitas:13k
Nilai: 5
Nama Author: dwinabila04

Tampan, Kaya, dingin, dan Cuek

Itulah yang bisa menggambarkan sosok Aston Max Matthew yang hampir sempurna. Siapa yang tidak mengenal sosok Aston yang begitu banyak di sukai kaum hawa siapapun yang melihatnya pasti akan langsung jatuh cinta kepadanya. Tapi yang mengenal Aston dia adalah pria yang pemarah, suka mengatur, cuek dan tidak suka jika ucapannya di tentang.


Cantik, Polos, dan Pendiam

Seperti itulah sosok wanita bernama Ayana Yovanka, Wanita yang sudah mandiri sejak kepergian ayahnya yang sudah lama meninggal. Di mana Ayana harus bekerja keras untuk pengobatan sang bunda yang sudah lama sakit. Namun takdir berkata lain ketika saat Ayana di pertemukan dengan pria yang bernama Aston yang mengubah semua takdirnya.


Tapi di suatu kejadian membuat mereka menjadi dekat, akankah kisah mereka seperti kisah novel yang berakhir happy ending atau malah menjadi sad ending?

Ikutin cerita Marriage With CEO.


Update sesuka hati❤️

Start 14 Desember 2024

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dwinabila04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Marriage With CEO | 33. Happy with you

"Ayana sedang apa kamu?" tanya nyonya Rosvelina yang melihat Ayana hendak mengangkat bak mandi bekas memandikan bayinya.

"Ayana ingin buang airnya, Ma." Jawab Ayana.

"Jangan! Ingat kamu belum pulih pasca operasi mu jadi jangan coba-coba mengangkat bak itu sendiri." Ucap nyonya Rosvelina.

"Di mana Aston?" tambah nyonya Rosvelina.

"Aston sedang berada di kamar toilet, Ma." Jawab Ayana.

Nyonya Rosvelina membuang bekas mandi cucunya dan menatap Ayana. "Sayang, apa kamu tau jika wanita selesai melahirkan secara cesar maka ia tidak boleh mengangkat benda berat entah kini atau nanti. Jadi jangan coba-coba untuk mengangkat benda berat seperti ini lagi, ya." Nasehat nyonya Rosvelina kepada Ayana yang mungkin belum mengerti.

"Ada apa, Ma?" tanya Aston saat keluar dari toilet dan mendengar suara keributan.

"Apa kamu tau jika Ayana hampir mengangkat bak mandi ini," ucap nyonya Rosvelina.

Aston menghampiri Ayana. "Maafkan aku sayang aku tidak tau jika kamu akan memandikan anak kita."

"Tidak apa-apa sayang," ujar Ayana menenangkan Aston.

Setelah semua urusan selesai Aston pergi bekerja. Yang sebelum mempunyai anak Aston hanya akan mencium Ayana namun sekarang ia harus mencium kedua buah hati mereka yang sedang tertidur pulas setelah mandi dan menyusui.

"Ayah pergi dulu ya sayang. Jangan membuat Bunda stress, ya." Ucap Aston mencium kedua anak mereka.

"Aku pergi dulu." Kecupan di kening Ayana menjadi rutinitas terakhir sebelum Aston berangkat bekerja.

Ayana tidak bisa mengantar Aston karena ia harus menjaga anak kembar mereka yang sedang tertidur pulas. Walaupun tempat tidur kedua anak Aston tidak sekamar dengan mereka namun kamar mereka terhubung dengan kamar Aston juga Ayana jadi Ayana bisa leluasa mengecek kondisi bayi mereka jika mereka sedang rewel.

Pagi ini Ayana tidak masak seperti biasanya karena semua sudah di kerjakan oleh mertuanya yang memang sengaja menginap di sini untuk mengurus Ayana. Nyonya Rosvelina tidak keberatan melakukan hal itu karena semuanya demi menantunya dan juga kedua cucunya.

Setelah sarapan dan juga mandi Ayana membawa anaknya untuk berjemur sebentar walaupun mereka tertidur namun tidak apa-apa karena tidak menganggu mereka.

...•••...

Hadwin mengerutkan keningnya saat melihat Aston yang sedari tadi senyum-senyum terus menerus membuat Hadwin bingung dengan sikap Aston.

"Ada apa?" tanya Aston yang melihat wajah Hadwin.

"Tidak apa-apa," jawab Hadwin.

"Oh, saya lupa memberitahu anda soal rapat kita ke Hongkong untuk hari Rabu," tambah Hadwin.

"Rabu kapan?" tanya Aston.

"Rabu Minggu ini," jawab Hadwin.

"Kenapa jadi mendadak sekali?"

"Kolega yang anda ajak bekerjasama sudah menyetujui kerjasama yang anda buat. Jadi mereka ingin anda datang ke sana untuk tanda tangan kontrak." Jawab Hadwin.

Entah kenapa Aston tidak ingin pergi jauh-jauh dari keluarganya namun jika Aston tidak pergi maka semua hasil kerja kerasnya akan terbuang sia-sia. Itu tidak mungkin Aston lakukan dan ia harus profesional untuk bisa mencukupi kebutuhan keluarga kecilnya. Walaupun harta yang Aston miliki sudah begitu banyak namum Aston ingin membuat keluarganya tidak kekurangan apapun itu.

"Baiklah jadi jam berapa kita akan berangkat?" tanya Aston.

"Jam sepuluh pagi kita sudah berangkat, tuan." Jawab Hadwin.

"Baiklah kalau begitu. Siapkan semua."

"Baik, Tuan."

Hadwin keluar dari ruangan Aston untuk melanjutkan pekerjaannya selanjutnya. Sedangkan Aston pun melanjutkan pekerjaannya yang sudah menumpuk begitu banyak karena kejadian di mana Ayana mengalami koma semua pekerjaan Aston banyak yang menumpuk maka dari itu untuk hari ini Aston akan mengerjakan semuanya. Karena besok ia harus pergi ke Hongkong untuk bertemu dengan rekan bisnisnya.

Dengan kacamata yang bertengkar di hidungnya membuat ketampanan ayah dua anak ini bertambah tampan membuat siapa saja akan terpesona oleh ketampanan Aston. Karena wajah Aston tidak menunjukan jika Aston berusia tiga puluh tahun.

...•••...

Di sisi lain seorang ibu sedang mengendong anak gadisnya yang sedang rewel semenjak tadi membuat Ayana kebingungan sendiri karena saat Ayana memberikan asinya Aurora tidak ingin menyusui namun Aurora tidak henti menangis sejak tadi membuat Ayana kebingungan. Karena Aurora menangis sejak sore tadi dan hingga menjelang malam pun Aurora tak henti menangis.

"Ada apa, Nak?" tanya nyonya Rosvelina yang menghampiri Ayana di gazebo.

"Tidak tau Ma sejak tadi Aurora tidak berhenti menangis,"

"Apa dia haus?"

"Seperti tidak Ma, karena Aurora tidak ingin menyusu."

"Apa dia pup?" tanya nyonya Rosvelina lagi.

"Tidak, Ma." Jawab Ayana.

"Kalau begitu biar sama Mama aja dulu." Nyonya Rosvelina mengambil Aurora dari gendongan Ayana. Namun bukannya semakin tenang Aurora semakin menangis begitu kencang.

"Ayo kita bawa Aurora ke dokter," ucap tuan Grayson yang datang dari belakang.

"Baiklah, ayo kita bawa Aurora ke dokter," ujar nyonya Rosvelina.

"Kalau begitu Ayana siap-siap dulu." Ayana berlari pelan untuk berganti pakaian dan juga mengganti pakaian Arlo.

Ayana tidak ingin jika Arlo sendiri di rumah dengan para pelayan. Bukan Tidka percaya namun Ayana tidak tenang jika anaknya yang masih bayi berada di rumah sendirian.

Saat Ayana sudah berada di mobil bersama kedua mertuanya ponsel Ayana berdering panjang menandakan sebuah panggilan masuk. Ayana mengecek ponselnya ternyata Aston yang meneleponnya mungkin menanyakan kabar anaknya.

"Hai cintaku. Sedang apa kamu?" tanya Aston dari seberang sana.

"Aku sedang pergi ke rumah sakit bersama mama juga papa," jawab Ayana.

"Kenapa! Apa kamu sakit?"

"Tidak, aku sedang membawa Aurora ke rumah sakit untuk periksa,"

"Apa Aurora demam? Rumah sakit mana yang ingin kamu tuju?"

"Aku tidak tau karena dari tadi Aurora tidak berhenti menangis maka dari itu Papa mengajakku untuk membawa Aurora ke ruang sakit. Rumah sakit mulia yang tidak jauh dari rumah," jawab Ayana.

"Oke kita bertemu di sana sayang,"

"Baiklah. Kamu hati-hati di jalan."

Ayana menutup panggilan telepon dari suaminya setelah memberitahu kondisi Aurora.

"Apa itu Aston?" tanya nyonya Rosvelina.

"Iya, Ma. Aston akan menyusul ke rumah sakit."

Tak berselang lama mobil yang Ayana naiki tiba di rumah sakit. Ayana membawa Aurora dan Arlo di urus oleh nyonya Rosvelina. Ayana membawa Aurora ke poli anak untuk mengecek kondisi Aurora.

Setelah menunggu cukup lama nama Aurora di panggil oleh suster untuk masuk ke ruangan dokter. Sedangkan Arlo di asuh oleh nyonya Rosvelina yang masih tertidur dengan damai.

"Apa keluhannya, Bu?" tanya dokter.

"Sudah dua jam anak saya tidak berhenti menangis, saya pikir ia kehausan tapi ia tidak ingin menyusui, kira-kira ada apa ya, Dok?" ucap Ayana.

"Silahkan baringkan di sini, Bu." Dokter menyuruh Ayana untuk membaringkan Aurora.

Setelah melakukan pemeriksaan menyeluruh Dokter pun menjelaskan apa yang sedang di alami oleh Aurora.

"Ia hanya mengalami iritasi di bagian perutnya maka dari itu ia tidak mau menyusu. Akan saya beri obat yang anda minum. Jika tidak ada perubahan anda bisa membawanya kemari lagi," jelas Dokter.

Setelah dokter memberikan obat Ayana keluar dari ruangan di mana Ayana melihat Aston yang sudah menunggu di ruang tunggu.

"Bagiamana keadaannya?" tanya Aston.

"Iritasi bagian perut," jawab Ayana.

"Apa itu parah?"

"Semoga tidak," jawab Ayana.

Aston mengambil alih Aurora yang sedang terlelap tidur karena efek dari obat suntik yang diberikan oleh dokter. Aston mencium kening Aurora yang damai dalam tidurnya. Setelah pemeriksaan Aurora selesai mereka memutuskan untuk makan malam di luar terlebih dahulu sebelum pulang. Tak membutuhkan waktu yang begitu lama mobil tiba di sebuah restoran milik kedua orangtua Aston yang tak jauh dari rumah Ayana. Sebenarnya Ayana dan juga Aston sering kemari karena makanannya yang enak juga suasana malam begitu enak jika bersantai di sini.

Makanan tersaji di hadapan mereka begitu banyak membuat perut Ayana lapar karena memang sejak tadi sore Ayana tidak makan apapun karena mengurus kedua bayinya.

Ayana yang melihat Aston sedikit kesusahan mengendong Aurora sambil makan membuat Ayana kasihan kepada suaminya.

"Aston berikan Aurora kepadaku biar aku yang menggendongnya." Ucap Ayana yang mengulurkan tangannya.

"Tidak sayang, kamu makan saja yang tenang biar Aurora aku yang ngurus," ucap Aston.

Sedangkan Arlo begitu tenang di dalam stroller bayi. Aston sebenarnya sudah menaruh Aurora ke dalam stroller namun ia menangis tidak ingin di taruh di stroller maka dari itu Aston mengendong Aurora lagi.

Selesai makan malam mereka memutuskan untuk pulang ke rumah. Sesampainya di rumah Aston mencoba untuk menaruh Aurora ke tempat tidurnya dan akhirnya berhasil Aurora tidak menangis Aston pun memutuskan untuk pergi dengan langkah yang cukup tenang agar tidak membangunkan kedua anaknya yang sudah terlelap tidur.

Ayana baru saja selesai mandi dan sekarang ia sedang memakai beberapa skincare di wajahnya sebelum tidur.

"Sayang, aku besok harus ke Hongkong untuk melakukan bisnis," kata Aston memberitahu Ayana.

"Berapa hari?" tanya Ayana.

"Seminggu," jawab Aston.

"Kapan kamu akan berangkat? Apa besok?"

"Iya, aku besok berangkat jam delapan pagi,"

"Baiklah kalau begitu aku siapkan bajumu selama seminggu di sana,"

Aston mengangguk kepalanya dan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Ayana lebih dulu berbaring di tempat tidurnya setelah menyiapkan baju untuk Aston karena badannya begitu lelah mengurus kedua anaknya. Ayana tidak pernah mengeluhkan kondisi sengaja orangtua baru karena Ayana begitu menikmati peran barunya.

Aston baru keluar dari kamar mandi dan melihat istrinya sudah terlelap dalam tidurnya. Setelah mengeringkan rambutnya Aston ikut menyusul istrinya.

Pelukan hangat Aston berikan kepada Ayana yang sudah damai dalam tidurnya. "Terima kasih sudah menjadi istri dan juga yang baik untuk keluarga kecil kita. Aku mencintaimu." Kecupan mesra di kening Ayana menjadi penutup malam hari ini sebelum Aston tertidur.

...•••...

"Itu sayang baju Arlo ada di sebelah botol minyak angin." Tunjuk Ayana yang sudah merepotkan mengurus kedua bayinya pagi ini namun untungnya Aston ikut membantu.

Aston memakaikan baju untuk Arlo. Anak Aston yang satu ini begitu tenang dan begitu jarang menangis jika tidak kehausan saja. Beda dengan Aurora yang begitu rewel dan begitu banyak menangis.

Setelah semuanya sudah selesai Ayana menyiapkan sarapan untuk Aston karena sebentar lagi Aston akan berangkat ke Hongkong untuk melakukan pekerjaannya.

Tak masak yang aneh-aneh kali ini Ayana hanya memasak sederhana yang membuat Aston suka. Aston dengan cepat makan sarapannya dan berangkat menuju ke bandara untuk melakukan bisnisnya. Namun sebelum itu Aston melakukan rutinitas seperti biasanya sebelum berangkat yaitu mencium kening Ayana dan juga kedua anaknya.

"Ayah berangkat dulu, ya sayang jangan rewel dan buat Bunda pusing ya." Aston mencium kedua anaknya.

"Aku berangkat dulu," ucap Aston mencium kening juga bibir Ayana cukup lama.

"Kamu hati-hati ya. Kabarin aku jika sudah sampai di sana."

Ayana mengantar Aston kedepan. "Hati-hati di rumah ya, kalau ada apa-apa kabari aku."

Ayana mengangguk kepalanya dan Aston masuk ke dalam mobilnya dan pergi untuk menuju ke bandara. Setelah Aston pergi Ayana melakukan rutinitas selanjutnya yaitu mandi.

Kali ini Ayana begitu lama berada di kamar mandi karena ia melakukan beberapa rutinitas wanita maka dari itu Ayana berada di kamar mandi lebih dari satu jam lamanya.

"Aaaahhhh begitu ringan." Ucap Ayana yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Langkah demi langkah Ayana turuni anak tangga untuk menuju ke dapur karena pagi ini Ayana ingin membuat segelas susu dengan roti yang sudah ia siapkan sebelumnya. Ayana menyalakan televisi yang berada di ruang tengah karena Ayana ingin menikmati sarapan pagi ini sambil menonton televisi.

"Kembali lagi bersama kami di channel berita pagi ini. Pesawat milik Matthew yang terbang dari Jakarta menuju Hongkong, mengalami kecelakaan tragis saat melakukan pendaratan. Tidak lama setelah mendarat, pesawat meledak, menewaskan 38 orang. Penyebabnya masih di selidiki oleh pihaknya."

Gelas yang di bawa oleh Ayana terjauh saat mendengar kabar berita yang mengabarkan bahwa pesawat milik Matthew di mana Aston ada di dalamnya membuat jantung Ayana berhenti berdetak setelah mendengar kabar tersebut.

1
ANGIN TIMUR JAYA
bagus ceritanya ditunggu up nya
dwinabila04: terima kasih banyak untuk komennya dan likenya❤️
total 1 replies
anita
lanjuut
Nuriati Mulian Ani26
kayaknya ..pernikahan mereka harus bnyak debat dan jutek
anita
ini ngjk nikah kok kyak mau beli kangkung aja
Djuariah
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!